Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

meanynovendiAvatar border
TS
meanynovendi
Epilog Cinta Sang Penggalang



Cerpen Pramuka


Quote:




Aku dan Eka masih berbisik-bisik mengagumi kegantengan pengomando latihan hari ini.

"Siap, grak! Lancang depan, grak! Tegak, grak!" Suara bariton milik kakak kelas yang paling ganteng menurutku berkumandang.

"Istirahat di tempat, grak!" perintahnya kembali. Tajam matanya memandang ke arahku dan Eka, teman dekatku. Kami mendadak terdiam.

"Hari ini, kalian semua sudah resmi menjadi Pramuka Penggalang. Saya sebagai Pimru Elang, mewakili kakak pembina, menyampaikan, berlatihlah yang serius. Untuk jadi pramuka yang sejati, jangan main-main." Ekor matanya mengarah padaku dan Eka. Aku meluruskan pandangan, pura-pura mendengarkan.

"Penggalang Putra, Gugus depan 101. Penggalang Putri, Gugus depan 102. Ingat itu. Besok latihan rutin akan dimulai. Setiap hari minggu, pukul tujuh pagi semua sudah berkumpul di lapangan sekolah, dengan pakaian dan peralatan pramuka, lengkap. Mengerti!"

"Siap, Mengerti!" Serempak kami menjawab.

"Baik. Cukup untuk hari ini. Siap, grak. Bubar, Jalan!"

Rio, kakak kelas sekaligus pelatih hari ini, berbalik badan. Sebelumnya, masih meninggalkan tatapan sinis padaku. Entah dia benar marah, atau cuma perasaanku saja.

***


Sejak pertama menginjakkan kaki di sekolah menengah pertama ini, aku yang tak sengaja menatapnya saat pembinaan P4, langsung mengagumi sosoknya. Entah mengapa, aku tak tahu bagaimana bisa dada ini berdebar tiap melihat atau mendengar namanya disebut.

Terburu, aku mengambil sepeda di penitipan, supaya tidak kemalaman di jalan. Bertambah grogi, saat kulihat ia dan teman-temannya berkumpul di rumah sebelah tempat penitipan sepeda itu.

'Aduh, matilah aku.'

Pelan, tanpa suara aku bergegas membawa sepeda dan mengayuhnya sekuat tenaga. Eka sudah jauh di depan. Meninggalkanku sendiri.

'Dasar tak setia kawan. Padahal, dia tahu kalau aku suka dengan Kak Rio. Bisa-bisanya dia biarkan aku mengambil sepeda sendirian.'

***


Sumber: republikjatim.com




Sebulan sudah kami melaksanakan latihan rutin. Minggu depan, akan ada persami untuk acara peringatan hari pramuka. Aku kebagian membawa peralatan untuk memasak.

Sebelum pulang latihan minggu ini, aku menitipkan surat untuk Kak Rio, lewat seorang teman. Dia mengaku tinggal di sebelah rumah Kak Rio.

Aku yang sudah lama memendam rasa, memantapkan hati, bahwa sekarang saat yang tepat untuk mengungkapkan. Jika diterima, saat persami nanti, aku sudah berstatus sebagai pacar Kak Rio.

Yakin sekali kalau dia akan menerima cintaku. Sebab, berkali-kali aku memergokinya menatapku dari kejauhan. Letih menunggu ungkapan darinya, maka biarlah aku yang lebih dulu menyibak tirai hatinya.

Saat sedang sibuk membereskan peralatan smaphore dan buku saku pramuka untuk dibawa pulang, aku mendengar riuh rendah di lapangan. Tak ayal, aku melongokkan kepala dari jendela kelas -yang dipakai pembina untuk memberikan materi-, untuk melihat apakah gerangan penyebab sorak sorai itu.

Perlahan, aku melangkah meninggalkan ruangan. Jarak yang tak terlalu jauh, membuat aku yang baru berjalan lima langkah, mendengar sayup isi suratku dibacakan -surat yang aku titipkan tadi-, di tengah lapangan dan di depan semua anggota pramuka.

Astaga. Merah padam rasanya wajahku. Tak sanggup lagi mengangkat muka. Cepat-cepat aku berpaling dan berlari masuk ke kelas.

"Sinta, temui saya di kantor!" tegas Kak Marwan, kakak pembina gugus depan penggalang putra. Terlambat. Artinya, semua orang sudah melihatku. Entah apa yang ada di pikiran mereka. Kasak kusuk masih terdengar jelas di telingaku.

Dengan rasa malu yang tak tertahankan, aku melangkah ke arah yang berseberangan, menuju kantor.

'Sialan, siapa yang menyerahkan surat itu pada Kak Marwan. Bukankah aku menitipkan pada si Maula?'

Hampir setengah jam aku diceramahi oleh Kak Marwan. Panjang kali lebar, supaya aku fokus belajar dulu. Bukannya cinta-cintaan. Masih terlalu muda, katanya.


Aku cuma bisa menunduk dan menganggukkan kepala, meski dalam hati mengomel. Memangnya perasaan bisa diatur-atur?


***


Peristiwa itu sungguh membuatku malu. Bahkan, untuk berselisih jalan saja dengan kak Rio aku tak sanggup.

Latihan rutin pramuka kujalani sambil menganggap dia tak ada di sana. Meski kadang masih juga aku curi-curi pandang. Dia juga beberapa kali kupergoki sedang menatap ke arahku.

Entahlah, aku tak ingin cari masalah lagi. Biarlah rasa ini kupendam saja. Walau pun kenyataannya, semua anggota gugus depan kami, sudah mengetahuinya. Gara-gara surat tak berguna itu!

***


Sumber : pramukagarudaindonesia.blogspot.com


Persami pun tiba. Beberapa gugus depan penggalang di kotaku mengikutinya. Hari pertama, kami apel pembukaan. Kemudian memasang tenda di tempat yang telah ditentukan panitia. Antara penggalang putra dan putri, area tenda dipisahkan oleh lapangan seluas dua puluh lima meter persegi.


"Sinta, besok kamu dan Eka mewakili gudep kita untuk lomba morse." ujar kakak pembinaku, Kak Ros. "Untuk PBB bertongkat, semua harus ikut. Lakukan dengan disiplin, sebagaimana waktu kita latihan," lanjutnya dengan tegas.

Gugus depanku selalu menjadi juara pertama di tiap cabang lomba untuk Penggalang. Jadi, kali ini pun Kak Ros berharap hal yang sama.

Malam ditutup dengan renungan di tengah api unggun. Posisi Kak Rio yang berhadapan denganku, memudahkan untuk menatapnya. Namun, aku juga jadi salah tingkah, bila dia menatapku.

Sedikit pun tak ada konsentrasi mendengarkan petuah-petuah yang disampaikan oleh para pembina. Hatiku terbagi dua, antara ingin cepat selesai agar bisa melarikan diri dari tatapannya, atau ingin semua tak berakhir agar selalu bisa menatap wajahnya.

Itu saja sudah membahagiakan buatku.

Akhirnya, acara api unggun selesai. Bersiap untuk besok.

***


Hari kedua persami. Subuh kami sudah terjaga. Bersiap olahraga pagi dan sarapan. Sebelum memulai seabrek perlombaan.

Dari jauh, aku melihat Kak Rio berjalan ke arahku. Cepat-cepat aku masuk ke dalam tenda. Ternyata, dia menyampaikan pesan Kak Marwan pada Kak Ros.

Tanpa terasa, hari berlalu dengan cepat. Aku menyelesaikan tugas dengan menjawab secara cepat dan tepat semua kode morse yang bunyikan penguji. Saat yang lain masih menerka-nerka, aku sudah berhasil mengucapkan kalimat yang dimaksud.


Akhirnya persami ditutup. Kembali gugus depan kami menjadi juara umum. Bahagia tak terkira.

Aku mengemas peralatan sambil bersenandung. Saat yang lain juga sibuk berkemas, tiba-tiba Kak Rio sudah berdiri di sebelahku. Terkejut bukan main. Sampai aku tak bisa bergerak dan berbicara. Mata ini terpaku menatapnya.

Seperti mengerti dengan keterkejutanku, ia langsung meminta maaf.

"Maaf, jika aku membuatmu terkejut," bisiknya pelan. "Tapi, ada sesuatu yang harus kukatakan padamu."

Aku menatapnya tak mengerti. Jantung berdetak tak karuan. Susah payah meredam degupnya. Kak Rio menatapku tajam.

"Jangan salah paham dengan sikapku. Sedikit pun aku tak ada perasaan apa pun padamu. Jadi, jangan pernah berharap lebih!" tegasnya. "Jangan ge-er, kalau kau melihatku sering menatapmu. Itu bukan apa-apa!"

Kata-katanya menusuk tepat ke ulu jantung. Tak berdarah, tapi sakit sekali. Bagai direnggut paksa oleh tangan yang tak terlihat. Lama aku terpaku, hingga saat sadar, air mataku sudah menetes perlahan. Ia sudah pergi.

Di senja penutup persami, aku membawa sebuah lara. Tentang cinta yang tak kesampaian.


***


Delapan belas tahun berlalu. Tak sengaja mataku menatap sebaris nama yang amat sangat ku kenal. Tercetak di halaman media sosial milikku. Sebab memiliki beberapa teman bersama.

Aku menekan tombol profil. Ternyata memang dia. Cinta masa remajaku yang tak kesampaian. Sejak kejadian senja itu, aku sudah mengubur jauh namanya. Namun, ia tak benar-benat pergi.


Kenangan masih terukir jelas. Sebaris nama takkan terlupa. Namun, rasa itu sudah tak ada. Waktu telah menghapus debar-debar itu.


Tamat
Diubah oleh meanynovendi 29-08-2019 08:03
syafetriAvatar border
KnightDruidAvatar border
someshitnessAvatar border
someshitness dan 14 lainnya memberi reputasi
15
5.3K
84
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan