Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lonelylontongAvatar border
TS
lonelylontong
Jangan-Jangan Anda Atau Pasangan Anda Kecanduan Seks? Cek Gejala-nya Di Sini Gan.

gbr diambil dari : couplescounselingmd.com


Kecanduan seks, fenomena ini seringkali masih dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang. Apalagi bagi yang merasa sudah dewasa dan merasakan nikmatnya bercinta (kata alm. Chrisye dalam salah satu lirik lagu-nya).

Tidak bisa dipungkiri, seks adalah salah satu kebutuhan biologis yang penting dalam kehidupan kita. Fungsi seksual adalah sesuatu yang hadir secara alami dalam jasmani kita. Inilah salah satu kesulitan dalam men-diagnosa dan merehabilitasi seseorang yang kecanduan seks. Harus dipahami bahwa, jika seseorang menikmati seks bukan berarti dia adalah seorang pecandu seks.

Seseorang bisa dikatakan kecanduan seks, apabila seks sudah menjadi tuan atas dirinya.

Kecanduan seks bisa menyebabkan penderitaan pada pasangan, membahayakan orang lain dalam masyarakat, dan juga merusak diri sendiri.

Beberapa contoh kecanduan seks dan percintaan misalnya, adalah seseorang yang tidak bisa bertahan pada satu hubungan saja. Gonta-ganti pasangan, tidak puas dengan hubungan seks yang normal, atau sebaliknya masturbasi berlebihan dan justru hilang gairahnya seksualnya terhadap pasangan.

Seperti men-diagnosa sebuah penyakit, kita bisa menentukan apakah seseorang dikategorikan kecanduan seksual, atau hanya penikmat hubungan seks yang masih wajar, dengan melihat gejala-gejala psikologis dan fisiologis pada seseorang.

Dengan merangkum beberapa sumber, berikut ini beberapa gejala yang bisa agan-agan pakai, untuk menjadi diagnosa awal, kira-kira apakah agan-agan ini sudah kecanduan seks atau tidak.

1. Apakah fantasi seksual, keinginan seksual, atau obsesi akan seks, mengganggu aktivitas agan sehari-hari? Mempengaruhi performa agan dalam pekerjaan. Mengganggu hubungan agan dengan keluarga. Dsb.

2. Memandang lawan jenis (bagi yang heteroseksual), atau sesama jenis (bagi yang homoseksual), sebagai obyek pemuas nafsu agan. Dalam artian agan mendapati kesulitan untuk memandang dia sebagai manusia dengan perasaan dan kebutuhan-nya sendiri yang harus agan hormati.

3. Apakah agan memiliki kesulitan untuk mempertahankan hubungan dengan satu pasangan saja? Adakah agan melihat satu pola tertentu pada hubungan-hubungan agan tersebut?

4. Apakah perilaku seks agan, pernah menyebabkan agan bermasalah dengan hukum? Atau memiliki resiko akan bermasalah dengan hukum, hanya kebetulan masih beruntung.

5. Apakah dalam perilaku seks agan,  ada unsur-unsur : pemaksaan kehendak, kekerasan seksual, ancaman resiko penularan penyakit seksual.

6. Apakah obsesi dan perilaku seksual agan, membuat agan ter-isolasi secara sosial?

7. Apakah timbul perasaan bersalah atau cemas, setelah agan selesai berhubungan seksual, atau melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan seksual agan?

8. Apakah agan merahasiakan perilaku seksual agan?

9. Apakah agan memiliki keinginan untuk berhenti dari satu obsesi atau perilaku seksual tertentu, namun agan tidak mampu menghentikannya?

10. Apakah intensitas dan variasi perilaku seksual agan, cenderung terus meningkat dan ke arah yang lebih ekstrim dari waktu ke waktu, disebabkan karena hubungan seksual yang wajar tidak lagi memuaskan agan?

Jika ada beberapa pertanyaan di atas yang jawaban-nya iya, mungkin ada baiknya agan membaca lebih banyak lagi mengenai kecanduan seksual, atau lebih baik lagi mencari bantuan profesional.

Secara garis besar, apabila agan mencermati pertanyaan-pertanyaan di atas, seseorang dikatakan kecanduan seksual apabila :

1. Perilaku dan obsesi seksualnya menimbulkan masalah dalam kehidupan pribadi, keluarga dan sosialnya. Ini adalah gejala yang paling mudah dilihat.

2. Ketidak mampuan untuk mengontrol perilaku dan obsesi seksual. Ini berhubungan dengan point no. 1, artinya karena ada ketidakmampuan mengontrol perilaku dan obsesi itu, akhirnya aspek-aspek lain dalam kehidupannya menjadi korban.

3. Persepsi dan obsesi tentang seks, mengacaukan persepsi yang positif atas diri orang lain. Misalnya seorang pedophilia, pada saat kcanduan sedang menguasai dirinya, dia tidak akan merasa kasihan pada korban-nya, pada saat itu korban hanyalah obyek.

Jadi bisa dilihat bahwa kecanduan seksual bukanlah perilaku seksual yang wajar. Kecanduan seksual berpotensi membahayakan kehidupan orang lain dan diri sendiri.

Bagi agan-agan yang merasa dirinya kecanduan seksual, jangan kuatir gan, meskipun mungkin lebih sulit, tapi seperti juga kecanduan-kecanduan yang lain, kecanduan seksual bisa di-rehabilitasi.

Pada trit lain, saya akan coba membahas, apa saja yang bisa dilakukan untuk melepaskan diri dari kecanduan seksual.

Referensi :
- https://www.healthline.com/health/addiction/sex
- https://www.psychguides.com/behavior...sex-addiction/
- https://www.medicalnewstoday.com/art...les/182473.php
- https://saa-recovery.org/am-i-a-sex-...lf-assessment/
Diubah oleh lonelylontong 01-09-2019 09:46
swiitdebbyAvatar border
swiitdebby memberi reputasi
1
911
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan