Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Vieee111Avatar border
TS
Vieee111
Rumah Sebagai Cerminan Emosi Anak Kita
Siapa bilang anak-anak tidak akan terpengaruh jika melihat orang tuanya bertengkar?

Siapa bilang anak-anak akan tak acuh jika melihat orang tuanya saling pukul?

Ketahuilah. Segala sesuatu yang berkembang dalam diri seorang anak itu berawal dari keluarga, orang tua, rumahnya.
Anak-anak memiliki otak yang lunak. Dengan otaknya yang masih belum matang betul, mereka akan dengan mudahnya membentuk atau menyerap apa saja yang dilihat dan dirasakan.

Suatu hari terdengar obrolan seorang ibu yang mencemaskan anaknya yang dicap nakal, sulit diatur dan suka memukul.
Ibu itu juga memarahi anaknya di depan umum karena bertindak kurang ajar (meludah saat diberi tahu).

Antara malu dan kesal, ibu itu langsung memukul anaknya saat itu juga, di depan orang banyak yang saat itu sedang antre untuk pengambilan raport.
Lalu apakah sang anak jera? Berubah penurut seperti harapan ibunya? Tentu saja tidak.

Di kemudian hari, anak laki-laki itu semakin tidak keruan sikapnya, terlebih lagi jika terhadap orang yang lebih tua. Bahkan ia pernah mengangkat tangan hendak memukul wajah guru yang membimbingnya di sekolah tiap kali diperingatkan untuk melakukan sesuatu.

Miris sekali. Terlebih saat diketahui bahwa kebiasaan pukul-memukul sudah menjadi tradisi di rumahnya. Meski sang anak sangat cerdas, menonjol dalam bidang akademik, sikap dan perilakunya membuat kedua orang tuanya stres.

Lalu, sebenarnya siapakah yang salah dalam hal ini?
Anak yang tahu-tahu dicap nakal?
Orang tua yang tidak bisa menahan emosi?
Atau guru di sekolah yang gagal mendidik anak?

Tidak adil rasanya menyalahkan salah satu pihak saja, sementara tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh semua lingkungan yang dilihat dan dirasakan.

Sang anak hanya meniru apa yang selama ini ia pelajari, ia terima dan ia rasakan. Jika selama di rumah, dirinya selalu diperlakukan buruk, jangan salahkan pihak sekolah yang membimbingnya jika ia menjadi anak yang nakal dan sulit diatur. Meski sama-sama penting, kunci utama atau pengaruh terbesar bagi perkembangan emosi seorang anak adalah rumahnya, di mana ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk berinteraksi dengan kedua orang tuanya, orang pertama yang mereka kenal.

Oleh sebab itu, pihak orang tua adalah pihak yang mempunyai pengaruh paling besar. Karena dari para orang tua anak-anak pertama kali belajar.

Suasana rumah yang hangat, nyaman, dan penuh kasih sayang, tentu akan menjadikan anak-anak betah dan merasa diterima. Mereka akan tumbuh menjadi anak yang penyayang. Begitu juga dengan suasana rumah yang tidak keruan, berantakan, panas dan tidak ada kehangatan maupun kasih sayang, hal itu akan menyebabkan emosi seorang anak menjadi buruk dan gampang marah.

Oleh karena itu, penting sekali bagi para orang tua, untuk menciptakan kondisi atau suasana rumah senyaman mungkin, sehingga menjadikan anak-anak yang tinggal di dalamnya merasakan kehangatan, betah dan merasa diterima. Sehingga kelak, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang hangat, penuh kasih sayang serta pandai mengelola emosi.

Purworejo, Agustus 2019


tata604Avatar border
tata604 memberi reputasi
1
252
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan