Api Unggun Tak Lagi mencekam

Beranda
Komunitas
Story
Stories from the Heart
Api Unggun Tak Lagi mencekam

Surobledhek746

08-08-2019 14:03

Salam Pramuka, prok prok prok

sumber kaskus

Setelah setengah hari berebut dengan teman, akhirnya memasang tenda selesai. Kebetulan tenda kami ditaruh paling unjung. Ada sepuluh tenda pada PERJUSAMI kali ini.

gambar

Selesai salat maghrib, acara makan-makan. Namanya juga kemah. Makannya ya seadanya. Mie instan rebus dan ikan asin. Tak lupa, sambel terasi bawaan dari rumah.

"Salam pramuka! Don, teman kita ada yang kerasukan. Bergulung-gulung di tanah. Ayo kita tolong," suara Rini tiba-tiba.

Kami delapan orang meloncat dari tenda. Makanan yang belum habis disantap, kami lepas. Mengejar mengikuti arah Rini.

Benar, Neneng lagi menggelepar. Berguling-guling di tanah. Remang-remang. Obor jauh dari tempat itu.

"Panggilkan kakak pembina, ya?" teriakku ketika itu.

Aku adalah ketua regu macam. Namaku Doni, kelas 11 SMA. Sejak SMP sudah terbiasa mengkuti macam-macam perkemahan pramuka. Namun baru kali ini menemukan temanku yang kesurupannya tidak biasa.

Dulu pernah, ketika PERSAMI ada juga teman yang kerasukan. Setelah roboh, lemes. Paling banter cuma nangis. Tapi Neneng ini kesurupannya berbeda. Berguling-guling di tanah. Badannya keras meronta. Empat orang membangunkan tetap gagal.

"Salam, gimana!" kata kakak pembina.

"Berat banget kak, tak bisa diangkat." kataku

"Ayo kita bawa ke musala," pinta kakak pembina.

Karena kakak pembina lebih kekar dari kami, dan atas komandonya akhirnya Neneng mampu kami angkat.

"Sudah, letakkan di sini saja. Kalian semua tunggu di luar ya!" perintah kakak pembina.

Kami bingung, biasanya diberi macam-macam perlakuan. Tapi kali ini tidak. Neneng dibiarkan ditaruh dalam musala. Seorang diri.

Tiba-tiba, di sudut lapangan yang lain terdengar suara riuh. Teriakan ketakutan. Pasti ada kesurupan lagi pikirku.

Benar. Beberapa orang datang mengangkat teman yang lain, masuk ke dalam musala. Dan tetap saja, Neneng dan teman satunya tadi direbahkan dalam musala. Kemudian kami semua diminta untuk jaga di depan pintu.

"Jangan sampai mereka bangun dan keluar ruangan ini ya," pinta kakak pembina.

Kami pun mengikuti instruksi kakak pembina. Sambil harap-harap cemas. Jika terjadi sesuatu bagaimana? Sementara kakak pembina keliling tenda lainnya.

Beberapa orang yang lain datang. Membawa teman yang kesurupan. Kalau tidak lupa jumlahnya sekitar 9 orang. Semua di rebahkan di ruang yang sama. Beruntungnya yang kesurupan adalah anak perempuan.

Sekitar setengah jam, kami yang di luar musala lagi asyik bercerita tentang pengalaman kesurupan ketika di SMP. Ada yang diberi bawang putih, minum air yasin, diikat jempol kakinya dengan gelang karet. Tetap saja tak menyembuhkan kesurupan.

gambar

Kami berpikir, kakak pembina salah prosedur. Mana mungkin orang yang kesurupan dibiarkan dalam ruangan. Tapi, kami semua percaya kakak pembina pasti lebih banyak pengalamannya dari pada kami.

Sekitar satu jam, kakak pembina datang.

"Bagaimana? Mereka sudah siuman?" kata kakak pembina.

Saking asyiknya bercerita bersama teman-teman, kami lupa kalau sedang diperintahkan untuk jaga. Seperti dikomando, akhirnya kami berdiri serempak. Masuk ke dalam musala.

Dan, benar. Sembilan orang yang kerasukan tadi sekarang lagi tidur pulas. Tak ada gerakan mencurigakan.

gambar

"Dengarkan kakak. Lain kali, jika ada teman kalian yang kerasukan ketika malam perkemahan carikan tempat aman. Taruh di sana. Kemudian tunggu saja. Seolah tidak terjadi apa-apa. Paling lama satu jam, mereka akan siuman atau tertidur pulas." kata kakak pembina memberi penjelasan.

Akhirnya malam mencekam berlalu. Teman yang kerasukan berlangsung siuman dan pulih seperti sedia kala. Tak ada perlakuan apa-apa. Hingga pesta api unggun semua berjalan meriah. Tak ada kejadian apa-apa lagi. Salam pramuka.

Sampai Jumpa di tread gw selanjutnya Gan/Sis. Bey bey

Diubah oleh Surobledhek746 09-08-2019 01:59