Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

indahmamiAvatar border
TS
indahmami
Jurit Malam Kemah Bakti
Jurit Malam Kemah Bakti










Sumber: di sini


Derap kaki melangkah ke sana kemari membisingkan telinga, banyak sekali barang berserakan tapi tetap tertata. Jiwa-jiwa muda mengenakan seragam kebesaran berwarna coklat dengan segala jenis perlengkapan menempel di badan. Tidak terasa matahari mulai meninggi, menandakan seharusnya berangkat secepatnya. Jika tidak, semakin siang semakin lama waktu tempuh perjalanan.



"Anak-anak waktunya berangkat, barang-barang kalian sudah diangkat oleh panitia. Kalian tinggal absen anggota dalam regu. Laporkan jika sesuatu terjadi." Titah Pak Heri.



Akhirnya setiap ketua regu mengabsen satu persatu, barang kali ada yang tertinggal. Setiap regu beranggotakan 10 siswa dengan tugas masing-masing. Sejujurnya ini sangatlah rumit dan ribet. Mengingat kami tak pernah tidur atau pun memasak sendiri. Namun bagi kami yang angkatan tahun ke tiga sudah biasa, karena mengikuti setiap tahun suka dan dukanya.


Setelah proses absen selesai, kami harus jalan kaki menempuh berkilo-kilo meter. Kalian bisa bayangkan bagaimana perjuangan kami saat kemah bakti ini. Kalian boleh menyebutya persami, karena memang kemah bakti ini sabtu minggu. Tidak, tidak, kami berangkat jum'at pagi dan pulang minggu siang. Mungkin bisa disebut perjusami, perkemahan jum'at, sabtu, dan minggu.


Setelah menempuh perjalanan yang sangat panjang, melewati rumah penduduk dengan akses jalan setapak. Pohon jati menjulang tinggi berjajar di sisi kanan dan kiri jalan. Tibalah rombongan sekolah di tempat tujuan, lapangan yang sangat luas. Jauh dari rumah penduduk, toko, dan dari manapun.



"Ya ampuun, tahun ini kita harus serius masak. Jangan sampai kekacauan dulu terulang." Keluh Anis si pemilik tubuh mungil.

"Bener itu, harus berbagi tugas. Yang masak harus bener-bener pandai masak." Imbuh sang ketua regu.



Kami semua tersenyum miris mengingat tahun-tahun lalu, karena kenyataan'y tiga tahun berturut-turut kami satu regu. Tahun pertama masih newbie banget, masak nasi tidak matang, masak lauk tidak enak. Akhirnya memilih masak mie setiap jadwal makan. Tahun ke dua sedikit membaik, karena ada koki yang lumayan handal. Setidaknya kami tak perlu makan mie terus menerus.


Tibalah semua di tenda yang memang disiapkan untuk regu kami. Selalu saja mendapat tenda paling ujung. Satu tenda diisi 10 orang, intinya satu tenda ya satu regu.



"Ndah, kamu temenin aku nyari kayu bakar persiapan untuk temen kita yang masak." Perintah sang ketua.

"Baiklah, aku ikut denganmu." Indah mengikutinya, mau tidak mau karena memang harus berbagi.

"Biarkan yang lain berbagi tugas, sudah kubuat jadwal. Tahun ini benar-benar berat. Apalagi kudengar ada kenaikan tingkat dan jurit malam. Walau enggak semua ikutan kenaikan tingkat, tapi khusus jurit malam semua wajib ikut." Penjelasan sang ketua regu.

"Iya, aku ngerti Mi." Kepalaku mengangguk.


Yup, Mia nama ketua regu kami. Ada banyak nama di regu kami dan sangat ramai tentunya.


"Sepertinya cukup, kita pulang saja. Sudah terlalu lama meninggalkan tenda. Setelah ini pasti kegiatan bejibun."



Kita bergegas menuju tenda, lumayan jauh mengingat di sini seperti hutan. Untuk mandi saja harus ke sendang (tempat mandi bareng-bareng di tengah hutan).



"Wah, banyak sekali kayunya. Lumayan bisa sampai besok," ucap Lisa.

"Alhamdulillah, biar kita bisa fokus ikut kegiatan dan kamu fokus masak. Soal jaga tenda, nanti bergiliran seperti jadwal," kata sang ketua.



Kami mengangguk serempak hingga panggilan dari guru membubarkan dan bergegas ke tengah lapangan. Banyak siswa yang berkumpul dan berbaris menurut regu masing-masing. Meski matahari tengah bahagia di atas langit sana, tapi semangat kami tak pernah pudar. Bermandi keringat, kaki tersengat listrik, membeku seperti tersiram ribuan liter es.
Oh, nikmat mana lagi yang harus didustakan? Mengingat hanya setahun sekali mersakan terik matahari di atas cakrawala.


"Baiklah, jadwal sudah ditentukan oleh pembina dan panitia. Kalian tinggal mengikuti saja. Aturan harus ditaati, jika tidak maka mendapat hukuman. Entah apapun hukuman itu. Silahkan kembali ke tenda masing-masing untuk isoma. Mulai nanti sore kegiatan dimulai," jelas Pak Heri.



Satu jam rasanya begitu melelahkan, semua bubar memasuki tenda masing-masing. Akhirnya bisa istirahat setelah berdiri lama di tengah lapang. Ada yang sekedar berbaring, bermain hp, mendengarkan lagu, dan tentu tidur. Bukankah istirahat itu tidur? Hahaha ... kalian lucu sekali.




*********




"Ndah, Ndah, Indah." Mencoba mengguncangkan tubuh temannya. Sialnya tak bangun-bangun. "Tidur atau mati sih!" Kepalanya geleng-geleng.

"Ndah, bangun Ndah. Waktunya apel sore. Kamu mau dihukum? Cepetan!" Teriaknya.

"Astaga! Vivi!" Mataku melotot memandangnya.

"Kamu tuh tidur atau mati? Dibangunin ribuan kali tetep gak bangun-bangun. Suaraku sampai serak nih!"

"Ya iya, maaf, aku kecapekan. Jadi ya gitu deh." Senyum tanpa dosaku tercetak manis di bibir.

"Ya udah, cepetan pakai perlengkapanmu. Kita apel di lapangan. Cepet bergegas!" Bentaknya.

"Siap bos!"



Hampir saja telat jika Vivi tak membangunkan. Ternyata sudah berkumpul, beruntung guru belum naik mimbar. Jika tidak, astaga! Aku tak mampu membayangkan hukuman apa yang akan kuterima.



"Nah, ini dia murid tukang tidur," kata sang ketua.

"Hehehe...." Cengiran khasku tanpa dosa.



Kulihat guru sudah naik ke atas ditemani beberapa temanku yang jadi panitia sekaligus pembina. Kami mendengar perkata yang diucapkan oleh beliau. Hingga diakhir pidatonya, kalian boleh menamai pidato. Entahlah, aku bingung. Itu pidato, pembukaan, atau apalah itu.



"Anak-anak, tepat jam 00.00 jurit malam. Siapkan diri kalian. Jangan sampai terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan."

"Siap!" jawab kami serempak.



30 menit berlalu, akhirnya barisan bubar.



"Ndah, katanya jurit malam di kuburan. Aku jadi takut," ucap Vivi.

"Gak usah takut Vi, toh gak ada apapun di sana. Terpenting saat masuk mengucapkan salam dengan sopan." Kulihat Vivi mengangguk.

"Waktunya mandi, kita mandi kemana ya Ndah?" bertanya padaku.

"Entahlah," mengangkat bahu tak tahu. Memang tak tau, mengingat ini tanah lapang yang jauh dari pemukiman.

"Denger-denger sih, mandi di sendang. Aduuhh ... gak bisa bayangin gimana entar. Pasti anak-anak cowok pada ngintip."

"Ehh, emangnya bakalan semua ke sana? Pasti guru sama panitia udah menyiapkan beberapa tempat alternatif," jelasku.

"Eh, iya yah." Tepok jidat.



Akhirnya isoma datang, saatnya mandi. Yah, walaupun gak bisa dikatakan mandi. Mengingat peralatan mandi kami alakadarnya. Baju juga enggak diganti, ini lagi ... ini lagi. Bisa kalian bayangkan betapa baunya badan yang menempel pada pakaian kebesaran kami.



"Astaga! Aku gak kuat Vi. Bau banget bajunya." Keluh Lina.

"Sabar kali Lin, namanya juga kemah. Ganti gak ganti. Hahaha ... terima nasib aja. Dicucipun percuma, belum kering udah dipake lagi. Tambah apek tuh."

"Bener juga Vi," kata Lina. Kami mengangguk setuju.



Mau tak mau akhirnya harus menerima keadaan, toh hanya 3 hari 2 malam. Sabar dan ikhlas kunci kemenangan.



"Ayo, mereka udah keluar. Giliran kita."

"What kita?"

"Ya elah, waktu kita habis buat nunggu antrian. Kalau gak bareng-bareng bisa telat. Kalau telat ya kena hukuman, kalian mau?" tanya sang ketua.



Lagi-lagi kami serempak menggelengkan kepala tanda tidak setuju, mau tidak mau akhirnya harus mau. Setiap bilik dipake 5 orang. Astaga! Benar-benar sial!


Sekembalinya dari sendang, kami masuk tenda untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. Kegiatan demi kegiatan telah selesai dengan sempurna, hingga waktu benar-benar istirahat. Yup, akhirnya bisa makan dengan jenak masakan sang koki. Siapa lagi kalau bukan Lisa si tangan enak. Walaupun tak seenak masakan emak di rumah, cukup untuk mengganjal perut. Perut terasa penuh dan kenyang, waktunya beristirahat. Lelah mendera sekujur tubuh, tiba-tiba satu persatu dari kami tumbang ke alam mimpi.


"Bangun, bangun, waktunya jurit malam." Terdengar suara teriakan di luar tenda.

"Hoaaammmmm, udah jurit malam aja." Sang ketua bangun terlebih dahulu.

"Woooiii, bangun! Waktunya jurit malam. Cepat pakai seragam dan perlengkapan pramuka kalian."



Kami yang kaget setengah tidak sadar segera bangun dan menggunakan seragam kebesaran. Berlarian ke luar tenda menuju lapangan, ternyata banyak mata-mata lelah yang terbangun. Sepertinya mereka pun sama, masih ingin tidur.


Mendengarkan penjelasan setiap informasi yang diucapkan para pembina, hingga tiba saatnya satu persatu regu memasuki area kuburan. Begitu gelap tanpa penerangan, kami hanya diberi satu lilin untuk setiap regu.



"Jangan kosong pikiran, harus fokus dan ucapkan salam sebelum masuk kuburan." Kami mengangguk tanda setuju.



Tibalah giliran regu kami masuk, tentu terlebih dahulu mengucapkan salam. Setelah sampai di tengah area pemakaman, terlihat ada pohon bambu bergoyang dan membuat sensasi merinding di sekujur tubuh. Baru beberapa langkah, kami mendengar teriakan dari regu lain. Begitu histeris dan ketakutan. Seorang siswa kerasukan sesuatu yang menyebutnya Nyi Loreng. Sesosok ular berkepala manusia, siswa yang kerasukan mendesis, melingkuk-lingkuk seperti ular. Ternyata Nyi Loreng marah, karena gadis yang dirasuki berkata kotor dan kasar.


"Ehh, ada apa itu yah? Apa kita putar balik aja?" tanya Vivi.

"Jangan! Pasti ada panitia dan guru-guru yang menangani. Fokus keluar dari sini saja. Bisa bahaya kalau kita ikutan seperti mereka," jelas sang ketua.



Setelah drama yang begitu menegangkan, akhirnya kami keluar juga. Fyuuuhhh ... nafas rasa syukur. Tibalah kami di tenda, begitu penat menyerang raga.



"Bersihkan dulu badan kalian, lalu istirahat. Besok masih banyak kegiatan." Perintah sang ketua.



Malam semakin larut, menunggu berganti sang fajar datang. Rasanya begitu nyaman setelah melewati banyak kegiatan dan drama jurit malam. Berharap esok tubuh kembali fit dan segar. Mata-mata lelah mulai terpejam, tak ada suara lain selain harmoni suara desahan nafas kami yang tertidur.







TAMAT
Diubah oleh indahmami 22-09-2019 16:02
CahayahalimahAvatar border
erina79purbaAvatar border
IztaLorieAvatar border
IztaLorie dan 12 lainnya memberi reputasi
13
4.1K
110
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan