Sebelumnya gw mau curhat dulu nih, gw lagi magang gitu sama salah satu temen gw laki-laki. Nah masalahnya gw sama dia itu emang temen deket gitu dari awal semester sampek menuju semester akhir. Partner for everything gitu lah pokoknya, bahkan kita nggak janjian buat magang di tempat yg sama tapi 2x nglamar ditempat magang yang sama juga dan akhirnya ketemu gt di tempat magang sambil ketawa. Ungkapan kalo cewek lebih menggunakan insting dan perasaan dalam menyikapi suatu hal terbukti nih di takdir pertemuan gw sama temen gw. Selama magang di cerita banyak bgt keg w mulai keresahannya, masalah keluarga, kenapa dia bisa ada di titik itu sekarang, semua yg ada dihidupnya diceritain. Karena dia udah open disclosure, gw berani juga gitu nyritain masalah apapun di hidup gw ke dia. Ntah gw yang terlalu ambil perasaan atau gimana ya gw mulai nyaman gitu sama dia, mulai berekspetasi lebih terhadap kelanjutan hubungan ceiiilahhhh. But on the real its so hard and hurt

 


 
Jadi ada salah satu jenis hubungan namanya “Platonic Relationship”. Dilansir dari idn times platonic relationship adalah hubungan yang murni secara spiritual, namun tidak mencakup hasrat seksual. Platonic Relationship tidak hanya untuk berteman dengan lawan jenis, melainkan juga dengan teman sesame jenis. Kalo kamu rela melakukan apapun untuk sahabatmu, kamu mengetahui apa isi hati teman mu. Bisa dikatakan bahwa hubungan kalian masuk dalam platonic relationship. Hal tersebutuntuk yang sesama jenis, namun untuk beteman dnegan lawan jenis tanpa ada keinginan tidak memiliki satu sama lain itu akan sedikit sulit. Sebelum mencapai ke tahap “platonic Relatonship” kemungkinan besar salah satu pihak entah laki-laki atau yang perempuan pasti menaruh rasa lebih kepada lawan jenisnya. Ketika dia berusaha untuk melanjutkan rasanya namun pihak lawan denial dan tidak merasakan getaran hasrat yang sama untuk saling memiliki maka pihak yang sudah jatuh hati tersebut akan stop, tidak melanjutkan perasaannya lagi. Dia akan sadar bahwa memang hubungannya dengan teman lawan jenisnya tidak bisa dipaksakan salah satu pihak, dan sudah merasa nyaman dengan pertemanan yang blak-blakan tanpa adanya kemunafikan serta keinginan lebih lanjut. Pada tahap tersebutlah seseorang akan lebih paham dan mengerti arti sahabat yang sebenarnya. Mereka akan lebih nyaman dengan segala bentuk curhatan, perhatian hingga rasa kasih saying tanpa ada rasa hasrat seksual.
 
Jadii buat kalian yang kejebak friendzone, tolong dipastikan kalian emang cuman dijadiin simpanan aja atau memang nyaman dengan kondisi kyak gitu.
 
Jadilah perempuan yang membanggakan untuk pasangan kalian. Menyesal jika dilepaskan dan terlalu berharga untuk dihancurkan