Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kreator.9.ESAvatar border
TS
kreator.9.ES
[Review] Raksasa Bermata Biru karya Sastrawan Turki Nazim Hikmet
Spoiler for cover buku:

Judul                    : Raksasa Bermata Biru
Penulis                : Nazim Hikmet
Penerjemah        : Bernando J. Sujibto (@_bje)
Editor                  : Reza Nufa (@rezanufa)
Penerbit              : BASABASI (@basabasi_store)
ISBN                    : 978-602-5783-48-7
Paperback, 132 halaman



Coba anda bayangkan: seorang pejabat Indonesia, saat peresmian renovasi sebuah masjid bersejarah, bertanya dengan gaya bercanda, “Apakah benar Si penyair PKI itu menulis puisi tentang masjid ini?” Kurang lebih seperti itulah pertanyaan untuk Nazim Hikmet, seandainya Nazim Hikmet adalah orang Indonesia –yang turut bergabung menjadi anggota PKI.

Spoiler for Nazim Hikmet:


Di Turki, Nazim Hikmet lebih dikenal masyarakat awam sebagai penyair komunis, sementara sisi lain dari dirinya tidak banyak diketahui. Sosok Nazim Hikmet mengingatkan saya akan Tan Malaka, yang menurut pengalaman pribadi saya, belum banyak masyarakat umum Indonesia yang mengetahui profil manusia dengan banyak dimensi tersebut.

Nazim Hikmet, lahir pada tanggal 15 Januari 1902. Keluarganya termasuk kelompok terpandang. Kakek dan ayahnya adalah seorang pejabat Utsmani. Ibunya adalah seorang pelukis perempuan pertama Turki, yang sempat belajar melukis ke Prancis. Nazim Hikmet pernah bergabung menjadi pasukan Perjuangan Nasional, namun ia tidak sampai diutus ke garis depan pertempuran.

Pada usia 19 tahun, ia pergi ke Uni Soviet untuk belajar di universitas pelatihan kader bernama The Communist University of Toilers of the East (KUTV). Setelah kembali ke negerinya pada tahun 1928, Nazim Hikmet tidak jarang menghabiskan hidupny dari penjara ke penjara, dengan tuduhan yang kerap muncul adalah provokasi komunisme dan membangun organisasi komunis rahasia. Nazim Hikmet wafat pada usia 61 tahun di Moskow, Uni Soviet. [ Anda dapat membaca profil Nazim Hikmet yang ditulis oleh Mas Beje di situs basabasi.co: Mengenal Nazim Hikmet, Si Komunis Romantis dari Turki
Berkelak-keloknya perjalanan hidup Nazim Hikmet, tercermin pada beragam tema puisinya. Buku ini memakai judul "Raksasa Bermata Biru", sebutan Nazim Hikmet untuk dirinya sendiri –yang juga merupakan judul salah satu puisi Nazim Hikmet. Pada buku ini, Mas Beje mengelompokkan puisi-puisi Nazim Hikmet ke dalam tiga bagian, berdasarkan tema: (1) sosialisme dan spirit kemanusiaan, seperti lebih dikenal oleh publik internasional; (2) romantisme; dan (3) religius dan spiritual. [ Anda dapat membaca beberapa sajak Nazim Hikmet yang ditulis oleh Mas Beje di situs basabasi.co: Sajak-sajak Terjemahan Karya Nazim Hikmet]

Membaca kumpulan puisi Nazim Hikmet, untuk memahami apa yang ingin disampaikan pada puisi, bagi saya sendiri hanya bisa dilakukan secara perlahan. Selain itu, saya juga harus mengecek tahun puisi dibuat, apa yang terjadi pada Nazim Hikmet pada tahun tersebut. Puisi yang paling menarik bagi saya adalah puisi berjudul “Balada Mereka Peminum Matahari”, yang dibuat pada tahun 1924. Saya sampai googling cukup lama tentang puisi yang dalam bahasa Inggris berjudul “Song of the Sun-drinkers” –judul ini ternyata menjadi judul buku kumpulan puisi Nazim yang Hikmet yang pertama kaliditerbitkan, pada tahun 1928. Apa makna yang terkandung di sajak tersebut? Saya sendiri juga belum menangkapnya dengan jelas. emoticon-Smilie
“Raksasa Bermata Biru” menurut saya adalah buku yang layak dikoleksi. Terlebih, bila anda ingin lebih membuka wawasan dan mendalami kesusatraan Turki. Menurut saya, pengelompokkan puisi berdasarkan tema merupakan keputusan yang bagus karena akan membantu kita memahami dan meresapi karya si penulis.
Spoiler for cover belakang:


Sedikit saran untuk penerbit bila buku ini akan diterbitkan ulang: pada bagian belakang, akan lebih bagus bila testimoni berbahasa Turki turut juga ditulis dengan bahasa Indonesia, sehingga calon pembaca akan paham apa maksud testimoni tersebut.  Saya sendiri sempat berbincang dengan Mas Beje soal testimoni tersebut, beliau berkata testimoni ditulis dalam bahasa Turki agar lebih kental rasa ke-Turki-annya. Bila testimoni di sampul belakang ditulis dalam dua bahasa sekaligus, saya kira masih cukup tempat.


**Tulisan lebih lengkap mengenai review buku "Raksasa Bermata Biru" dapat agan baca di blog ane: [Review] Belok Kiri, Belok Kanan, Menelusuri Raksasa Bermata Biru

 
Quote:

Diubah oleh kreator.9.ES 29-06-2019 19:27
0
1.3K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan