Mudik sudah menjadi suatu tradisi bagi umumnya pada perantau atau pun bukan perantau. Kamu para perantau, Mbak Toyib maupun Bang Toyib, momen mudik ini tentunya sangat dinantikan. Apa lagi bagi yang sudah menikah, ada double nih mudiknya. Kok bisa? Ya iyalah, mudik ke kampung halaman sendiri dan mudik ke rumah mertua. Lalu, aku kapan mudik ke rumah mertua? Aku jadi pengen cepet besar biar bisa ngerasain jadi mantu, haha. Eh kamu, kapan dong halalin akunya? Mama sudah minta mantu, nih! (APAAN SIH BOCAH!)

Kembali lagi dengan pembahasan mudik. Saat aku masih usia SD, mudik itu hal yang paling aku nantikan, sebenarnya bukan karena rindu-rindu amat, tapi karena menanti THR dari om, tante, nenek, kakek dan semuanya. Namanya juga anak-anak, yang diinget ya itulah. Kalian juga gitu, kan? Ngaku aja dehh, kagak usah boong sama aku!



Pada kesempatan ini, aku mau berbagi pengalaman mudikku yang mengesankan. Tentunya sangat berbeda dengan mudik di tahun-tahun sebelumnya. Kali ini aku bisa mudik naik motor. Berani amat ya? Iya berani, karena musim mudik gak akan ada operasi, soalnya aku belum punya SIM, haha. Gayanya aja pakek koper, kopernya dibawa sama ayah naik mobil. Ayah dan Mamah perginya malam, karena masih banyak yang harus diurusi.

Mudik pakek motor karena aku mudik ke rumah nenek yang masih di satu kota tapi ada di ujung, perbatasan Sumedang dan Garut. Harus ekstra hati-hati karena medan yang ditempuh pun ekstream juga. Banyak tanjakan dan turunan yang curam.



Aku mudik pas banget di H-1, suasana di jalan tidak macet,padahal di pusat kota. Mungkin saja para pemudik sedang ada di rest area, berangkat dari rumah pukul 16.45 an. Sudah ada rencana untuk buka di jalan, jadi sengaja rada sore berangkatnya. Sebenarnya bukan karena itu juga, tapi karena persiapanku yang lumayan lama, maklum namanya juga cewek, kamu pasti tau laah, hehe.

Seperti yang tadi kubilang, motor sengaja dilajukan agak lambat, lemas soalnya puasa. Kalau cepat, aku bisa menempuh perjalanan hanya dengan satu jam setengah atau bahkan hanya satu jam. Jangan dibayangkan seberapa cepat aku menjalankan motor! Aku berhenti di salah satu Alfamart untuk membeli minum dan beberapa cemilan membatalkan puasa dulu. Setelah itu aku pergi lagi deh ingin cepat sampai.

Sampailah di rumah nenek, rumah baru dengan suasana baru. Rumah yang lama sudah kena dampak bendungan, akhirnya pindah deh ke sekitar genangan. Kenangan di rumah lama masih melekat di memoriku. Sulit kulupakan, kampung halaman yang sekaligus tempat kelahiranku.

Besoknya kami melaksanakan solat id di masjid terdekat, aku tidak mendokumentasikannya. Hp akku ketinggalan dan sialnya nyaris kesiangan. Belum lagi tradisi keluarga banyak ya gitu, akunya kamar mandi harus antri. Berebutan ke sana ke mari. Yang bangun terakhir pengen mandi duluan, itu kan sangat menyebalkan. Jangn lupa Agan dan Sista, sunnahnya sebelum melaksanakan sholat idul fitri itu makan dulu, makanan ringan ya. Nenek kami suka menyediakan uli. Makanan yang terbuat dari ketan, enaknya!

Sepulang dari masjid, hal yang sudah menjadi kebiasaan atau adat istiadat yang dinantikan jika berkumpul keluarga, yaitu sungkeman. Sungkeman adalah saling memaafkan satu sama lain yang biasanya diawali dari anggota keluarga yang paling tua sampai yang paling muda.



Rasanya tak bisa membendung air mata, adas rasa haru dapat berkumpul dan saling memaafkan. Sebuah momen yang belum tentu tahun depan kita bisa menjumapainya lagi. Maka dari itu bersyukurlah selagi kita masih bisa kumpul dengann keluarga.


Waaaaah, ini yang di video sungkeman belum semuanya. Kurang dua keluarga, adik mamah yang lebaran di Indramayu dan Yogyakarta. Ada lagi yang lagi magang di Japan. Tidak kumpul semuanya.

Seperti biasanya, momen ke dua yang tidak pernah ketinggalan adalah foto bareng keluarga besar. Meski tidak lengkap, tetap setiap tahunnya selalu ada momen foto bersama. Dibawah ini momen yang paling ditunggu-tunggu.



Bagi khususnya aku, momen tak pernah terlewatkan lagi yaitu bagi-bagi THR, aku pasti maju paling duluan. Kan lumayan bisa buat ganti HP baru, hahha. Gimana nih, kalian dapet THR engga?





Alhamdulillah, rasa haru dan bahagia menyelimuti lebaranku kali ini. Semoga tahun depan bisa menjumpai bulam Ramadan dan Idul Fitri lagi, AMIN.

Selain itu ada juga acara untuk kumpul dengan teman-teman jaman SD, mereka semua pangling. Dinikmati dengan berbagai obrolan, rencana ini dan itu setelah lulus. Ada banyak hal yang selalu menjadi cerita dalam setiap hari.



Setelah menikmati kebersamaan, esoknya kami pulang,mengingat masih banyak kerabat dari ayah yang belum kami datangi.

Intinya bisa menulis thread ini, dan bisa menikmati setiap momen, aku sangat bersyukur. KIranya hanya ini yang dapat Brina sampaikan dalam event mudik kali ini. Semoga banyak hikmah yanng dapat diambil. Cukup sekian dan terima kasih. Mohon maaf atasa banyaknya kesalahan.

Dari Brina untuk event Mudik 2019