Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ajang.deeAvatar border
TS
ajang.dee
MISTERI SENJA


Senja membayang, seperti
kaca yang terlihat sama.
Saat di balik jendela nampak seorang anak kecil, bermain bola raksasa dengan campuran warna merah- orange dan pada wajahnya, tersenyum cerah dalam kebulatan yang sempurna.

Angin terasa begitu sejuk. menyapa bagian rumah,
Namun suasana udara
terasa begitu panas dan sangat meresahkan, membawa hawa luar, seperti awan tampak terasa mendung.
Sebuah rumah yang sangat indah biru warna rumah tua di muara.

"Tempat tinggal ini dijual saja!"

Mak Ijah seperti air di dalam kulkas yang membeku,
mata cekungnya
menyorot sedih, air mukanya laksana parit yang keruh, Sedangkan Kirus yang suka di panggil rus,
Anak terahir dan lelaki tunggal menatap ke arah satu pandangan saja, netranya menunggu jawab.

Namun, Emak Ijah tetap
tak bergeming di antara ucapan dan kata-kata yang mengumpul di ujung bibir, tak mampuh
di lepaskannya, pikiran dan hati sama_sama bungkam.

"Mak setuju tidak?" Tanya Rus, Hati_hati.

Mata Mak Ijah
mengatup sepersekian detik kemudian matanya terbuka, menerawang dinding, memperhatikan seekor cicak tanpa ekor yang merayap cepat, lalu menyelinap di balik pintu yang tertutup yang penuh dengan bingkai.
Mak ijah menghela napas, teringat foto dirinya waktu bersama suami tercinta, yang telah berpulang dan tak akan pernah kembali lagi, setahun silam.

"mak pikir_pikir dullu ajah sebelum bertindak,"

"iya.." dengan lirih mak ijah menjawabnya.

Sepasang anak kembar
yang lucu, usia lima tahun, berlarian dari arah luar, berceloteh bising.

"Nini jadi ikut ke rumah kita, kan?"

"Nini nanti tidur sama kita kan, ya!"

masing-masing
memperebutkan lengan
mak ijah, hingga terguncang-guncang. mereka saling menggenggam erat tangan emak Ijah. dan tidak ingin
terlepaskan.
Perempuan usia lima puluhan tahun itu, tersenyum
penuh kasih dan sayang
kepada cucu-cucu yang tercintanya.

"Nini jadi ikut, kaan.....?"
Si kembar mengulang pertanyaan.

"iya, Nini ke rumah kita, tapi tidak sekarang. nanti bulan depan!" tegas kirus.

"yaaaah....!"si kembar memandang kecewa ke pada ayahnya.
di sudut ruangan, Nisa , istri kirus, tenang menyuapi adik
si kembar tak terpengaruh keadaan, seiring berjalannya waktu yang harus di jalani.

***

Mak Ijah meluruskan
kaki kurusnya. mata tua itu mengelilingi kamar berukuran
dua kali dua meter yang kini menjadi kamarnya. Sebuah lemari pelastik baru, berdiri tegak di samping ranjang yang sedang di duduki dan berkata dalam hati, 'aku harus betah di sini, demi anak cucu,' tekadnya membulat tiba-tiba. kamar baru Mak Ijah terletak
di bagian belakang rumah kirus, dulunya kamar pembantu, karena tidak ada lagi ruangan lain. Mak Ijah tadinya keberatan menempati kamar sempit itu. Tetapi pada akhirnya harus menerima kenyataan pahit.

Malam belum beranjak tua. Mak Ijah masih membaca Al-Qur"an dengan suara yang pelan, sedangkan dari ruangan sebelah terdengar gelak tawa, kirus beserta anggota keluarganya, yang tengah asik menyaksikan tayangan komedi dari televisi layar datar, tanpa mengajak Mak Ijah untuk turut serta dalam ruangan yang begitu tertutup rapat.

Mak Ijah mengakhiri bacaan Qur'annya dan mulai merasa kesemutan di kaki kanan dan kiri, tetapi suara sakitnya tidak pernah keluar dari dalam kamar, ia selalu menjaga sikap. Yang bisa dilakukannya ialah berselonjor, menurut pengetahuannya posisi ini tidak patut bila sedang mengaji. Maka ditutuplah Qur'an usang miliknya. Hening menyergap.
seketika Mak ijah teringat malam-malam sepi di kampung, terkadang di ramaikan oleh suara jangkrik atau senandung burung-burung hantu. Sebuah simponi kegelapan, yang tak tergantikan indahnya oleh orkestra manapun juga.

Kepindahan Mak Ijah
ke rumah kirus kadang masih menyisakan tanya
dalam benaknya sendiri.
Tentang ketepatan pilihan untuk melangkah ke tempat ini? Namun segera menguatkan dirinya sendiri, demi anak cucu.


Nisa, bekerja di bank swasta ternama tidak jauh dari rumah, sekitar setengah jam nyampe,
Ia sangat membutuhkan seseorang untuk menjaga dan merawat anak-anaknya selama Ia tidak di rumah. Adapun pembantu yang sekarang hanya datang pagi pulang sore, terkadang tidak kembali kalau di butuhkan dan tidak jarang mangkir dengan berbagai macam alasan.
Mak Ijah di minta untuk menjaga cucu-cucunya yang sangat lengket dengannya, maka di penuhi permintaan itu dengan meninggalkan segenap kenangan di kampung.

***

Matahari belum mencapai ubun-ubun namun kegarangannya dalam membakar tubuh bumi dan seluruh isinya, mulai tampak. Jarum jam menunjukan pukul sepuluh lewar lima menit. seperti hari hari kemaren, langkah kaki Mak Ijah mengayun perlahan menuju taman kanak-kanak menuju tempat anak cucunya bersekolah, memenuhi permintaan mereka.

"Ni, jemput kita, ya! aku enggak mau sama Embak Eka lagi, ah!"

"Iya, Ni......Dia suka ngobol lama di tukang bakso Mas Adam. Males banget!"

Ibu-Ibu berkerumun di luar pagar sekolah sambil asyik bergosip ria ngalor-ngidul, saat tertangkap Marta, sosok Mak Ijah berjalan di kejauhan, seorang ibu membuka topik baru dan segera di sambut sahut-menyahut hingga keramaian kembali terdengar bahkan lebih asik.

"kasihan, ya, neneknya
Karin-Rina, tiap hari
berpanas-panas menjemput cucunya,"

"Malah paginya, sambil ngegendong adik si kembar,
ikut antre di Mpok sayur.
tangan satu ngegendong tangan satu lagi bawa kantong belanjaan!"

"Orang tua, ko, dijadiin, pembantu, ya? Ih, Amit-amit!"

"Padahal, Bu Nisa, kan, punya pembantu."

"Pembantu ganjen! pacaran mulu sama si adam tukang baso."

"Dia, sih, enak, datangnya jam delapan. Rumah sudah rapi dan di tata begitu bersih, si kecil sudah dimandiin, di suapin. malah yang sering masak malah Mak Ijah."

***

Mak Ijah baru saja mengucap salam, pada rakaat terakhir shalat Ashar, saat terdengar pintu kamarnya diketuk. Mbak Nin muncul, lalu tanpa dosa pamit pulang dan tidak di antar sambil menitipkan jemuran.

"Roni sudah dimandikan, Mbak?" tanya Mak Ijah.

"Belum, Ni, Masih nyenyak tidurnya. Si kembar juga belum, tuh, dari tadi anteng main Berbie," Jawab Mbak Nin, enteng seraya berlalu.

Mak Ijah menghela napas. Diraihnya Al-Qur'an, lalu memulai tilawah. Belum Satu halaman dirampungkan, terdengar tangis Roni Memecah sore. Mak Ijah melangkah tergesa. Rupanya, Andi Bangun dalam keadaan mengompol. sambil menenangkan tangis, Mak ijah mencopoti baju yang sudah berganti bau pesing, kemudian menuntun Roni
ke kamar mandi. Selesai mandi. Roni minta di gendong menuju kamar. Bocah tiga tahun berbobot sembilan belas kilogram itu pun di gendong. Rasa sakit menjalar di sela-sela kaki yang kerap di rasakan Mak Ijah, tetapi selalu ditahannya dengan mengucapkan banyak zikir kepada Allah.

Tiba-tiba dari arah halaman belakang, riuh berseru, "hujaaan....Ni......Hujaaan!"

Teringat jemuran yang tadi Dititipkan di Mbak Nin, tanpa memedulikan rasa sakit pada kakinya Mak Ijah langsung tergopoh-gopoh menuju tempat jemuran dan menyambar semua pakaian. Lalu semuanya diletakkan dalam boks plastik, ruang setrika. Sedangkan yang masih agak basah dipilih dan di gantung pada gantungan berbentuk lingkaran. Sementara itu hujan tanpa aba-aba terus mengalir deras. Saat keluar dari ruang setrika, Nini Ijah tercekat.
Karin-Rina-Roni sempurna basah kuyup, sukses bermain hujan.

***

Nisa menarik termometer dari ketiak rina.

"Hmmm....sama dengan rani, 38 derajat !" gumamnya dengan nada gusar memasukan termometer ke dalam wadah.

Mak Ijah tertunduk lesu. Tangannya dan kulit itu memijat lembut kaki Roni yang tertidur pulas di sofa. Tidak demam seperti kakaknya, suhu roni setelah di ukur hanya 36,5 derajat.
Nisa menyiapkan sirup penurun panas, "kalian minum obat sekarang!" suara ketus.

"Nini bantu minum obatnya," Mak Ijah beringsut dari kursi.
Nisa tak bereaksi. Raut muka tetap masam.
Disodorkannya sesendok sirup penurun panas kepada putri kembarnya.

"Kalau sudah minum obat, cepat tidur supaya panasnya cepat turun!" ujar Nisa dingin, tepat saat Emak Ijah dengan lunglai kembali ke kamarnya.
Diubah oleh ajang.dee 04-08-2019 03:04
RetnoQr3nAvatar border
anasabilaAvatar border
nona212Avatar border
nona212 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
2.8K
51
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan