Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

I.W.a.KAvatar border
TS
I.W.a.K
Kisah Tobat Bu Erna


Namaku Erna, 37 tahun. Dua puluh tahun yang lalu aku memutuskan pergi dari rumah untuk tinggal bersama laki - laki yang kucintai. Tanpa restu kedua orang tuaku, tanpa ikatan yang jelas aku tinggal serumah dengan laki - laki itu. Sebut saja dia Herman, laki - laki yang selama 11 tahun ku anggap sebagai suamiku. Aku sangat mencintainya tanpa peduli bagaimana latar belakangnya. Saat itu yang terpikirkan olehku bagaimanapun caranya aku harus menikah dengannya karena aku sedang hamil 2 bulan. Dia memang berjanji menikahiku tapi selama 11 tahun kami hidup bersama bagai suami istri pernikahan kami tidak pernah terjadi.

Hanya 11 tahun aku bersama Herman, dia pergi meninggalkanku dan anak gadis kami yang mulai remaja demi wanita lain. Hatiku hancur, bingung harus kemana. Pulang kerumah sudah tak mungkin bagiku karena semenjak bersama Herman aku memutuskan untuk tinggal jauh dari keluarga dan orang - orang yang kukenal. Aku tak ingin anak gadisku mengetahui bagaimana latar hubungan kedua orang tuanya yang kelam tanpa ikatan. Biarlah ini menjadi rahasia.

Tapi sepandainya menutup asap pasti akan terlihat juga, menjelang kepergian Herman aku bertengkar hebat dengannya. Mengeluarkan semua risau yang ada dihati. Tanpa sengaja anakku mendengar semua rahasia sejarah tentang kami. "ibu jadi aku anak diluar nikah?" Teriak anakku.
Habis sudah kata - kataku, aku hanya bisa menangis dan memeluknya. Beruntung dia anak yang baik, dia bisa menerima semua dan tetap menganggapku ibu mesti saat itu aku merasa tidak pantas. Herman sejak itu pergi begitu saja, sampai kini entah bagaimana kabarnya.

Beruntung Herman masih meninggalkan beberapa lembar uang saat itu. Aku dan anakku tinggal di sebuah rumah sederhana, dindingnya terbuat dari papan kayu dan masih beralaskan tanah. Sejak itu aku mulai mempelajari ilmu agama dan kembali beribadah yang semenjak bersama Herman sudah tak pernah aku lakukan lagi.

Pernah suatu hari aku mengikuti sebuah seminar keagamaan oleh seorang pemuka agama dan bila ingin berkonsultasi bisa datang langsung kekantornya. Keesokan harinya aku kekantor pemuka agama tersebut untuk berkonsultasi. Aku ceritakan semua tentang masalah hidupku kepadanya. Jawabannya sungguh sangat menusuk hatiku "Selama ini ibu telah berzina" begitulah katanya. Aku menangis, teramat menyesal, rasa berdosa semakin menghantuiku. Disela - sela tangisku beliau berkata lagi "ibu perbaiki ibadahnya, laksanakan tepat waktu. Bertobat bu, Tuhan penerima taubat. Siapapun ibu dimasa lalu tak akan menjadi halangan untuk memperbaiki masa depan ibu."

Setelah dari sana aku benar - benar menjalankan semua perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Lambat laun ini menjadi kebiasaan bagiku, hari dan hatiku menjadi terasa lebih ringan, beda seperti dulu yang diselimuti rasa gelisah dan bersalah. Tiap hari aku isi hari - hari ku dengan beribadah dan bekerja sebagai tukang jahit. Tak ingin lagi kutinggalkan ibadah yang diperintahNya. Sederhana kelihatannya tapi bila dilaksanakan dengan khusyuk maka akan terasa nikmat ibadah itu.

Ketenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan aku rasakan sekarang. Menjalani hari dengan ceria, tanpa mengingat masa lalu. Biarlah menjadi pelajaran paling berharga dan tidak diulangi lagi. Oh iya, anakku sudah dilamar oleh seorang PNS. Anak yang baik, taat agamanya. Keluarganya juga sangat baik tidak pernah mengungkit latar belakang kehidupan anakku. Saat pernikahannya, aku dan anakku menangis bahagia, dia memelukku dan berkata "Terimakasih bu, terimakasih untuk doa - doa ibu selama ini." Tangisku semakin pecah... sebauah tangis kebahagiaan.

Apa ini jawaban atas doa - doaku selama ini? Ternyata sungguh indah bertaubat.
Terimakasih Tuhan.






0
709
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan