Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alizazetAvatar border
TS
alizazet
Jangan Jalang Malaikatku


Orang yang benar-benar menyayangi akan melindungi, berusaha menutup aibnya sebisa mungkin berdoa yang terbaik. Bukan mengumbar dalam bentuk apapun. Karna kita tidak pernah tahu rahasia Allah atas diri seseorang. Bisa jadi yang tampak baik akan menjadi buruk, yang tampak buruk akan menjadi baik. Itu hal yang mudah bagi Allah untuk membolak balik.
______________________

Sebut saja namanya Delish, gadis manis dari keluarga biasa, mempunyai cita-cita sederhana, bisa membalas budi pada orang tuanya. Dia berusaha mencari ilmu agama sebagai bekal nanti saat takdir menentukan dia menjadi seorang ibu. Seorang ibu harus menguasai semua bidang, karna sekolah pertama bagi anak-anak adalah rumah.

Tertariklah Delish pada jejaka tampan beralis sayap elang. Sebagai seorang perempuan dia harus bisa menjaga diri untuk tidak frontal menyampaikan rasa hatinya.

Berusaha tenang dan tidak banyak harap karna bisa jadi lelaki tampan itu pacarnya dimana-mana.
Hingga suatu hari lelaki tampan itu yang sudah berteman dengannya datang dengan bersarung dan bersandal jepit. What!!! Gila, tambah keren.

"Delish jadi mau ikut ngaji? Nanti habis magrib ya di rumahku."

"Hmm in shaa allah."

"Ada Pak Kyai juga, ada ceramah."

"Aku usahakan." Delish mikir bagaimana ini kog jadi aku yang ke rumah dia ya, ah biar lah niatnya ngaji, ajak Mona saja nemani.

Witing tresno jalaran saka kulina itu memang benar, akhirnya Delish dan Aldy jadian tanpa kata, hanya dekat, disebut pacaran juga bukan, tapi ada saat jalan bersama. Delish hanya berdoa semoga yang sosok baik buat dia, bisa untuk panutan bila ada jodoh.

Beberapa bulan kemudian Aldy meminang Delish, resmilah mereka menjadi pasangan halal.
Aldy yang dianggap malaikat hatinya dan sebagai orang yang soleh. Mereka hidup bahagia sampai buah hati terlahir.


Hingga suatu ketika Aldy yang mewarnai kelabu sisa usia Delish, mengukir tajam dalam kisah hidupnya hingga berdarah namun tak terlihat. Harapan Delish tentang seorang imam dalam rumah tangga tenggelam di telan ombak dan badai. Goyah tiada pegangan. Ya Robb mengapa begini? Keluh kesah pun tiada henti.

Kemampuan ilmu agamanyapun tak lebih dari sebuah dongeng tidur. Delish berdoa agar dibuka pintu ilmu dan hidayah buat Aldy yang sudah menjadi suaminya.
Aldy tidak pernah berkata kasar, tidak pernah memukul tapi kurang dewasa, belum bisa memilah mana baik mana buruk. Kesalahan terbesarnya adalah salah memahami sebuah ilmu.

"Del, bagaimana kalau aku poligami?"
Suatu hari bagai tersambar petir saat Aldy menanyakan hal yang ditakuti semua wanita.

"Ekonomi belum mencukupi mas, untuk beli susu saja masih ibu yang belikan, rumah juga masih kontrak. Gak baik buat poligami." Delish berusaha menjawab dengan tenang.

"Kalau calon istri kaya bagaimana?"

"Kaya ya, kalau suami tak bisa diajak kerja sama mengelola bisa cepat habis hartanya." Delish memberi penjelasan.

Teriris hati Delish, apa yang ada di benak Aldy, bisa-bisanya berpikir begitu.

"Mas, poligami itu jarang ada yang bisa adil seadil adilnya, karna manusia mempunyai sifat condong hati pada yang disayang dan dicintai."

"Dia baik kog orangnya."

"Kalau baik mengapa selalu sembunyi-sembunyi? Kalau sms dan telpon saat gak ada aku. Aku pernah melihat sms dia di hp mu dan membicarakan kekuranganku. Kita lihat apa kelebihannya."

Aldy terdiam, hatinya tlah gelap hanya tertuju hanya pada perempuan itu.

Tiap malam Delish bersujud mohon ampunan dan hidayah agar kuat menghadapi sebuah kenyataan. Perang batin dimulai.

Ketika poligami adalah hal yang membahagiakan silahkan tapi saat mendatangkan bencana lebih baik jangan.

Suatu ketika dia ingin mengetahui latar belakang keinginan suaminya untuk apa berpoligami.

"Dia ditinggal suaminya, suaminya menikahi pembantunya, tanpa sepengetahuan dia"

"Lalu?"

"Aku hanya ingin berbagi kebahagiaan, menolong dia yang terguncang hatinya."

"Owh, dia tahu mas kerjanya gak tetap?"

""Tahu, dia banyak usaha tidak mungkin kekurangan."

"Dia. Terus aku bagaimana? Kalau mas sudah digenggamannya, lalu mas disuguhi rupa rupa dunia, pasti aku terlupakan."

"Kamu selalu denganku, ikut aku bila harus tinggal di kotanya."

"Aku bisa jadi babunya."

"Jangan berpikir buruk begitu."

"Tidak, hanya memprediksikan resikonya buat aku."
_____________________

"Mas, tadi saya lancang baca sms dia, mengapa pingin cepat-cepat kau nikahi?"

"Kasihan biar dia segera bahagia."

"Jawabanmu lucu gitu. Oh ya mas bilang kalau dia sudah janda, di sms tadi dia mengabarkan akan sidang bulan depan. Mana yang benar?"

"Secara hukum agama dia sudah ditalak."

"Mas, ayo sebaiknya kita kembali ke syariat yang benar, jangan menjanjikan apa-apa atau menikahi wanita itu."

"Del, semua akan baik-baik saja, percayalah."

"Nuraniku berkata semua akan berantakan bila diteruskan."

"Besok dia akan datang, kamu bisa kenalan, dia baik orangnya."

"Biar dia nyewa hotel saja, gak enak sama tetangga, kita yang nyamperin ke hotel."

"Baik, dia sudah kukabari dan setuju."
_____________________

Aku tak tahu harus bagaimana nanti bersikap, ramah, judez atau garang. Yang jelas aku lihat dulu bagaimana wanita itu.

"Ayo berangkat Del, dia sudah menunggu di penginapan."

Mereka berboncengan mengendarai motor melaju dengan pikiran masing-masing.

Sampailah pada penginapan tempat wanita itu bermalam.

Wanita itu bersalaman dengan suami Delish, dengan mencium punggung tangan, lalu bonus cipika cipiki.
Delish menahan gerah hatinya, belum halal sudah begitu iissshhhh.

Delish diperkenalkan, mereka berbincang yang awalnya santai hingga menajam. Delish hanya berusaha mempertahankan apa yang sudah halal ditangannya. Sedang wanita itu berusaha merebutnya.

"Mbak, apa.sudah dipikir dalam-dalam ingin menikah dengan suami saya?"

"Sudah, dia yang akan menuntunku ke jalan yang benar. Maaf ya, saya sambil merokok."

Delish menelan ludah melihat tingkah perempuan itu, aduh yang begini digandoli suamiku, batinnya berkecamuk.

"Mbak kan tahu mas Aldy sudah beristri."

"Iya, dia sudah banyak.cerita, katanya in shaa allah boleh poligami."

Aduh mas Aldy keterlaluan, kalaupun boleh kenapa gak cari yang lebih baik.

"Mas Aldy pekerjaannya ndak tetap mbak, banyak kekurangan, kenapa tertarik?"

"Saya suka stylenya, sarungan bersandal jepit."

Asseemm dicopas juga style mas Aldy yang kusukai.

"Sebaiknya mbak mencari yang lebih baik segalanya dari mas Aldy."

"Ya Allah jauhkan setan.jalang dari hati mas Aldy." Delish berdoa semampunya dalam hati.

"Mas Aldy, gimana kalau kita tinggal uang kebutuhannya, dan mas ikut saya." Wanita itu berujar seenak udelnya. Delish naik pitam.

"Perempuan macam begini yang mas mau? Ini yang mas bilang baik? sadar mas Aldy." Delish tak bisa lagi menahan emosinya. Suara amarah menggelegar dalam.kamar hotel.

"Waktuku tak banyak dikota ini, mas Aldy mau tinggal atau ikut saya?"
Perempuan itu kembali menantang

"Ya, saya ikut kamu."

"What!!!! spontan jotosan Delish melayang ke pipi Aldy. Diiesshhh!!!!


"Ini lelaki jalang, ikuti dia, bila ada balak jangan menyesal, kalian memang sakit semua!"

Delishpun berlari keluar hotel, yang ada dalam pikirannya hanya anak-anak.
___________________

photo editor/ale


Seperti itu kejahatan hati bila berkedok iman, apapun yang haram dilakukan asal mendapat yang diinginkan.

Delish berpikir ke depan, tak ingin gunda hatinya berimbas pada anaknya.

"Bun, ayah kerja luar kota lagi ya, kenapa lama? Biasanya seminggu, ini sudah lama sekali."

"Sabar ya, ayah masih mengumpulkan rezeki supaya bisa beli rumah sendiri."

"Kenapa ayah tidak pernah telpon? Aku ingin bicara sama ayah."

"Mungkin masih sibuk. Nanti kita coba telpon ya."
Tiga bulan tlah berlalu, setelah kejadian itu. Tak ada kabar Aldy, Delish berupaya menghubungi demi anaknya namun sia-sia.
__________________

Setahun berlalu seolah Delish tlah lupa saat ditinggal Aldy, dia jalani hidup tanpa keluh kesah. Ini harus dijalani dengan tabah.

"Bun, ada tamu."

"Siapa?"

"Ndak kenal, belum pernah tahu."

"Adek di dalam saja ya bunda lihat dulu."

Seorang lelaki berjenggot, badannya kurus, memakai kaca mata hitam, duduk di bangku teras dengan menunduk.

"Siapa ya, ada yang bisa saya bantu Pak?"
Delish menyapa pria itu.
Perlahan pria itu menoleh dan berusaha untuk berdiri dengan pelan.

"Assalamualaikum Delish."

"Astaghfirullah, mas Aldy? Mana wanitamu?"
Delish berusaha menenangkan hatinya dengan tetap ramah, meski bergejolak ingin marah.

"Maafkan aku, aku telah jahat pada kalian."
Kacamata hitam dia lepas, semakin terkejut Delish melihat wajah di depannya, ada goresan melintang pada kelopak mata kanan suaminya.

"Duduk mas, apa yang sudah terjadi?"

"Aku sudah gelap hati, menyakitimu meninggalkanmu, hanya demi membenarkan perbuatan sendiri. Doamu saat murka kala itu telah diijabahi Allah."

"Aku sudah melupakan berusaha menerima kenyataan." Delish menahan suaranya agar tak terdengar anaknya."

"Allah menghukumku. Suatu ketika saat kami bepergian terjadi kecelakaan mataku tergores benda tajam entah apa."

"Bagaimana wanitamu?"

"Tidak berumur panjang, Allah mengambil nyawanya setelah terjadi kecelakaan itu."

"Ya Allah." Delish menutup bibirnya dengan kedua tangan, mendengar cerita Aldy.

"Setelah pemakamannya, mantan suaminya menceritakan sebenarnya apa yang terjadi, bahwa dia yang meminta bercerai dengan suaminya karna tertarik padaku, cerita dia tentang suaminya menikahi pembantunya hanya isapan jempol, demi mendapatkan perhatianku."

"Aku tlah sombong, mengabaikan kalian, maafkan aku Del." Aldy meraih tangan Delish menciuminya sambil berlinang air mata. Tak mampu Delish berkata-kata hanya tertegun saja.

"Delish, apa kau memaafkanku?"

"Mas Aldy apa pernah terucap menalakku?"

Aldy menggeleng dengan derai air mata."Maafkan aku Delish, kau tetap istriku. Aku akan menjaga diriku hanya untukmu, aku tlah salah hingga mudah terhanyut cerita bohong. Hanya berusaha menjadi baik di mata orang, tapi tidak lebih dari keledai dungu."

Tak bisa menahan air mata yang menggenang di pelupuk mata, hingga berderai berjatuhan di pipi, Delish tak tahu apakah harus sedih atau bahagia.

"Aku kembali Del, mau kan kau menerimaku lagi?"


_________ end _________


Hai Gan, fiksi ya ini hanya fiksi, bila ada kesamaan kisah di dunia nyata itu hanya kebetulan saja.

Selamat berhijrah semua dari keburukan menjadi kebaikan, dari malas menjadi rajin, dari pemarah menjadi penyabar dari slengekan menjadi berwibawa.

Salam Ramadan

Diubah oleh alizazet 15-05-2019 09:13
lina.whAvatar border
TissueM4gicAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan 16 lainnya memberi reputasi
17
3K
92
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan