indahmamiAvatar border
TS
indahmami
Preman Pensiun
Preman Pensiun [Kumpulan Cerpen]









Sumber: Instagram



Quote:




Suara kumandang adzan terdengar di seluruh penjuru desa. Tak terkecuali di rumah Galih yang hanya berjarak 200 meter dari masjid.


Setelah menuntaskan sahur, ia bergegas wudhu dan berangkat sholat subuh berjama'ah di masjid. Ramadan tahun ini begitu berkah bagi Galih, karena Allah telah menurunkan hidayah mengisi hati gersangnya.


Galih sholat dengan khusyuk dan tumakninah. Benar-benar pasrah menyerahkan diri kepada Allah. Seraya menangis dalam sujud, mengingat betapa banyak dosa yang telah diperbuat. Galih memohon beribu ampun pada Allah dan berjanji tak akan mengulangi.


Sholat berjama'ah telah usai, ada sebagian yang memilih untuk pulang dan sebagian lagi tinggal. Sekedar menderes alqur'an atau berdzikir, dan
Galih memilih untuk melanjutkan dzikir setelah sholatnya usai. Dzikir dengan khsusyuk hingga fajar datang menyapa.


Sudah setahun sejak kejadian mengharu biru itu, Galih mulai menarik diri dari dunia hitam. Dunia yang telah membesarkan namanya dan membuat orang takut hanya sekedar mendengar nama Galih. Yah ... siapa yang tak kenal Galih? Bos preman yang telah lama malang melintang di dunia hitam. Sepak terjangnya ditakuti oleh semua orang, hingga peristiwa itu terjadi. Semua titik balik kehidupan dimulai.



"Sudah pulang Abah?" Mina mencium tangan suaminya, siapa lagi kalau bukan Galih.

"Sudah Umi, alhamdulillah yang sholat d masjid masih banyak. Ditambah sekarang bulan ramadan, semakin penuh masjidnya," jelas Galih.


"Alhamdulillah, kampung kita semakin berkah. Bukankah begitu, Abah?" tanya Mina.

"Betul," jawab Galih sambil mengangguk.



Semenjak Galih isnyaf, anak buah Galih berbondong-bondong mengikuti. Desa sudah aman, karena ia yang bertanggung jawab atas keamanan desa.

Seperti biasanya, setiap hari Galih berangkat kerja. Sekarang ia bekerja menjadi buruh pikul di pasar, bukan lagi orang meminta uang keamanan. Galih tak malu, justru bersyukur karena perubahan dalam hidupnya. Allah telah meridhoi hijrahnya dan memberikan keluarga yang selalu mensuport.


Setelah pekerjaan usai, Galih menepi di bawah pohon rindang untuk melepas penat seharian bekerja. Tak mudah melakukan pekerjaan berat saat berpuasa. Sejenak Galih mengingat titik balik yang membuat dirinya hijrah. Hijrah ke arah yang lebih baik, untuk hidup dan pribadi yang jauh lebih baik.








-------------------------------------------




Sore itu, Galih bertemu dengan geng premannya membahas rencana serangan pada kelompok musuh. Yah ... beberapa hari terakhir geng Galih berseteru dengan geng lompat memperebutkan lahan kekuasaan.


"Gimana Man? Semua udah siap bergerak atau masih ada persiapan yang belum selesai?" tanya Galih.

"Siap semua, Bos," jawab Maman.

"Kita berangkat serang mereka."



Geng Galih berangkat dan bertemu di medan pertempuran.



"Serang!"

"Serang!"



Terjadi baku hantam sana sini, berjam-jam perkelahian belum juga usai. Banyak korban tergeletak di sana-sini, hingga tiba-tiba serangan mengarah pada Galih.


Ssssseeettttt ... blessssss ... duaaggggg ....


Darah deras bercucuran keluar dari perut dan kepala Galih, anak buah panik dan musuh melarikan diri. Akhirnya Maman bergegas membawanya ke rumah sakit dalam keadaan kritis. Galih dinyatakan koma karena kehilangan banyak darah. Berat hatu Maman pulang meninggalkan rumah sakit untuk bertemu Mina.


"Umi ada di rumah?" suara lantang Maman dari luar rumah.

"Iya, ada apa nyari Umi?" Keluar dari dalam rumah.

"Abah, A- " terbata-bata dengan raut sedih.

"Kenapa dengan Abah, Man?" potong Mina.

"Abah masuk rumah sakit, perut dan kepalanya keluar banyak darah. Sekarang koma, Umi."

"Innalillahi, ya sudah bawa Umi ke sana."



Mina dan Maman bergegas ke rumah sakit. Ketika sampai, banyak sekali anak buah Galih menunggu. Mina masuk dan bertemu dokter. Dokter menjelaskan betapa parahnya luka Galih yang mengakibatkan koma. Setiap malam Mina hanya bisa pasrah kepada Allah, sholat malam dan berdo'a memohon kesembuhan suaminya.



Tak terasa sebulan Galih masih koma. Nafasnya masih ada, namun matanya terus terpejam.



Di suatu tempat yang asing, tiba-tiba Galih terbangun. Seperti hutan, hanya ada pohon-pohon menjulang tinggi. Langit gelap tertutup kabut tebal dan rindangnya dedaunan, tidak bisa ditebak pagi, siang, ataukah malam. Hanya penuh kegelapan di langit saja..


Galih merasa tersesat, berjalan terus mengikuti kaki melangkah. Namun tetap saja tak ada tanda-tanda kehidupan lainnya, selain dia seorang diri. Galih menyerah dan berhenti, beristirahat sejenak melepas lelah. Kakinya terasa sakit dan pegal-pegal. Andaikan ada Mina, mungkin sekarang kakinya sudah dipijat.


Seketika itu, Galih merindukan Mina. Istri yang bertahun-tahun sabar dan setia menemani, meski suaminya seorang bos preman.



Merasa cukup, Galih melanjutkan perjalanan kemanapun kaki melangkah. Di tengah-tengah keputus asaan, Galih seperti mendengar suara orang yang sedang mengaji. Suara yang begitu indah dan merdu mendayu-dayu. Kemudian ia mengikuti darimana suara itu berasal.


Semakin dekat semakin terdengar keras, Galih yakin di sini asal sumber suaranya. Lalu terlihatlah siluet cahaya putih, ada sedikit terbesit rasa takut dan keraguan untuk berbalik arah. Namun, suara mengaji itu seperti menghipnotis memanggilnya.


Akhirnya Galih mengikutinya, semakin masuk semakin terang, semakin terang dan tiba-tiba ... mata terbuka. Galih melihat Mina sedang mengaji disamping tempat tidurnya. Cantik dan bersinar mengenakan mukena putih miliknya. Ternyata suara indah itu milik istrinya, Mina.


"Abah udah sadar? Alhamdulillah ... akhirnya do'a Umi terkabulkan."



Galih hanya bisa menjawab dengan bahasa isyarat, mengingat tubuhnya dipenuhi alat penunjang hidup.
Mina pergi mencari dokter guna memberi kabar bahwa suaminya telah sadar.


Sebulan setelah kejadian itu, Galih mantap untuk berhijrah. Mungkin ini saatnya dia berubah dan meninggalkan dunia hitam. Allah memberi teguran lewat komanya, Galih tak menyesal bahkan sangat bahagia. Mina dan anak-anak setia membantu proses hijrahnya. Tak mudah memang, tapi semangat untuk hijrah begitu besar.


"Terima kasih ya Allah ... Engkau telah memberi hujan ditengah padang gersang, memberi cahaya ditengah kegelapan. Dan kini aku kembali menjadi hamba yang berserah diri padaMu. Hamba yang memohon ampun atas dosa-dosa di masa lalu," rasa syukur Galih atas hidayah yang diberikan oleh Allah padanya.









-----TAMAT----
Diubah oleh indahmami 20-12-2019 11:17
iissuwandiAvatar border
AanajaAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan 22 lainnya memberi reputasi
23
3.6K
99
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan