idaalfaqiehAvatar border
TS
idaalfaqieh
Kumpulan Cerita IAf
Cerbung Kehidupan Rumah Tangga

PMI(pondok mertua indah)




Air mata tak terbendung lagi, saat langkah kaki berjalan meninggalkan istana masa kecilku ini. Semua kenangan manis tercipta dari sebuah gubuk sederhana di pinggiran kotaku.

Namun, ini jalan yang telah kuambil. Mengganti status, dari seorang anak menjadi seorang istri. Ijab qabul yang terucap dari bibir Mas Reno kemarin, telah mengubah hidupku.

Ya, memasuki bahtera yang disebut rumah tangga. Kehidupan baru telah menanti di depan mata.

Hari ini dengan diantar kedua orangtua serta sanak saudara aku menuju ke rumah keluarga suamiku. Tidak heran, ini merupakan tradisi di daerahku.

Di mana seorang perempuan yang telah menikah, biasanya tinggal di rumah suaminya.

"Nduk, baik-baik di sini ya ... Jangan ngrepotin suamimu!" ucapa ibu.
"Ya bu, Nay pasti bakal kangen...banget sama Ibu hikzz hikzzz..." jawabku tentu dengan lelehan air bening yang menghangat di pipi.

"Udah, jangan cengeng gitu. Sekarang kamu sudah dewasa. Jaga dirimu baik-baik ya! Ibu pamit pulang dulu," ucap ibu sambil memelukku erat.

Meski tak terucap, namun terlihat jelas kesedihan ibu juga bapak saat meninggalkanku di sini. Melepas seorang anak gadis yang belum genap berumur 19 tahun, untuk hidup bersama seorang yang berlabelsuami.

Setelah kepergian kedua orangtua, kesedihan melanda hatiku. Berbagai rasa berkecamuk dalam dada.

Bahagia, karena kini sebagian dari impianku sebagai perempuan telah tercapai.

Sedih, harus berpisah dari teman-teman, saudara, juga orang tua. Walau hanya terpisah jarak ratusan kilometer.

"Nayla, anggap ini rumah sendiri. Jangan sungkan-sungkan ya..." Ibu mertuaku menghampiriku di kamar.
"Iya bu," jawabku masih sungkan. Karena baru tiga kali bertemu dengan sosok wanita yang melahirkan suamiku ini.

Rasa canggung yang kurasa saat ini. Merasa asing dengan keluarga baruku. Walau Mas Reno slalu meyakinkan, kalau aku bisa segera berbaur dengan keluarganya.

Kebiasaan baru pun kini kujalani. Harus bangun pagi dan segera menuju dapur untuk membantu semua pekerjaan di rumah ini.

Satu kata yang terbersit dalam ingatanku Nduk, sebaik-baiknya seorang mertua, adalah seburuk-buruknya orangtua sendiri.

Memang, tak bisa sebebas di rumah sendiri. Kamar pun, menjadi markas paling nyaman untuk menumpahkan semua rasaku.

Satu kesalahan yang tak pernah aku pertimbangkan sebelumnya. Menganggap remeh tentang sebuah rumah.

Sudah seharusnya sebuah rumah tangga di bangun dalam gubuk sendiri. Hingga tak pernah ada campur tangan dari pihak lain. Walau itu orangtua sekalipun.

Bersambung....

Biasa nulis gajee, kali ini mencoba nulis sedikit manis gansist.

Sumber gambar: disini

Ditunggu kritik juga sarannya ya!


Coretan IAf, 1 April 2019
Diubah oleh idaalfaqieh 06-05-2019 09:50
febrianarynaAvatar border
TissueM4gicAvatar border
TissueM4gic dan febrianaryna memberi reputasi
24
5.1K
204
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan