Cara meminimalisir dampak negatif


Ilustrasi gambar: pixabay.com

Oleh: Wong Desa
******************
Sebenarnya apa sih yang kita inginkan dalam kehidupan ini?

Mungkin pertanyaan ini terkesan sangat remeh bagi kita. Namun pada kenyataannya, aktifitas apapun yang kita lakukan tidak lain dan tidak bukan hanya untuk menjawab pertanyaan di atas.



Manusia adalah satu-satunya makhluk yang paling serakah di atas bumi ini. Apapun yang menurutnya terlihat indah selalu saja ingin dimiliki lebih dari apa sudah ada.
Apa saja yang menurutnya terasa nikmat, selalu saja menggugah minat untuk bisa mendapatkan lebih dari yang sudah dia punya.
Bahkan jika memungkinkan, manusia takkan pernah memberi kesempatan sedikitpun pada makhluk lain memiliki apapun yang ada di muka bumi ini.





Sifat yang demikian itu adalah insting atau sifat bawaan yang dimiliki oleh setiap manusia.
Dengan adanya sifat tersebut manusia bisa mengalami banyak perubahan dari waktu kewaktu.

Perubahan tersebut bisa berdampak positif dan melahirkan kebahagiaan juga rasa bangga jika sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Namun, perubahan juga bisa berdampak negatif dan menimbulkan perasaan kecewa, merana, sedih yang berujung pada penderitaan--yang bisa jadi kita merasa--tak berkesudahan.

Terlepas dari dampak negatif atau positif (yang bisa saja terjadi), kita sebagai manusia memang diharuskan untuk mengambil sikap dalam setiap permasalahan yang kita hadapi. Dengan akal dan pikiran juga hati yang sudah kita miliki, menjadi modal dasar dalam mencapai apa yang kita inginkan.

Memang benar dalam kehidupan ini--secara akal manusia--tidak ada sesuatu pun yang bersifat pasti, tapi itu bukan berarti menghapus keharusan dalam hal mengambil keputusan atau memilih. Bahkan ketika kita diam pun menurutku itu jug a termasuk bagian dari pilihan.


Ilustrasi gambar: pixabay.com




Untuk meminimalisir terjadinya perubahan dengan dampak yang negatif dan yang tidak diinginkan, maka manusia memerlukan aturan-aturan atau hukum yang bisa mengendalikan sifat keserakahan tersebut. Disinilah pentingnya manusia perlu menganut suatu agama atau kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa. Karena bisa dipastikan bahwa semua agama pasti mengajarkan tentang bagaimana cara manusia berusaha dalam memenuhi hawa nafsunya dengan tidak meniadakan hak-hak makhluk lain.




Ajaran agama juga akan membawa manusia pada pemahaman bahwa manusia hanya mempunyai hak untuk memilih kemudian mengusahakan semaksimal mungkin. Namun hasil ahir dari semua usaha yang dilakukan sepenuhnya ada pada kekuasaan Sangpenentu segalanya yakni Tuhan Yang Mahakuasa.
Dalam hal ini agama juga menganjurkan bagi setiap pemeluknya untuk menyertai doa dalam setiap usaha dan ditindak lanjuti dengan kepasrahan rasa sebelum hasil dari setiap usaha manusia diberikan-Nya.

Perlu di ketahui juga bahwa doa dan tawakkal yang ikhlas akan menyelamatkan manusia dari sifat takabur, terlalu berbangga diri, adigang adigung aiguna. Sapa sira sapa ingsunyang jika sifat-sifat tersebut tidak bisa dihindari niscaya akan terjadi kerusakan di muka bumi ini.



Gambar ilustrasi: dari akun facebook Fahmi Suweleh.

Nah! Agan dan Sista yang baik.

Dari apa yang telah aku tuliskan diatas bisa kita tarik kesimpulan bahwa dalam kehidupan ini kita harus tetap berusaha dengan kemauan tinggi dan kemampuan yang kita punyai demi mewujudkan apapun yang kita inginkan. Namun harus juga di pahami bahwa kemauan dan kemampuan tidak serta merta memberikan kata pasti, karena hanya dari-Nya lah kepastian berasal.

Semoga apapun aktifitas yang kita lakukan bisa memberikan dampak yang positif pada diri pribadi pada khususnya dan semua manusia pada umumnya. Setidaknya dapat meminimalir adanya dampak negatif.
Amiin...

Wal 'afwu minkum ....

****

Koirul Anam
Serutim Kobi 28 Maret 2019

Ditulis lewat tengah malam untuk Kaskus dan Group BBB juga KKI.