brina313Avatar border
TS
brina313
Bukan Cinta Yang Salah

Sumber gambar : Pixabay.com

PERTEMUAN SINGKAT


Ditulis oleh : Brina

Quote:


Masa SMP adalah masa yang sangat menyenangkan. Di mana adanya pubertas yang di alami satu-satunya anak. Perubahan dari masa kanak-kanak ke masa pra-remaja.

Namaku Brina, aku mempunyai sahabat yang selalu ada dan siap mendengarkan apa pun yang aku ceritakan padanya. Bahkan tidak pernah mengeluh. Setiap ada hal yang mengganjal, ia selalu mengingatkanku.

Namanya Erni, aku memanggilnya Teh Er, usianya dua tahun lebih tua dari aku. Gadis berkacamata, anaknya pak RT. Teh Er baik sekali, baiknya adalah suka jajanin aku cilok edun, hahaha.

Aku dan Teh Er satu sekolah. Saat itu sekolah sedang ada perbaikan bangunan, akhirnya aku harus sekolah siang. Sungguh melelahkan, membuat ngantuk gak karuan. Sepulang sekolah, aku ikutan les Matematika di tetangga sebelah.

"Brina, hari Senin besok sekolah kita ada acara jeda semester yang diadakan di kampus satu, nanti kita bisa berangkat bareng, soalnya semua siswa sekolah pagi" ucap Erni padaku.

"Iyakah? Asyik dong!" Jawabku sambil mengepalkan tangan pertanda senang bisa bareng lagi dengan Erni.

Les hari itu tidak seperti biasanya. Sedang ada banyak acara di sana. Lalu aku memutuskan untuk segera pulang. Tidak ada hal yang spesial saat itu.

"Teh Er, kita pulang yuk?"

"Tapi kita makan seblak dulu di warung dekat pos ronda, ya? Katanya sih, enak tau!" Ajak Erni padaku.

"Oke siap!"

Sepulang dari tempat les, aku menyetujui ajakan Erni untuk makan seblak di warung dekat pos ronda. Lokasinya tidak jauh dari rumah kami, tepatnya dekat dengan lapangan bola. Tempat berkumpulnya cowok-cowok ganteng seprumahan.

"Bi, seblaknya dua. Dimakan di sini saja!" Erni memesankan dua mangkok seblak. Lalu ia memberiku isyarat untuk duduk di tempat yang sudah disediakan bibi seblak itu.

Tak berselang lama, akhirnya pesanan kita jadi. Seblak adalah makanan kesukaanku. Apa lagi ditambah dengan pedas yang luar biasa. Mantap tiada duanya.

"Eh, Brin. Kamu gak ikutan lomba jeda semester? Kamu kan bisa ikutan lomba cipta puisi atau membuat cerpen. Apa lagi cerpen tentang si dia, haha!" Erni menggodaku dengan puasnya.

"Ah, tidak. Aku tidak sepandai yang kamu kira, Teh"

Rasanya nikmat sekali setelah lama tidak menikmati seblak sepulang les. Di tengah khusyuknya kami dengan makanan itu. Tiba-tiba dari arah lapangan ada seorang laki-laki datang menghampiri Erni.

"Hei, Er. Dari mana? Sama siapa?" tanya lelaki itu. Sepertinya umur kakak itu tidak jauh beda dengan Erni. Dia memakai baju bola bernomor punggung 07. Salah satu angka favoritnya Erni.

"Aku pulang les, ini sama Brina" Erni menunjukku dengan percaya diri.

"Oh, Brina. Maaf aku gak liat kamu. Habis kamu pangling,sih. Jarang ketemu"

Mendengar ucapan lelaki itu aku sempat heran juga. Masa iya dia tidak mengenalku. Aku juga seperti pernah melihatnya tapi gak tahu di mana.

"Siapa itu, Teh?" tanyaku penasaran.

"Itu Fajar, teman teteh sejak kecil. Dia baik, rajin, memang mandiri dari dulu walaupun sering ditinggal papa sama mamanya. Kita sering main dari dulu" jelas Erni padaku.

"Oh, yayaya!"

"Kenapa? Kamu naksir dia, Brin?"

"Mana ada? Baru aja liat udah naksir lagi. Aku cuman ngerasa sepertinya aku sama dia itu udah kenal lama juga, tapi gak tau di mana" aku memutar telunjuk di kepalaku, berharap bisa ingat tentang siapa lelaki itu.

Sayangnya nihil, aku belum juga ingat.

Bagai melihat bintang bersinar di malam gelap. Aku ingin selalu melihatmu di dalam suka maupun duka. Aku berharap bisa berjumpa kembali denganmu. Ingatan itu tertuju padamu, meski kamu tidak melihatku, aku bisa merasakan kelembutanmu dari caramu berbicara.

"Ya udah, udah sore. Pulang dulu, yuk!"

"Oke sip"

Aku berjalan pulang bersama Erni. Banyaknya hal yang kita bicarakan di sepanjang perjalanan. Termasuk tentang Fajar. Seseorang yang tadi kita temui saat makan seblak.

Selain anaknya kalem, Fajar salah satu atlet terbaik sepanjang musim sepak bola antar RW pada saat itu. Banyak orang mengidolakannya. Termasuk aku. Aku pernah nonton dia main bola.

Kecepatannya berlari membuat semua mata tertuju padanya. Dia juga sering mendapatkan banyak poin saat memasukan bola ke gawang lawan.

***

Pagi ini begitu cerah. Aku pergi ke sekolah bersama Erni. Harapannya hari ini bisa berjalan lancar, sebab akhirnya aku pun mengikuti lomba cipta puisi di sekolah.

"Brin, selesai kamu lomba, kita harus makan bakso dulu di dekat alun-alun"

"Plis deh, kita baru juga berangkat sekolah. Belum juga sampai udah ngomongin pulang aja." sanggahku.

"Tak apa lah, menang atau kalah urusan belakangan. Sebagai kakak kelas yang baik, aku mendukungmu, Brina" dia menepuk-nepuk pundakku.

"Oke. Tapi jangan lupa ya, ajakin si dia."

Aku sudah biasa bercanda dengan Erni, tentang apa pun itu, bahkan hal paling menjijikan pun selalu menjadi bahan pembicaraan kita. Itulah hal yang membuat kita semakin dekat. Namun selalu ada saja hal yang bisa membuat kita tidak rukun, tapi setelahknya kami kembali baikan.

"Dia siapa?" tanya Erni dengan wajah yang berubah serius.

"Ah elah, pura-pura gak tau"

"Siapa Brin?" tanya Erni makin penasaran.

Belum sempat kujawab, aku segera meninggalkan Teh Erni di depan pintu gerbang. Perlombaan akan segera dimulai. Lomba cipta puisi ini adalah pertama kalinya aku mengikuti. Pasalnya tidak ada satu pun yang mau mengikuti lomba. Demi harumnya nama kelasku, akhirnya aku mau ikutan.

"Pengumuman. Untuk seluruh siswa yang mengikuti perlombaan di jeda semester ini, harap segera memasuki ruangan sesuai mata lomba masing-masing! Terima kasih" suara salah satu kakak osis yang mengatur acara saat itu membuyarkan lamunanku di depan kelas. Aku segera menuju tempat yang sudah disediakan panitia.

Ruangan lomba cipta puisi berada di antara ruang osis dan ruang guru. Sementara di dalam ruang osis kulihat ada seorang laki-laki yang tidak asing lagi di mataku. Saat aku memperhatikannya, aku tak menyangka,laki-laki itu melemparkan senyuman manisnya padaku.

Beberapa menit kemudian, salah satu panitia yang bernama Nila, masuk ke dalam ruangan. Dia menjelaskan tentang tata tertib perlombaan. Dengan rasa gugup disertai basmallah. Aku mencoba mempersembahkan puisi terbaikku.

***

Quote:


Link sumber gambar ada di sini
https://pixabay.com/id/photos/siswa-...teman-1807505/
Diubah oleh brina313 18-03-2019 15:22
nasruddin131Avatar border
nasruddin131 memberi reputasi
5
2K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan