annaharryAvatar border
TS
annaharry 
"Move On" Dari Sepenggal Kisah Masa Lalu
#event_kaskuskreator

Mantan itu ibarat buku yang sudah sampai pada halaman terakhir, tak perlu dikenang. Biarkan tersimpan rapi bersama kenangan.



Sumber photo: pixababy

Desau angin, menjejalkan dingin pada lubang pori-pori, air sesekali menyapa kaki mungil tanpa alas, jemari lentik bercat kuku merah murbey, berkulit sawo matang khas keturunan Jawa.

Di atas hamparan pasir pantai 'Bajul mati' ia membenamkan dirinya dalam aksara tanpa kata, serupa bisikan datang jauh dari relung hati. Di himpit sesak, ia pun menghela nafas berat.

Sedikit melegakan namun ingatan pertemuannya dengan Raden mas Bagio kembali membawanya pada kenangan sepuluh tahun silam.

***

"Mas, aku minta maaf ... Ndak bisa melanjutkan pertunangan ini." Itu kalimat terakhir setelah ia mengungkapkan kekecewaan atas perlakuan dan ucapan Raden mas Bagio terhadap keluarganya.

Bagio saat itu nampak bingung, ingin mengiyakan keputusan Sri Astuti--gadis desa yang ia lamar beberapa bulan lalu--, namun ego nya sebagai lelaki tidak bisa ia abaikan begitu saja. Meskipun merasa bersalah, ia enggan minta maaf.

Sri yang saat itu duduk didampingi bapak ibunya, menunggu jawaban Bagio. Ia menatap tajam wajah Bagio, tak ada lagi rasa takut di sorot matanya seperti beberapa bulan lalu.

Quote:


Akhirnya Bagio memutuskan akan kembali lagi-- ke rumah Sri-- bersama kedua orangtuanya. Dia tidak bisa memutuskan sendiri, karena ini menyangkut nama baik keluarga.

Raden mas Bagio, dia seorang laki laki berumur tiga puluh lima tahun, berperawakan semampai--semeter tak sampai--,berambut ikal dan memiliki mulut yang tajam. Meski namanya Raden mas, dia bukan keturunan ningrat. Nama besar yang ia sandang adalah nama pemberian ibunya bukan karena strata sosialnya sebagai keturunan darah biru.

Merasa sudah mapan, karena sudah berhasil membangun sebuah rumah yang menurutnya mewah, merasa menjadi lelaki hebat yang bisa menggaet Sri, gadis belia yang masih ranum, salah satu gadis tercantik di desanya.

Merasa memiliki kelebihan--selain tinggi badan dan wajah rupawan--,tak segan ia melontarkan ucapan tak pantas. Seperti memperolok keluarga Sri padahal notabene mereka adalah calon mertua dan kakak iparnya. Miris.

Quote:


***

Keesokan harinya.

Bagio dan keluarga--kakak dan ibu-- mendatangi rumah Sri. Ibu Bagio yang biasanya tidak takut pada siapapun, nampak tertunduk. Sesekali ia meminta kepada Sri dan calon besannya untuk tidak membatalkan pertunangan itu.

"Bagaimana Diajeng, saya sudah terlanjur bicara sama keluarga besar kalau Bagio mau menikah setelah Sri lulus pendidikan." Dia mengutarakan hal itu berkali-kali. Nampak sekali ibu bagio begitu takut dipermalukan dengan batalnya pernikahan itu.

Ibu Sri hanya berbicara sedikit, begitu juga ayahnya. Kali ini mereka mempercayakan keputusan pada Sri. Sudah cukup Sri manut, tapi pada akhirnya mereka tahu keputusan yang mereka ambil tidak lantas membuat Sri bahagia.

"Lalu bagaimana dengan perasaan saya dan keluarga, ibu, dilecehkan sendiri oleh calon suami dan calon menantu." Mendengar sanggahan Sri, seketika wajah Bagio, ibu juga kakaknya merah padam. Kembali lagi Sri membeberkan apa saja yang dilakukan Bagio.

"Saya tidak keberatan, saat dulu Emak sama bapak mengiyakan perjodohan ini, tapi saya tidak bisa diam begitu saja, saat mas Bagio sesumbar dan menyebarkan banyak fitnah yang sangat menyakitkan. Memporak porandakan kepercayaan saya."pungkas Sri disusul Isak tangis. Ibunda sri mengelus punggung putrinya yang berguncang hebat, memberi kekuatan pada Putri bungsunya.

Sri begitu sedih, bagaimana mungkin pengorbanannya selama ini, menerima Bagio yang delapan belas tahun lebih tua usianya ternyata sifat dan kelakuannya tak lebih seperti anak kecil, tidak dewasa dan berakhlak.

Orangtua Sri kala itu tak bisa menolak, mereka khawatir perihal sesumbar Bagio yang mengatakan, 'tidak bakal hidup tentram wanita yang berani menolak lamaranku'.

Quote:


***

Kini sepuluh tahun telah berlalu, setelah gonjang ganjing pertungannya dengan bagio, seakan memberi pelajaran sangat berharga bagi Sri dan keluarganya.

Quote:


Kala itu, tiga bulan setelah batalnya pertunangan, Bagio menikah. Sri dan keluarga tetap menghadiri pesta pernikahan, meski tatapan penuh selidik memyambut mereka semenjak memasuki area resepsi. Bisikan demi bisikan terdengar riuh, beberapa kepala melongok di balik tirai, seakan penasaran apa yang akan terjadi --berita yang tersebar adalah Bagio yang memutuskan pertunangan, karena Sri telah menghianatinya--, dimata mereka Sri adalah pesakitan, yang ditinggal menikah oleh mantan tunangannya.

Tidak dengan Sri, ia memilih menikmati kebebasannya, kesendiriannya menghilangkan dahaga dengan ilmu pengetahuan.

Rasa takut akan tak menikah, seketika sirna ketika sosok lelaki shalih bernama Ahmadinejad menyampaikan ketertarikan pada Sri, menerima masa lalu Sri dengan kegagalan 'pertunangan'.

***

"Ndug, Bali disek ya." Sapa Bu sumiati, mantan calon mertua Sri. Mereka bertemu Setiap hari, bahkan duduk makan cilok dan ngobrol ringan.

Di sinilah, di sebuah taman pendidikan Al quran keduanya bersama, Sri menunggu anak bungsunya mengaji, sedangkan Sumiati mengantar cucunya--anak dari adik bagio--.

Quote:


Pertemuan singkatnya dengan Bagio, tidak lagi memercikkan rasa benci, yang tersisa hanyalah rasa canggung yang tak berkesudahan.

Quote:


Quote:


Yakinlah satu hal, buah kesabaran dan kejujuran akan manis pada waktunya, begitupula bibit kecurangan akan datang pada saatnya.

Quote:


***

Aku adalah saksi hidup keluarga itu, yang kulihat sekarang, Sri dan keluarganya hidup bahagia, sedangkan Bagio, sepertinya dia juga bahagia, akan tetapi sesekali nampak lusuh dan tak terawat.

kisah lain di sini

Quote:



Anna harry


Malang, Maret 2019
Diubah oleh annaharry 21-03-2019 01:03
10
4K
119
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan