Kisah Tragis LADY JANE GREY, Ratu Yang Berusia 16 Tahun & Bertahta Hanya 9 Hari
TS
vestycide
Kisah Tragis LADY JANE GREY, Ratu Yang Berusia 16 Tahun & Bertahta Hanya 9 Hari
AKHIR KISAH TRAGIS LADY JANE GREY,
RATU INGGRIS YANG BARU 16 TAHUN
DAN BERTAKHTA HANYA 9 HARI
Quote:
Sometimes HISTORY
Gets it all wrong ..."
Sepanjang sejarahnya yang telah berjalan selama ratusan tahun,
Kerajaan Inggris telah memiliki puluhan penguasa yang duduk di singgasana.
Salah satu di antara mereka adalah Lady Jane Grey,
seorang ratu dengan masa pemerintahan paling tersingkat
di antara penguasa Inggris lainnya.
Lady Jane Grey tak pernah bercita-cita menjadi Ratu . Namun, intrik politik yang dibumbui konflik agama membawanya ke singgasana, meski hanya sembilan hari.
Perempuan yang dikenal dengan nama Lady Jane Dudley, Ratu Sembilan Hari, atau Lady Jane yang Tragis itu
memiliki kisah yang sesuai dengan nama-nama yang disematkan padanya.
Ratu itu meninggal dalam eksekusi penggal.
Pada usianya yang masih begitu belia : 16 tahun,
Ia dihukum pancung atas perintah Mary Tudor, sepupu dari orangtuanya.
Lady Jane Grey adalah penguasa Inggris paling singkat dan paling tidak terkenal.
Ia bahkan tak sempat meninggalkan warisan apapun di masa pemerintahan nya yang sangat singkat .
Ya, Lady Jane memang hanya berkuasa selama sembilan hari.
Dan hidupnya berakhir dengan tragis.
Quote:
Lady Jane Grey lahir pada musim gugur 1537 di Leicester.
Dia adalah cicit dari penguasa pertama dari Dinasti Tudor Inggris, Henry VII dan sepupu dekat Raja Edward VI yang menjadi pendahulunya.
Jane Grey adalah putri dari Henry Grey, 1st Duke of Suffolk dan istrinya Lady Frances Brandon, yang merupakan putri dari adik raja Henry VIII.
Jane Grey digadang-gadang sebagai salah satu perempuan paling cerdas dan berpendidikan di zamannya.
Dari gurunya cendekiawan Yunani, John Aylmer, Grey belajar bahasa Yunani, Latin, Ibrani, selain itu dia juga fasih berbicara dalam bahasa Italia dan Prancis.
Orangtuanya yang punya ambisi tinggi, memberikan pendidikan terbaik untuk Jane, dengan harapan ia akan menjadi pasangan yang cocok untuk putra dari keluarga yang punya posisi tinggi.
Pada usia 10 tahun, Jane tinggal bersama Thomas Seymour, paman Edward VI, yang baru saja menikahi Catherine Parr, janda Henry VIII.
Jane dibesarkan sebagai seorang Protestan yang taat. Ia juga gadis muda yang cerdas.
Reruntuhan rumah masa kecil Lady Jane
Pada bulan Oktober 1551, sang ayah naik jabatan menjadi adipati atau Duke of Suffolk.
Ia pun mulai terlihat di istana.
Kala itu, kekuasaan yang sesungguhnya ada di tangan Duke of Northumberland, yang bertindak sebagai wali bagi Raja Edward VI yang masih belia.
Quote:
Keluarganya, pada awalnya, ingin menikahkan Jane Grey dengan sang raja.
Namun, Edward VI sakit-sakitan dan diperkirakan tak berusia panjang.
Edward, yang menjadi raja sejak berusia 9 tahun, disebut menderita TBC. (Meski setelah kematiannya, rumor bahwa ia diracun mengemuka.)
Jane pun kemudian dinikahkan dengan putra Duke of Northumberland, Lord Guildford Dudley.
Pernikahan beraroma politik
Sepanjang pemerintahannya, Raja Edward VI yang masih belum cukup umur diwakilkan oleh seorang regent atau wali.
Jabatan ini dipegang oleh 1st Duke of Northumberland, John Dudley. Ayah Lord Guilford Dudley. yang juga mertua Lady Jane.
Quote:
Plot dan Settingan
Pemerintahan Edward VI hanya berlangsung selama sekira enam tahun, karena pada usia 15 tahun, dia didiagnosis menderita penyakit yang mematikan.
Dibesarkan sebagai seorang Protestan, Edward VI kemudian menyusun sebuah rencana mempengaruhi politik kerajaan agar tahta raja Inggris jatuh ke tangan penguasa Protestan.
Mereka ingin Protestan yang memimpin agar aliran tersebut tetap berkuasa.
Sementara Mary Tudor merupakan seorang Katolik yang juga ingin memperkuat ajarannya di pemerintahan.
Northumberland membujuk raja untuk menyatakan Mary tidak sah sebagai pewaris takhta.
Demikian juga dengan saudara tirinya yang lain, Elizabeth, dan mengubah garis suksesi untuk memuluskan jalan Lady Jane Grey menuju singgasana.
Menyusul meninggalnya Raja Edward VI pada 1553, Kerajaan Inggris kesulitan untuk mencari penerus tahta.
Edward VI adalah putra satu-satunya dari Raja Henry VIII yang naik tahta pada usia 10 tahun menyusul mangkatnya sang ayah pada 1547.
Sebelumnya,
Saat sang raja berada di penghujung usianya,
Duke of Northumberland yang beragama Kristen Protestan itu pun berupaya mati-matian mencegah takhta jatuh ke tangan Mary Tudor yang Katolik.
Dan,
Raja Edward VI wafat pada 6 Juli 1553.
Dan di akhir hidupnya, Edward VI menunjuk sepupunya, Lady Jane Grey sebagai penerusnya.
Selanjutnya,
Jane Grey dibawa ke rumah Duke of Northumberland.
Sebuah pertemuan rahasia digelar di sana.
Jane disambut Northumberland, suaminya, juga kedua orangtuanya.
Saat diberitahu bahwa saat itu dia telah menjadi Ratu Inggris, Jane pingsan.
Setelah sadar, ia masih enggan menerima tugas barunya, ia mengatakan,
"(apa boleh buat) Jika apa yang telah diberikan kepada saya adalah hak saya.",
Empat hari kemudian, Jane dinobatkan.
Di usianya yang masih 16 tahun,
Jane diproklamirkan sebagai Ratu Inggris.
Surat pengangkatan Lady Jane
Quote:
KONFLIK DAN INTRIK
Sementara itu, Jane Grey kemudian menuju ke Menara London (Tower of London) di mana ia memerintah.
Status Jane Grey sebagai ratu Inggris yang baru, diumumkan secara terbuka.
Rakyat pun heboh.
Tidak semua rakyat dan bangsawan Inggris setuju dengan penunjukan itu.
Mereka lebih memilih pewaris tahta berasal dari garis keturunan langsung keluarga kerajaan.
Sebab, orang-orang Inggris, yang sudah lelah melalui begitu banyak gejolak politik dan agama, berpikir bahwa Mary Tudor adalah pewaris takhta yang sah milik Dinasti Tudor.
Pada hari pertama, Lady Jane menjalankan roda pemerintahan kerajaan dengan lancar.
Tak ada hambatan.
Namun beberapa hari kemudian, tekanan dan penolakan mulai bergulir atas perintah Mary Tudor.
Hari berganti hari, dukungan untuk Mary Tudor dari kalangan pemerintah dan elite kerajaan meningkat hingga akhirnya Lady Jane diputuskan untuk turun dari jabatan
Memang Mary awalnya tak populer, namun kini popularitasnya melonjak di kalangan rakyat inggris.
Mary Tudor berupaya merebut kembali apa yang menjadi haknya.
Bagi Mary Tudor, berdasarkan undang-undang, yang seharusnya menjadi pewaris adalah dirinya, bukan Lady Jane.
Meski Raja Inggris Henry VIII mewariskan takhtanya kepada Lady Jane, Mary Tudor tetap bersikeras bahwa hal itu melanggar konstitusi yang telah diatur dalam kerajaan.
Menurut Mary, seharusnya kekuasaan diturunkan kepada anaknya langsung, bukan kepada cucu dari saudara si Raja VIII. Lady Jane saat itu merupakan cucu dari Raja Henry VII, pemimpin sebelumnya.
Jane Grey memang telah bertindak sebagai ratu di Menara London, Namun, Northumberland salah perhitungan.
Mary Tudor mendapat dukungan rakyat luas.
Northumberland tidak memperkirakan ini.
Bahkan pada pertengahan Juli, Duke of Suffolk, ayah Lady Jane Grey beralih dukungan.
Yang lebih tragis lagi,
Sang ayah lebih memilih membela dan mendukung Mary, bukan Jane yang putri kandungnya sendiri.
Pendukung Northumberland pun terpukul karenanya.
Duke of Suffolk pun dengan mudah membujuk putrinya untuk melepas mahkotanya.
Quote:
Eng ing engggg
Pada 19 Juli 1553, Mary Tudor dinyatakan sebagai ratu dengan gelar Ratu Mary I.
Karena dukungan rakyat,
Setelah sembilan hari,
Dewan kerajaan memproklamirkan Mary I, saudara tiri Edward VI, putri dari Henry VIII dari istri pertamanya, Catherine dari Aragon, sebagai Ratu Inggris yang baru.
Sementara itu,
Tower of London malah menjelma menjadi penjara bagi Jane Grey.
Setelah Mary mendapatkan mahkota ratu, ia kemudian memenjarakan Jane, suaminya, dan juga ayahnya di Tower of London.
Dalam waktu singkat, Mary I membatalkan reformasi Protestan yang dijalankan Edward VI,
Sekaligus menjatuhkan vonis mati atas tuduhan pengkhianatan kepada Lady Jane Grey
Semula, nyawa Lady Jane Grey yang saat itu berusia 16 tahun diampuni oleh ratu Mary.
Tetapi, kemudian ayahnya terlibat dalam pemberontakan Wyatt, yang menentang pernikahan Ratu Mary I dengan Raja Phillip dari Spanyol pada awal 1554.
Setelah pemberontakan itu dipadamkan, Lady Jane Grey dan suaminya kembali dijatuhi hukuman mati atas tuduhan pengkhianatan.
Quote:
EKSEKUSI
Pada 12 Februari 1554, pasangan tersebut dihukum mati di Tower of London.
Sang suami dipancung terlebih dahulu.
Si mantan ratu dieksekusi beberapa jam kemudian.
Lady Jane menyaksikan suaminya yang dieksekusi
Tulisan terakhir Jane sebelum ia dieksekusi
Jane kemudian didatangi si algojo. Untuk menjemputnya menuju titik eksekusi.
Ia tiba-tiba sedikit panik dan bertanya,
"Apa yang harus saya lakukan ? Di mana aku sekarang?" tanya Jane panik.
Tapi dalam kepanikan itu, dia mampu menenangkan hatinya sendiri.
Melalui doanya pada Tuhan.
JANE IN THE LAST OF HER OWN WORD
Sebelum dieksekusi, Lady Jane menyampaikan pidato kepada para rakyat yang menonton proses eksekusi dirinya :
"Hai, orang-orang yang baik, saya di sini segera mati. Tapi saya tegaskan bahwa ini (menjadi ratu) sebenarnya bukan keinginan saya. Di hadapan Tuhan, saya tegaskan saya tak bersalah."
Lady Jane Grey menghadapi eksekusinya dengan berani.
Dia mengenakan sapu tangan putih untuk menutup matanya dan meminta kepada algojo untuk diantar ke balok pemenggalan di mana dia meletakkan kepalanya.
Lady Jane kemudian dibawa petugas dan algojo ke lokasi eksekusi. Mata Jane ditutup dan berjalan dituntun petugas.
"Apakah kamu akan melepaskan penutup mata ini saat eksekusi?" tanya Jane kepada si pemenggal yang memegang kapak.
"Tidak Madam," jawab si algojo.
Dia berlutut dan mengambil posisi. Jane berusaha tenang dan berdoa.
Dan ketika algojo mulai mengayunkan kapaknya,
Kalimat doa ini menjadi kalimat terakhir yang keluar dari bibir belia itu..
"Ya Tuhan, dalam kekuasaan-Mu, aku serahkan jiwaku...."
Pada 12 Februari 1554, ia dan suaminya dihukum penggal.
Ayahnya menyusul dua hari kemudian.
Pada 12 Februari 1554, hidup Lady Jean Grey berakhir tragis di balok pancungan.
Dia menjadi Ratu Inggris selama sembilan hari dari 10 Juli 1553 sampai 19 Juli 1553,
menjadikannya ratu dengan masa pemerintahan tersingkat sepanjang sejarah Inggris sampai saat ini.
Quote:
At sixteen,
Lady Jane Grey is about to be married off to a stranger
And caught up in a conspiracy
To rob her cousin, King Edward, of his throne.
But those trifling problems aren't for Jane to worry about,