Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

alizazetAvatar border
TS
alizazet
Tuhan Berikanlah Aku Cinta


Part 2 (Secerah Senja Seindah Rindu)

Spoiler for Mama Muda Juga Manusia Biasa:


Leida masih saja gelisah memikirkan hal dan kemungkinan yang akan terjadi bila sampai Rena mengetahui tentang masa lalu kisahnya. 
Tuhan, mengapa aku kau hadapkan dengan kenyataan ini? Aku takut menjadi istri yang durhaka dan ibu yang tak baik. Sambil menyiapkan sarapan pikirannya tak fokus dan kemana-mana. 
"Bunda, nanti pulang sekolah Rena mau beli buku sama Aufa ya, jadi pulang agak sore."
"Iya, boleh sebelum ayah pulang kerja Rena harus sudah di rumah." Aku menegaskan 
"Eh Ayah juga agak telat satu jam ya nanti pulang kerjanya, ada tamu perusahaan dari luar kota yang mengajak makan malam." Ayah Rena juga menambahkan  informasi kepulangan sambil duduk menikmati sarapan.
Aku hanya mengangguk mengiyakan.

"Bunda aku berangkat." Rena dan ayahnya berjalan beriringan menuju sepeda motor yang terparkir di teras. 
"Kalian hati-hati ya." Dikecup ujung kepalaku sebelum berangkat.

Sebuah mobil sedan berkaca hitam berhenti tepat di depan pagar saat aku menutupnya. Aku tunggu beberapa detik sekiranya itu tamuku. Sepertinya bukan, mobil tetap diam. Segera aku masuk ke rumah melanjutkan pekerjaan ibu rumah tangga.

Ponselku menjerit-jerit, segera kuangkat melihat nama Mona di layar. "Ya Min, ada yang bisa aku pangku?" Gurauku mengawali panggilan.
"Leida aku mohon maaf kemarin waktu aku ke kafe sama bandku aku .... aku bertemu Arman." Seketika sesak dadaku. Sedari tadi ku tahan agar tak memikirkan dia, Mona malah menambah penderitaan.
"Lei, kamu masih di situ?"
"Ya, Mon, masih hidup."
"Dia mengenaliku, dan yang pertama dia tanyakan adalah kamu. Sekali lagi mohon maaf dia memaksaku memberikan nomor ponsel dan alamat rumahmu."
"Mona..."
"Maafkan aku, siap mendapat sanksinya." Aku hanya mendengus kesal, sia-sia aku menghindar sepertinya dia sudah tahu keberadaanku. Ah mobil tadi, jangan jangan. Aku mengusap wajah dengan tanganku.
"Ya sudah Mona sudah terjadi, doakan aku bisa menghadapi dan mengatasi."
"Mon bisa temani aku jam 10 nanti? Ada yang harus aku beli. Aku jadi tak nyaman keluar sendiri."
"Baik Leida, aku akan datang sebelum jam 10.00."
"Trims, kutunggu." Aku mengakhiri panggilan Mona

*****
Kami melaju menuju pusat perbelanjaan murah di kota kami. Setelah memarkir motor langsung menuju tempat belanja tanpa basa-basi. Mata kami tak berkedip melihat harga promo yang ditawarkan. Sudah kodrat ibu-ibu baik tua maupun muda, bila melihat barang yang murah dan berkualitas hasrat belanjanya meningkat. Aku segera ingat akan kebutuhan utama lain, segera mengerem keinginan membeli barang yang tak terlalu penting.
"Leida, haus juga nih sudah selesai belanjanya? Ayok cari.minum dan ngadem."
"He he iya Mon leskooo."
"Di kafe langgananku saja ya, dekat dari sini enak tempatnya tak mahal pula harganya." Aku segera menghentikan langkahku.
"Kenapa Lei?"
"Aku takut dia di sana. Kamu menjebakku."
"Ya ampun Leida, plisss aku tidak begitu, kemarin pun kebetulan. Aku takkan menghubungi, swear."
"Baiklah, ada menu dan minuman kesukaanku tidak?"
""Ada." Mona menjawab singkat dan melaju ke arah kafe.

Kafe yang asri, ornamen kayu menghiasi ruangan, ada bunga segar di setiap sudut ruang. Musik yang lembut mengalun membuat suasana siang yang panas jadi adem. Seorang pramusaji menghampiri.
"Leida pesan sana makanan minuman kesukaanmu pasti ada."
Segera ku pesan mie golek dan juice apukat tanpa gula, Mona memesan cemilan dan jeruk dingin.
"Sejak kapan kamu langganan ke sini?"
"Enam bulan lalu. Nggak sengaja pas lewat pas baru buka, nyoba saja eh cocok."
"Hmmm enak menunya. Tempat nya juga nyaman." Aku habiskan tandas 

Tanpa mereka ketahui seseorang mengawasi dari ruangan berkaca di dalam kafe.
"Leida, kamu masih seperti dulu seolah usia tak mmembuatmu terlihat tua, semakin terlihat belia." Dia menggumam dengan senyum penuh arti.

"Lei, bagaimana kalau dia menghubungimu?"
Seketika juice yang tinggal setegukan membuatku tersedak hingga mengeluarkan air mata. Seorang pramusaji segera memberi air mineral, antara kaget dan butuh minum, aku ambil sebotol yang ia sajikan.
"Maaf, saya disuruh bapak." Pramusaji menegaskan, mungkin membaca raut wajahku yang penuh tanya ke arahnya.
Seketika aku dan Mona bersamaan bertanya, " Bapak?"
"Iya, aku." Serempak kami menoleh pada sumber ssuara, aku dan Mona sama-sama terkejut tak menyangka, kami melongo menganga melihat Arman berdiri di depan kami. Hatiku mulai kacau neoron otak serasa berantakan. Aku segera berdiri hendak pamit tapi Arman mencegahku.

"Tidak bisakah kita bicara sejenak, terimakasih sudah mampir di kafe ini."
Aku dan Mona berpandangan.
"Maaf aku harus segera sampe rumah, Rena sebentar lagi pulang sekolah." Aku mencari alasan
"Rena? Putrimu-kah?"
"Eh iya, ayo Mon." Segera kami beranjak meninggalkan kafe. Sebelum kami melewati pintu sempat terdengar ucapan Arman. "Aku semakin dekat denganmu Lei."

*****

Quote:


Cerita sebelumnya Di sini

*To be continue thread di bawahnya ya GanSist
Cendolnya bintangnya subcribe nya ku tunggu. Kritikan saran arahan juga ya 

#belajarbersamabisa

Mlg, 08.03.2019
Diubah oleh alizazet 08-03-2019 14:33
hvzalfAvatar border
anasabilaAvatar border
kelayan00Avatar border
kelayan00 dan 14 lainnya memberi reputasi
15
4.2K
170
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan