Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

silents.Avatar border
TS
silents.
Kata Pemuda Muhammadiyah Soal Usul NU Tak Sebut Kafir ke Non-Islam
Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Sunanto alias Cak Nanto sepakat dengan Nahdlatul Ulama yang melarang perilaku mengkafirkan orang lain karena perbedaan keyakinan. Asal sikap tersebut tidak dilembagakan.

"Ini kan urusan kultur dan nilai. Semakin dibirokrasikan, [kelompok yang gemar mengkafirkan kelompok lain] akan semakin mengeras, nanti dianggap pertarungan," ujarnya kepada Tirto, Jumat (1/3/2019).

Menurutnya, organisasi-organisasi semacam Muhammadiyah dan NU hanya perlu mengedepankan dialog dengan kelompok-kelompok yang masih gemar mengkafirkan yang lain.

"Saya kira itu jalan terbaik yang harus dilakukan," tuturnya.

Perihal kafir, dalam Islam memang ada pembahasannya. Siapa pun yang tidak menerapkan laku hidup sesuai ajaran Islam, maka akan disebut sebagai kafir. Tapi, menurut Cak Nanto, di agama lain makna kafir juga demikian.

Lebih lanjut, ia katakan, persoalan keyakinan seseorang berkenaan dengan hidayah yang diberikan Tuhan. Tinggal bagaimana semua penganut agama, khususnya Islam saling memahami perbedaan yang ada saja.

"Tidak boleh menyudutkan keyakinan orang yang sudah memiliki keyakinan sendiri. Perlu dipahami saja perbedaannya, tak perlu justifikasi bahwa mereka kafir. Apalagi kalau sampai berlebihan dan diutarakan di depan umum, itu yang perlu ditahan," ujarnya.

Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU, KH Abdul Muqsith Ghozali menyarankan untuk tidak menggunakan kata “kafir” ketika merujuk pada non-Muslim. Hal tersebut ia sampaikan pada kesempatan Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat, Kamis (28/2/2019) kemarin.

Menurut dia, kata “kafir” sering diasosiasikan umat Muslim kepada umat yang berbeda ajaran dengannya dan penyebutan tersebut sangat kasar.

"Kata kafir menyakiti sebagian kelompok non-Muslim," pungkas KH Abdul Muqsith Ghozali.

https://tirto.id/kata-pemuda-muhammadiyah-soal-usul-nu-tak-sebut-kafir-ke-non-islam-didc

Bersyukur NU dan Muhammadiyah sepakat soal kopar kapir ini. Dua ormas islam terbesar ini harus didukung untuk kelangsungan NKRI.

Hanya saja ada sedikit kegalauan. Di saat para kafir2 sudah mengeksplorasi ruang angkasa, kita masih sibuk dengan hal2 seperti ini.

Sepertinya kampret2 busuk memang harus ditendang dari NKRI. Buang saja ke timur tengah biar ikut jihad lawan isroil. Kan dari dulu katanya mau jihad lawan isroil tapi nggak jadi2 sampe sekarang. Klo dibiarkan idup di NKRI hanya merusak saja tidak ada gunanya.

Miris....


6
4K
59
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan