- Beranda
- Komunitas
- Hobby
- Green Lifestyle
Sablon Kaos, Dari Alat Protes Jadi Tren Lifestyle
TS
wowonwae
Sablon Kaos, Dari Alat Protes Jadi Tren Lifestyle
Hai Agan-Sista 
Teknik penyablonan lalu diadopsi oleh para seniman sebagai suatu solusi atas biaya pencetakan yang mahal. Sablon adalah solusi praktis dan murah untuk melakukan pencetakan secara berulang – ulang. Kini teknik sablon menjadi terkenal, baik dalam dunia seni, maupun pencetakan secara komersial.
Pada awalnya desain sablon pada kaos cenderung berisi logo ataupun slogan sebuah komunitas sebagai kebanggaan / tanda solidaritas saja, namun kini seiring berkembangnya sistem demokrasi di berbagai negara yang menjamin kebebasan individu untuk menyuarakan pendapat, sablon kaospun dipilih jadi medium penyampaian pesan yang praktis dan efektif karena bisa dicetak siapa saja dan kadang sulit dilacak. Kaos dianggap sebagai medium tepat guna untuk penyebaran gagasan gagasan karena tren masa kini bisa dipakai oleh semua orang.
Bagi para pemakai, mengenakan kaos bertuliskan kalimat-kalimat protes atau sindiran bisa menjadi sebuah kebanggaan, bukti kepedulian sekaligus tanda solidaritas terhadap isu sosial atau aktivisme tertentu.
Adalah Katharine Hamnett, seorang desainer busana yang dianggap mempelopori sablon kaos sebagai sarana protes. Sosok Hamnett jadi fenomenal setelah fotonya bersama mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher tersebar di media. Waktu itu, ia mengenakan kaos putih bertuliskan "58% Don’t Want Pershing"—alias "58% (Populasi Inggris) Menolak (Rudal Nuklir) Pershing". Slogan itu adalah bagian dari kampanye publik Hamnett yang menolak rencana NATO menaruh rudal nuklir di beberapa negara Eropa pada awal 1980-an.
Sejak malam itu, Hamnett dikenal sebagai desainer kaos protes. Hamnett pun menjadi terinspirasi untuk membawa sablon kaos berlanjut ke ranah mode. Telegraph mencatat, desain-desain Hamnett sebagai yang banyak dijiplak di Inggris. Tahun lalu iapun mengeluarkan desain kaos terbaru yang masih relevan hingga kini. Tulisannya "Cancel Brexit", "Second Referendum Now", dan "Fashion Hate Brexit".
Ide Hamnett ini akhirnya ikut menginspirasi desainer-desainer lain seperti Prabal Gurung dan Maria Grazia Chiuri—direktur kreatif lini busana Dior—dalam menciptakan kaos bernada protes. Pada 2017, Dior menciptakan kaos edisi khusus bertuliskan "We Should All be Feminists" ("Kita Semua Harus Jadi Feminis"). Setelah peragaan, kaos ini jadi perbincangan di media sosial terlebih setelah pesohor Rihanna memakainya.
Di Indonesia, kaos protes seperti ini sudah wara-wiri sejak lama di lingkaran aktivis yang hendak menggaungkan isu-isu tertentu. Beberapa kaos protes atau kaos aktivis yang terkenal adalah kaos bergambar Munir, Marsinah, kaos dengan pesan penolakan reklamasi Tanjung Benoa, hingga kaos tolak pabrik semen kendeng.
Di Indonesia, kaos aktivis umumnya diproduksi oleh komunitas atau LSM seperti Kontras, individu pencetak kaos #gantipresiden2019, hingga kolektif seni seperti Daging Tumbuh yang digagas seniman Eko Nugroho. Publik bisa menemukan kaos itu dengan mudah di berbagai laman e-commerce. Harganya bervariasi, dari puluhan ribu hingga seratusan ribu rupiah.
Masih anget kan di ingatan tentang kaos bertuliskan #2019 ganti presiden yang sempat ramai dibicarakan? Udah basi kali ye...
Oke, bukan tentang apa tulisannya yang akan dibahas di trit ini, tapi tentang perkembangan desainnya dari masa ke masa. Berawal dari penasaran ane ketika ngumpul di distro adik ane, sejak kapan sih orang mulai nulis-nulis di kaos? Maksudnya secara serius dengan teknik sablon, kalau cuma corat-coret pake spidol sih kerjaan ane waktu masih kecil 
Spoiler for Sejarah Teknik Sablon:
Nah, terjawab akhirnya tanda tanya besar di kepala ane. Agan-sista paham juga kan akhirnya.
Oke yuk lanjut 
Teknik penyablonan lalu diadopsi oleh para seniman sebagai suatu solusi atas biaya pencetakan yang mahal. Sablon adalah solusi praktis dan murah untuk melakukan pencetakan secara berulang – ulang. Kini teknik sablon menjadi terkenal, baik dalam dunia seni, maupun pencetakan secara komersial.
Spoiler for Logo Kebanggaan / Solidaritas:
Pada awalnya desain sablon pada kaos cenderung berisi logo ataupun slogan sebuah komunitas sebagai kebanggaan / tanda solidaritas saja, namun kini seiring berkembangnya sistem demokrasi di berbagai negara yang menjamin kebebasan individu untuk menyuarakan pendapat, sablon kaospun dipilih jadi medium penyampaian pesan yang praktis dan efektif karena bisa dicetak siapa saja dan kadang sulit dilacak. Kaos dianggap sebagai medium tepat guna untuk penyebaran gagasan gagasan karena tren masa kini bisa dipakai oleh semua orang.
Bagi para pemakai, mengenakan kaos bertuliskan kalimat-kalimat protes atau sindiran bisa menjadi sebuah kebanggaan, bukti kepedulian sekaligus tanda solidaritas terhadap isu sosial atau aktivisme tertentu.
Spoiler for Katherine Hamnett:
Adalah Katharine Hamnett, seorang desainer busana yang dianggap mempelopori sablon kaos sebagai sarana protes. Sosok Hamnett jadi fenomenal setelah fotonya bersama mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher tersebar di media. Waktu itu, ia mengenakan kaos putih bertuliskan "58% Don’t Want Pershing"—alias "58% (Populasi Inggris) Menolak (Rudal Nuklir) Pershing". Slogan itu adalah bagian dari kampanye publik Hamnett yang menolak rencana NATO menaruh rudal nuklir di beberapa negara Eropa pada awal 1980-an.
Sejak malam itu, Hamnett dikenal sebagai desainer kaos protes. Hamnett pun menjadi terinspirasi untuk membawa sablon kaos berlanjut ke ranah mode. Telegraph mencatat, desain-desain Hamnett sebagai yang banyak dijiplak di Inggris. Tahun lalu iapun mengeluarkan desain kaos terbaru yang masih relevan hingga kini. Tulisannya "Cancel Brexit", "Second Referendum Now", dan "Fashion Hate Brexit".
Ide Hamnett ini akhirnya ikut menginspirasi desainer-desainer lain seperti Prabal Gurung dan Maria Grazia Chiuri—direktur kreatif lini busana Dior—dalam menciptakan kaos bernada protes. Pada 2017, Dior menciptakan kaos edisi khusus bertuliskan "We Should All be Feminists" ("Kita Semua Harus Jadi Feminis"). Setelah peragaan, kaos ini jadi perbincangan di media sosial terlebih setelah pesohor Rihanna memakainya.
Di Indonesia, kaos protes seperti ini sudah wara-wiri sejak lama di lingkaran aktivis yang hendak menggaungkan isu-isu tertentu. Beberapa kaos protes atau kaos aktivis yang terkenal adalah kaos bergambar Munir, Marsinah, kaos dengan pesan penolakan reklamasi Tanjung Benoa, hingga kaos tolak pabrik semen kendeng.
Di Indonesia, kaos aktivis umumnya diproduksi oleh komunitas atau LSM seperti Kontras, individu pencetak kaos #gantipresiden2019, hingga kolektif seni seperti Daging Tumbuh yang digagas seniman Eko Nugroho. Publik bisa menemukan kaos itu dengan mudah di berbagai laman e-commerce. Harganya bervariasi, dari puluhan ribu hingga seratusan ribu rupiah.
Nah, agan-sista punya kaos dengan desain sablon apa nih di rumah? Kalau unik boleh share di kolom komen / quote 👇👇👇 barangkali unik dan menarik buat ane tiru bikin.
Makasih udah mampirsehat selalu, met beraktivitas.
Makasih udah mampir
sehat selalu, met beraktivitas.
Spoiler for Sumber ::
Diubah oleh wowonwae 08-04-2019 21:55
0
2.1K
8
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan