(It's Not a) Final Destination

Beranda
Komunitas
Story
Stories from the Heart
(It's Not a) Final Destination

999999999

14-11-2018 22:22

{1}
#UdahTutup

6 November 2018 - 06:00 WIB

Yo sólo la miré y me gustó
Me pegué y la invité: "Bailemos, eh?"
La noche está para un reggaetón lento
De esos que no se bailan hace tiempo
Yo sólo la miré y me gustó
Me pegué y la invité: "Bailemos, eh?"
La noche está para un reggaetón lento
De esos que no se bailan hace tiempo

Suara nyaring CNCO langsung bikin gue lompat dari kasur. Kalau gak dicegah istri gue mungkin gue langsung goyang samba masih dengan mata terpejam.

"Sadar, Pih! Melek-melek!" jerit istri gue.

Ilustrasi istri gue.
Source: Google Image

Oh, rupanya tadi suara alarm di hape butut gue.

Setelah mematikan alarm hp, gue menyipitkan mata menyesuaikan tingkat brigthness mata yang baru bangun tidur dengan cahaya di muka bumi ini. Dari luar terdengar suara tukang roti dan tukang sayur saling bersahutan. Gak lama hp istri gue berbunyi. Temen kantornya yang bernama Dita menelpon.

Gue duduk lesehan di depan tv. Masih depan kasur. Rumah gue dan istri rumah petakan sederhana. Jangan heran kalau kamar juga merangkap sebagai ruang makan, ruang tv, lab. bikin anak, macem-macem fungsi lah pokoknya.

Gak lama aroma kopi hitam menerobos masuk ruangan dari dapur. Yang makin mendekat saat istri gue balik ke kamar dengan secangkir kopi untuk ia taro di... depan tipi. Kita emang gak punya meja makan

Gak lama istri gue udah rapih dan siap berangkat kerja. Dengan blazer warna biru, dan hijab dengan warna yang senada. Dia sudah siap untuk dianter kerja oleh suaminya yang tampan ini ha ha ha, iya kan...? Iya kan...? Eh sorry, gue bukan Yangleksi ding.

"Mih, koran ku mana ya?" tanya gue sambil menyeruput kopi perlahan. Ada kehangatan mengalir dari bibir, lidah, tenggorokan, menuju ke lambung dan seterusnya. Gak usah dipikirin. Dia juga gak mikirin kita ini!

"Ini 2018, Pih! Kamu terakhir beli koran kan sebelum kita pacaran! Sekarang kita udah 6 tahun merit!" istri gue mengingatkan.

"Oh, aku lupa. Aku habisin kopi dulu ya baru kita berangkat."

Istri gue tidak menjawab. Dia memilih mempersiapkan kunci motor, dua helm, jaket, sarung tangan, dan sebangsanya lah.

Setelah cuci muka sekenanya di kamar mandi, gue balik ke kopi gue sambil menyalakan laptop. Di wallpaper windows terlihat jelas angka 6 November 2018. Gue kayak inget sesuatu, tapi apa ya?

"YA TUHAN, KASKUS ULANG TAHUN!!!!" seru gue pas ingat bahwa hari ini Kaskus berulang tahun yang ke 19. Buru-buru gue buka browser dan ketikkan "kaskus.id" di bagian alamat.

BLANK!

Website Kaskus gak bisa dibuka!

Gue teliti alamatnya. Memastikan gue mengetik "kaskus" bukan "kakus". Tapi bener sih. Kok gak bisa dibuka ya?

Istri gue masuk, "Belum abis, Pih?" mukanya mulai bete. Sambil melihat jam di tangannya.

"Udah nih. Yuk kita berangkat."

"Mih, situs Kaskus kok gak bisa dibuka ya?" tanya gue di perjalanan. Sebenernya gak pada tempatnya juga sih. Istri gue juga gak bakal tau lah kenapa website Kaskus gak bisa dibuka.

"Apa, Pih? Kaktus?!"

"Kaskus, Mih. Forum Kaskus," ulang gue. Istri gue harusnya paham. Dia kan tau banget kalau gue gak main sosmed. Dan cuma main Kaskus.

"Kamu ngigau ya, Pih?"

"Maksud kamu?" gue gagal paham.

"Kaskus kan udah lama banget tutup. Ada kali sepuluh tahun yang lalu!"

WHAT?!?

Gue menghentikkan motor dengan mendadak. Yang hampir bikin motor di belakang gue nabrak gue, motor di belakangnya lagi juga nyaris menabrak motor di depannya, dan motor paling belakang berhasil mengindar tapi sukses nyebur got!

Gue buru-buru minta maaf ke semuanya. Dan sekenanya. Karena fokus gue adalah jawaban istri gue barusan.

"Kamu lagi phrank ya? Yang ulang tahun Kaskus kenapa kamu yang nge-phrank-in aku, Mih?"

"AKU UDAH TELAT, PIIIIH?! KOK MALAH BERHENTI SIIIIH?!"

Dan sebelum gue dicabik-cabik singa, gue pun melanjutkan perjalanan.

Sepersekian detik setelah istri gue salaman, cium tangan dan masuk ke kantornya, gue buru-buru buka hape untuk mengakses forum Kaskus. Gue cari-cari aplikasinya di deretan depan.

Gak ada!

Aplikasi Kaskus FJB juga gak ada!

Gue buka safari dan mengaksesnya dari sana. Sama dengan di laptop tadi di rumah. Kaskus gak bisa dibuka!

Gue buka phone book. Mencari temen sesama Kaskuser untuk mencari tau, ada apa gerangan website Kaskus menghilang. Aplikasinya pun raib dari hape gue.

Ilustrasi temen Kaskuser gue yang bernama SISIL.
Source: Google Image

"Hallo, Sisil?" sapa gue saat suara Sisil menjawab 'hallo' sebelumnya.

"Iya, benar, saya Sisil. Maaf, ini siapa ya?"

Gusti.... Apa lagi ini?

"Serius, Sil, lo gak save nomor gue?!" agak heran juga. Secara gue beberapa akhir ini sering komunikasi sama dia. Karena kebetulan 4 hari lagi, 10 November pas Hari Pahlawan, kita mau ngadain Donor Darah bersama di PMI Jakarta Pusat.

"Maaf, saya lagi nunggu ojek online nih. Bisa nanti gak ya telponnya?"

"Oh, sorry kalau gitu. Gue WA aja ya, Sil?" gue pun ngalah.

"Silakan. Tapi maaf kalau balesnya lama. Saya gak biasa WA-an sama orang yang gak saya kenal."

Sambungan telpon terputus.

Gue kebingungan di pinggir jalan. Masih di depan kantor istri gue.

Ada alert kalau hp gue lowbat. Dan bener. Baru mau buka WA hp mati. Gue pun buru-buru pulang.

Sepanjang jalan gue gak abis pikir. Barusan semalem di Group WA Panitia Donor Darah gue, Sisil dan panitia yang lain membahas kegiatan kita ini. Masa esok paginya dia bilang gak kenal sama gue. Apa hp nya ilang dan ditemukan oleh orang lain ya?

Sampe rumah gue buru-buru ngecas hp gue. Agak lama. Gue teguk kopi dan PFUIH!!Apes. Karena tinggal ampas.

Hp pun menyala. Gue buka WA. Cuma ada group kerjaan. Gak ada satupun Group Kaskus. Group Panitia Dondar, Group Kaskus Badge Hunter, dan Group Enthusiast Forum HP. Gue diremove dari ketiganya? Ni hp gue bukan sih?!

Saking keselnya, gue googling dengan keyword "forum kaskus".

Jeng... Jeng... Jeng....!

Gak ada link yang mengarahkan gue ke Forum Kaskus. Semua isinya berita. Dan seperti kata istri gue, Kaskus shutdown aka pamit 10 tahun yang lalu! Yakni tanggal 6 November 2008!

Gue cubit pipi gue sendiri. Sakit. Gue bukan ngimpi dong!?

Dalam kebingungan dan kelaparan gue meraih kunci motor untuk beli bubur ayam.

Baru banget gue standarin motor mau order bubur ayam, lamat-lamat ada suara manggil gue,

"Mas... mas..."

Gue celingukan. Siapa sih yang manggil gue?

"Mas... mas..., tulungin saya..."

Ada suara tapi gak ada orangnya? Masa siang-siang ada The Nun sih?

"Di bawah, Mas!"

"YA GUSTI! BUUU, DARI TADI MASIH DI DALEM GOOOOT?!"

to be continue...