Tampang Muka Boyolali dan Protes Lewat Tagar #SaveMukaBoyolali Viral
TS
arbib
Tampang Muka Boyolali dan Protes Lewat Tagar #SaveMukaBoyolali Viral
Tagar save muka Boyolali ramai di Twitter. Hal ini dipicu oleh potongan atau cuplikan video pidato salah satu capres 2019. Cuplikan pidato tersebut bereda viral di jejaring sosial. Isi pidatonya memuat lelucon kuno, yang dinilai menyinggung ras tertentu.
Quote:
Quote:
Ragam tanggapan pun bermunculan. Mulai dari yang pro dan kontra. Yang pro tentunya adalah barisan pendukung. Yang kontra berasal dari barisan netral dan barisan yang memang pendukung lawan politiknya. Persoalan ini pun, menjadi perbincangan hangat diawal November 2019 ini. Viralnya persoalan ini, nampak seperti hujan di bulan November ( November Rain).
Lelucon mengenai tampang orang yang berasal dari golongan atau suku alias ras tertentu, ini merupakan dagelan lawas. Yang memang mestinya disaat-saat seperti sekarang ini, tak boleh disinggung lagi. Apalagi negeri kita Indonesia, yang terakit dari ribuan suku, agama, ras dan antar golongan. Lelucon seperti ini nampaknya mesti dihilangkan, karena secara takdir, kita manusia, diciptakan menjadi beberapa suku yang berbeda. Dari sananya sudah begitu. Istilah pribumi pun, dalam acara formal kenegaraan dihilangkan, sebagai upaya meningkatkan kesadaran bahwa negeri kita Indonesia terajut dari keberagaman.
Tampilan muka kita, mau apapun bentuknya, mau bulat, lonjong atau persegi empat. Mau berasal dari timur barat, selatan, utara atau lainnya. Kita tetaplah manusia. Dan yang membaca thread kali ini pun, TS percaya itu manusia.
Muka Boyolali, kalo masuk hotel mewah, bisa bermasalah ?. Ini cuma mitos dan lelucon saja. Pada kenyataannya, di negeri kita, mau hotel dan tempat semewah apapun, jika kita masuk dan mau menggunakan fasilitas itu, tak memandang tampang. Apalagi tempat asal kelahiran. Yang penting mau membayar fasilitas itu. Yang penting punya uang. Itulah kenyataannya. Karena bisa kita cari, hampir tidak ada hotel dan sejenisnya yang hanya menerima golongan tertentu saja, di negeri kita Indonesia tentunya.
Jika ada hotel atau bisnis fasilitas tertentu yang rasis di negeri kita, pastilah akan bangkrut. Mengingat, negeri kita, Indonesia terdiri dari berjuta ragam perbedaan. Jadi, ga mungkin ada pebisnis yang mau rugi, dengan hanya mau melayani muka atau tampang orang tertentu saja. Bagi pebisnis, mau tampang orang sekusut apapun, jika mampu membayar, tentu akan bisa masuk. Dan sebaliknya.
Sebagai seorang yang terbiasa dalam dunia sales marketing, TS, seringkali berhadapan dengan berbagai orang yang tipe dan tampilan aneka rupa. Tak semua transaksi besar hanya berasal dari muka atau tampang tertentu saja. Ada kalanya, penampilan orang yang sangat meyakinkan untuk bertransaksi, namun ternyata tampangnya saja. Dan orang yang tampilannya biasa saja, ternyata nilai belanja atau transaksi yang dilakukannya tiada terduga.
Spoiler for santai gan:
sumber gambar https://www.memecomic.id/artikeldetil/430-inilah-betapa-gregetnya-ibu-susi
Masih ingat dengan meme ibu Susi kan?. Siapa yang sangka, dengan tampilan apa adanya ternyata beliau belanja pesawat terbang. Sekali lagi ini membuktikan, tampilan atau tampang bukanlah segalanya. Walaupun muka atau penampilan yang meyakinkan memang kadang diperlukan.
Kembali ke persoalan video tampang tertentu tak bisa masuk hotel mewah, ini sebetulnya cuma lelucon saja. Mungkin maksudnya begitu. Cara mencari simpati dengan sedikit menghibur. Namun, netizen Indonesia ini berbeda dengan negara lain. Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa, sosial media kita ini kejam. (Contoh).... Hal itu di kemukakan sewaktu viralnya kasus potongan video pidato Ahok, yang menyebabkan Ahok dipenjara.
Nah kali ini, kasus serupa walaupun tak sama juga terjadi. Yang kena kali ini adalah salah satu capres. Video nya diambil sepenggal dan viral. Dan potongan video yang viral itu menuai pro kontra. Inilah kita. Jadi, menyangkut persoalan sensitif, ada baiknya hal yang seperti apa ini, tidak terulang lagi dilain waktu dan kesempatan. Apalagi lelucon yang bisa menimbulkan fitnah, ada baiknya tak dikemukakan atau dipublikasikan.
Sebagai penutup TS hanya mau mengingatkan bahwa ; setiap manusia tak luput dari kesalahan, termasuk kesalahan penulisan yang bisa menimbulkan rasa kurang berkenan pada thread kali ini. Jadi yang mestinya kita tingkatkan adalah kemauan untuk saling mengingatkan dan saling memaafkan