Fenomena caleg stress yang gagal berkiprah di panggung politik masing-masing daerahnya menjadi pemandangan 5 tahunan yang lumrah di indonesia, terhitung semenjak tahun 2009 kejadian seperti ini selalu berulang-ulang. Pemerintah daerah setempat bahkan sampai menyediakan penanganan khusus di Rumah sakit untuk caleg yang gagal.

Politik memang menawarkan banyak impian untuk sebagian besar orang. Banyak orang yang berduit maupun yang hanya bermodalkan nyali menggantungkan nasibnya untuk bertarung pada arena politik untuk menjadi calon pemimpin daerah atau calon legislatif.

Namun demikian, ambisi mereka tidak sesuai dengan kesiapan mental mereka, banyak orang yang hanya bermodalkan nekat dengan pertimbangan ala kadarnya berani maju dalam kontes pemilu 5 tahunan. Hasilnya sudah bisa diduga, mereka yang kalah langsung terpuruk karena harus menanggung biaya atau modal yang tidak sedikit, yang bahkan sebagian orang mendapatkannya dari hasil pinjaman. Dengan kondisi harapan yang tidak sesuai dengan realita, mulai ada perilaku aneh menghinggapi para caleg tersebut. Banyak diantara mereka mulai menangis, berteriak, sampai bertingkah tidak karuan selayaknya orang yang hendak di bawa ke grogol (RSJ).

Masyarakat umum yang melihat fenomena tersebut tentunya merasa miris melihat para kandidat wakil rakyat mereka. Kedok sifat dan karakter asli masing-masing calon mulai terbuka seutuhnya tanpa tirai setelah H+1 pemilihan berlangsung. Para calon umumnya hanya siap untuk menang dan tidak siap kalah. Banyak calon wakil rakyat yang kalah sampai tega untuk menarik kembali bantuan yang sudah mereka sumbangkan karena perolehan suara mereka yang sedikit di daerah tersebut. Hal tersebut tentunya menggugah hati nurani kita, apakah kualitas mereka layak untuk di pilih sebagai wakil rakyat yang nantinya memperjuangkan aspirasi rakyat.
Biaya politik di Indonesia memang bisa dikatakan tidak sedikit. Informasi dari berbagai sumber mengatakan bahwa untuk biaya calon legislatif tingkat daerah rata-rata harus mengeluarkan ratusan juta sampai 1M. Beda lagi Caleg tingkat pusat, sumber mengatakan biaya politiknya bisa mencapai 5M-10M. kemudian calon kepala daerah tingkat bupati walikota bisa menghabiskan biaya sampai 10M-20M tergantung daerah pemilihannya.
Dengan uang tersebut, wajar jika masuk dalam arena politik layaknya sebuah perjudian besar yang dapat merubah hidup seseorang. Sejatinya mendaftarkan diri sebagai caleg atau calon pemimpin daerah sudah harus mengetahui konsekuensi kedepannya. Mereka yang menang di tuntut untuk memenuhi aspirasi rakyat yang memilihnya, Sedangkan yang kalah harus tetap legowo.

Kita tunggu aja gan apa tingkah konyol mereka di tahun depan 

Sumber: Pengamatan Pribadi ane