Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yanto.famAvatar border
TS
yanto.fam
Sentra Produksi Alkohol (Ciu) Bekonang, Dari Minuman keras Sampai Industri Farmasi

Sumber: KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO)

Suasana sore hari itu di Desa Bekonang, Kabupaten Sukoharjo tidak jauh berbeda dengan kebanyakan desa di Jawa tengah. Hanya ketika melintas perbedaan mencolok ada pada aroma yang menyerbak di sepanjang jalan Bekonang. Aroma khas alkohol hasil fermentasi sudah menjadi bagian yang tidak terterpisahkan selama berpuluh-puluh tahun dari desa tersebut.
Sentra alkohol bekonang memproduksi minuman beralkohol yang di kenal dengan nama ciu bekonang. Saat ini, ada sekitar 35 industri rumahan yang masih memproduksi alkohol jenis ciu, menurun setengahnya jika dibandingkan dengan Sepuluh tahun yang lalu yang ada 70 industri rumahan, seperti dikutip dari metrotv news.com.

Pada tahun sekitar 2013, Harga ciu bekonang termasuk murah untuk ukuran minuman keras, dengan uang Rp7000 pembeli bisa mendapatkan ciu sebanyak botol aqua ukuran kecil, untuk ukuran botol aqua yang besar dipatok harga sebesar Rp15.000. Namun, kondisi tersebut terjadi beberapa tahun yang lalu, saat ini peredaran dan penjualan ciu bekonang sudah termasuk dalam perdagangan ilegal. Saat ini hanya segelintir oknum yang masih memperdagangkan miras tersebut.
Pemerintah daerah setempat sudah mulai mengetatkan regulasi terkait keberadaan industri rumahan alkohol.saat ini Ciu bekonang sudah dianggap produk yang membahayakan masyarakat sehingga keberadaannya dikaji ulang dan menghasilkan keputusan bahwa alkohol hasil fermentasi yang sudah menjadi minuman ciu atau etanol murni harus diolah kembali untuk keperluan medis atau industri farmasi.


Credit: solo.tribunnews.com 


Industri alkohol berskala rumahan sekarang ini banyak yang sudah mendapat ilmu penyulingan untuk menaikan kadar alkohol etanol yang output nya digunakan untuk keperluan medis. Ciu Bekonang terbuat dari fermentasi tetesan tebu, badeg, dan ragi yang kemudian diendapkan selama 7 hari, dan ditempatkan pada sebuah drum dan juga ditempatkan pada tungku-tungku yang digunakan untuk merebus ciu tersebut. Kemudian ciu yang sudah diendapkan akan melalui proses distilasi/Penyulingan tahap dua, proses itu akan menaikkan kadar alkohol dari 30% menjadi 50%. SelanjutnyaPada tahap ketiga tetesan ciu kembali di lakukan penyulingan tahap akhir untuk mendapatkan alkohol/etanol berkadar 90%.

Industri alkohol skala rumahan biasanya dapat memproduksi 60 liter alkohol etanol berkadar 85 sampai 90% dalam sehari. Proses produksi atau penyulingan dengan kapasitas produksi tersebut memakan  waktu selama tiga hari.
Setelah kadar alkohol naik  mencapai 90%, alkohol etanol tersebut dipasarkan ke sejumlah pabrik rokok di Kudus, Jawa Tengah, atau apotek dan pabrik farmasi lain yang berada di sekitar Sukoharjo. Alkohol ini, kata Hari, biasa digunakan untuk bahan sterilisasi peralatan medis atau peralatan industri lainnya.


Sumber/Credit: MetroTVNews/Pythag Kurniati

Kendala yang dihadapi dilapangan selain teknologi penyulingan, para perajin mengeluhkan pemasaran alkohol yang sulit. Produk alkohol untuk kebutuhan industri tak selaku alkohol untuk dikonsumsi pribadi. Dengan begitu banyak industri akhirnya kembali memproduksi ciu dikarenakan ciu selain lebih mudah dan singkat proses produksi dan pemasarannya, sehingga lebih mudah untuk mendatangkan keuntungan. 

Sekian.


Persoalan Klasik dan Pekerjaan Rumah buat Pemerintah Daerah emoticon-Big Grin


emoticon-Toastemoticon-Rate 5 Star

Spoiler for Quote:



Spoiler for Sumber:



tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
3.7K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan