Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

yanto.famAvatar border
TS
yanto.fam
Mengenal Acara Festival Palu Nomoni (Ketika Gempa dan Tsunami menerjang kota Palu)
Acara festival nomani pada tahun ini yang rencananya akan diselenggarakan pada 28  September 2018 meninggalkan kisah pilu dan duka yang mendalam bagi rakyat palu dan bangsa Indonesia secara keseluruhan. Festival Pesona Palu Nomoni Tahun 2018 diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Palu dan didukung oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, serta Kementerian Pariwisata. Acara ini bertujuan untuk melestarikan kearifan budaya lokal yang sudah hampir punah. Kearifan budaya lokal masa silam tersebut kemudian dihadirkan kembali dalam balutan atraksi seni pertunjukan berupa musik tradisional dan tarian khusus. Selain untuk melestarikan kearifan budaya lokal, Festival Pesona Palu Nomoni 3 Tahun 2018 juga dijadikan sarana promosi pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah. Festival ini ditargetkan mampu menyedot 800 ribu wisatawan lokal dan mancanegara.


Sumber Foto: Kementerian Pariwisata


Selama 3 hari peyelenggaraan, Festival ini akan diisi dengan berbagai pertunjukan seni dan budaya, termasuk pertunjukan seruling tradisional kolosal lalove dan panggung tradisional gimba di sepanjang teluk palu serta ritual adat Balia dari suku Kailii. Kata kailii sendiri berasal dari kata pohon dan buah kaili yang di tanam di daerah palu. Ritual adat balia dari suku balia adalah ritual menginjak-injak bara api yang diyakini mampu mengusir penyakit. Kemudian, selain pertunjukan seni dan budaya, acara ini rencananya juga akan dimeriahkan dengan kompetisi olahraga, seperti lomba marathon internasional, lomba renang, dan lomba perahu tradisional sandeq.



Sejarah Ritual Balia

Ritual balia biasanya dilakukan oleh masyarakat adat yang percaya api dapat mengusir penyakit.
Tercatat ada sepuluh ritual yang harus dilakukan dalam prosesi balia yang terdiri atas ritual pompoura atau tala bala'a, ritual adat enje da'a, ritual tampilangi ulujadi, pompoura vunja, ritual manuru viata, ritual adat jinja, balia topoledo, vunja ntana, ritual tampilangi, dan nora binangga.
Berbagai ritual tersebut dapat memakan waktu hingga tujuh hari tujuh malam, tergantung tingkat keparahan penyakit yang ingin diobati.
Prosesi dimulai dengan persiapan berbagai bahan upacara mulai dari dupa, keranda, buah-buahan, hingga hewan kurban seperti ayam, kambing, atau kerbau tergantung kasta sang penyelenggara prosesi.
Ketika persiapan rampung, pawang yang harus dibawakan oleh laki-laki mulai menyebut jampi dan mantra. Ia menyebutkan berbagai mantra untuk memanggil arwah dan memberikan sejumlah sesajian berbeda pada tiap prosesi yang diletakkan dekat dupa.
 Credit/Sumber foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A


Setelah terjadinya bencana gempa dan tsunami, banyak sejumlah warga yang mengecam tindakan pemerintah kota yang menghidupkan kembali ritual kuno tersebut. Seperti dikutip dari CNN News, Salah satunya Iki, warga Kelurahan Lere, Palu Barat. Dia mengaku kecewa dengan ritual balia yang sudah lama punah, belakangan dihidupkan kembali dalam Festival Palu Nomoni di era kepemimpinan wali kota dan wakil wali kota, Hidayat-Sigit Said Purnomo alias Pasha Ungu.

Iki sedikit mempercayai bencana gempa dan tsunami yang melanda wilayah Sulteng disebabkan oleh ritual balia dalam Palu Nomoni.

Sumber yang merupakan masyarakat asli palu menyampaikan dengan penuh keyakinan, ada hal mistis di balik festival yang di gelar setiap tahun itu. Dia mengatakan acara palu nomani ada acara adatnya yang seperti memanggil roh-roh makhluk halus. Sampai kemarin di potongkan kerbau, lanjut sumber.Kemudian, ada juga musik-musik khusus dengan penarinya yang menari seperti sedang kerasukan.

Memang ada di salah satu kelurahan di kota palu yang masih sangat kental adat istiadatnya membuat acara musik dengan tariannya sebelum terjadinya gempa dan tsunami. Setelah gempa terjadi di kelurahan tersebut, bukan air laut yang menerpa tapi lumpur dan tanah, lokasi kelurahan tersebut memang jauh dari laut.

Gempa dengan kekuatan 7,7 skala ritcher disusul tsunami dengan ketinggian 0,5 sampai 3 meter yang terjadi di palu memang berbeda dan sangat mengerikan. Tanah terbelah menjadi dua dan perumahan di sekitarnya tergulung, serta ada yang terhempas sejauh kurang lebih 300 meter. Anak-anak yang mengaji di pondok mesjid kodong seketika tertimbun, kemudian ada juga orang tua minta tolong karena jatuh di tanah yang terbelah. Masih banyak lagi cerita pula yang tentunya masih tersimpan dalam benak masyarakat palu yang masih berduka saat ini.



Sumber Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha 
 

Seperti namanya, Nomoni yang berarti berbunyi, festival yang di rencanakan akan meriah seketika berubah menjadi bunyi tangisan duka bagi masyarakat palu. Terlepas dari itu semua, kita berharap semoga kota palu cepat pulih kembali seperti sedia kala. #PrayforPalu

emoticon-angelemoticon-angelemoticon-angel


Mari Kita Membiasakan untuk berkomentar secara arif dan bijak 

 



0
4.7K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan