Nataga The Little Dragon, sebuah judul yang unik ditambah sampul yang aneh, begitulah isi pikiran saya saat pertama kali melihat buku ini. Dragon dan gambar kadal, apa hubungannya pikir ku lebih lanjut sambil mengamati buku tersebut. Itulah reaksi pertama saya ketika melihat buku ini.

Saya membuka halaman pertama dan membacanya sebentar, lanjut ke sampul buku yang terakhir dan membacanya lagi sebentar. Saya dapat gambaran bahwa buku ini adalah cerita fiksi untuk anak-anak yang menceritakan tentang Komodo binatang asli Indonesia. Ugi Agustomo mengemasnya dalam bentuk dongeng yang menarik dengan harapan semoga anak-anak senang membacanya.

Tana Modo adalah sebuah pulau yang nyaman dan tentram serta memiliki pantai nan indah, namun semuanya berubah menjadi pulau yang mencekam dan menakutkan akibat ulah siluman iblis dan raja serigala yang meneror pulau tersebut. Sementara pada waktu yang sama, disisi lain pulau tana modo ini telah menetas enam komodo kecil yaitu, tiga komodo betina bernama Lamia, Mora, Sikka dan tiga komodo jantan bernama Goros, Levo serta Nagata. Petualangan pun dimulai, Nagata sibungsulah yang jadi pemimpin dan di bantu oleh sahabat mereka yaitu Retta si ular betina, Maron si monyet jantan, Certa si kakak tua, Laura si ratu semut dan Tuga si raja belalang.

Diatas pohon, disanalah Nagata dan saudara/inya menghabiskan masa kecil untuk menghindari serangan komodo dewasa yang siap memangsa mereka. Waktu pun berlalu dan mereka telah bertumbuh menjadi enam komodo pemberani dan tangguh. Kerinduan akan orang tua, membawa Nagata dan saudara/inya mencari jejak keberadaan orang tua mereka. Perjuangan yang gigih akhirnya membawa mereka menemukan keberadaan sang ibu sekaligus mengetahui seluk-beluk tentang siluman iblis dan raja serigala. Dengan bantuan dan kerjasama serta strategi yang apik, dengan dipimpin Nagata para binatang di tana modo berhasil mengalahkan siluman iblis dan raja serigala. Kemenangan ini megukuhkan mereka sebagai Enam Sang Naga Beo.

Jadi tidak salah mengatakan kalau buku ini sangat bagus untuk anak-anak tanpa kecuali oleh orang dewasa seperti saya ini. Banyak pesan yang disampaikan oleh cerita ini seperti, arti keluarga, arti sahabat, serta bagaimana menghadapi dan menyelesaikan sebuah masalah. Ada hal yang membuat saya kaget, yaitu cerita dimana komodo-komodo kecil harus berjuang sendiri setelah keluar dari cangkang telurnya untuk menjalani sebuah kehidupan. Bukan Ugi Agustono namanya kalau tidak mampu menyusun kata demi kata menjadi kalimat yang sederhana dan mudah dimengerti dalam menggambarkan situasi tersebut.

Berbicara tentang kelebihan, sudah pasti penulisan kalimat yang sederhana tapi mampu memunculkan daya imajinasi anak-anak yang membaca adalah kelebihan dari Ugi Agustono dalam buku ini. Ugi Agustono mampu menjadi pendongeng handal dengan setiap alur ceritanya yang menarik tentang kisah petualangan Nagata. Namun buku ini bukan lah karya yang sempurna, pasti ada saja kekurangannya. Mungkin cerita Nagata dan saudara/inya memakan daun muda sebagai santapan mereka adalah salah satu kekurangan dari buku ini. Dan hal ini bisa tertanam dalam pemikiran anak-anak bahwa komodo saat kecil memakan daun-daun muda.

Dengan demikian buku ini layak mendapatkan bintang 4 dari 5 bintang. Sekian lah review saya ini.