Judul : Coming Home
Penulis : Sefryana Khairil
Editor : Rayina
Penerbit : Gagasmedia
Tebal buku : 314 halaman
Cetakan pertama: Januari 2011
ISBN : 979-780-464-x




Karena aku percaya, tak pernah ada kata salah untuk cinta...

Coming Home merupakan novel ketujuh dari seorang penulis kelahiran Jakarta bernama Sefryana Khairil. Pertama melihat novel ini aku tertarik dengan judul dan ilustrasi covernya. Coming Home yang berarti kembali ke rumah membuatku berpikiran tentang isi novel ini yang tidak jauh dari kehidupan keluarga. Lalu saat aku membalik novel ini ada hal yang makin membuatku penasaran untuk segera menguak isinya.

Hidup sendiri ternyata lebih gampang diucapkan ketimbang dijalani.
Mencari orang untuk dicintai sepenuh hati juga tak kalah rumitnya.
Tapi, tak ada yang lebih sulit daripada jatuh cinta kepada orang yang pernah membuatmu bersumpah tak akan pernah mencintai siapa pun lagi.
Orang yang tak ingin lagi kau temui seumur hidup.
Orang yang dulu pernah menduakan cintamu.
Orang yang bersamamu pernah bersumpah di hadapan Tuhan akan saling mencintai selamanya...
Ya, dialah orang yang kumaksud.
Dia yang kusebut sebagai 'mantan suamiku'.


Amira yang menjadi tokoh utama dalam novel ini. Seorang wanita yang merasakan jatuh cinta pada mantan suaminya sendiri meskipun pria itu yang telah menghancurkan ikatan suci mereka. Pernikahan Amira dan Rayhan tidak berlangsung lama. Awalnya seperti halnya pasangan lainnya mereka berbahagia. Namun saat memasuki tahun kedua, Rayhan mulai merasakan bosan hingga dia menemukan dunia yang lebih indah menurutnya. Dunia yang dihadirkan oleh sosok wanita lain bernama Elsa. Dan dimulailah masalah kecil yang kemudian mampu menghancurkan rumah tangga Amira dan Rayhan.

Tak ada yang bisa menyangka takdir Sang Kuasa. Lima tahun berlalu Tuhan mempertemukan Amira dengan Rayhan. Tentu saja pertemuan ini membuka kembali luka Amira. Bahkan tahun-tahun yang terlewati tak cukup mampu mengobati sakit yang dirasakannya. Keadaan semakin memburuk saat Kirana hadir dalam keseharian Amira. Betapa tidak? Gadis kecil yang biasa dipanggil Nana merupakan putri Rayhan dengan Elsa. Lalu seperti apa Amira akan menghadapi mantan suaminya yang menyesal dan mengharapkan maaf darinya? Kalo penasaran silahkan dibaca sendiri ya novelnya...

Sefryana Khairil begitu mahir mengolah kata hingga pembaca dibuat baper termasuk aku. Tidak hanya itu pembaca juga akan merasakan berbagai perasaan dari sedih, bahagia, penyesalan, kecewa juga sakit hati seolah mengalami secara nyata. Bahasanya mudah dimengerti dan ringan meskipun alurnya campuran. Tapi lompatan waktu yang dipakai tak akan membuat pembaca rancu maupun bingung. Sebab kilasan masa lalu yang disampaikan berupa bayangan dari tokoh-tokoh itu sendiri. Sepertinya penulis sengaja memakai orang ketiga sebagai point of view jadi tidak ada tokoh yang terlalu dominan. Tapi tetap saja Amira yang menjadi tokoh utama dalam novel ini. Terlihat dari banyaknya konflik batin yang terjadi setelah pertemuannya dengan Rayhan.

Novel ini beneran bikin baper kalo dibaca, aku aja sampai nangis bombay. Tadinya aku ngrasa gk terima saat baca tulisan di bagian cover belakang. Udah jelas-jelas dikhianati tapi kenapa bisa jatuh cinta dengan orang yang sama. Tapi setelah baca sampe the end, aku memahami bahwa "cinta bukan hanya memberi dan menerima, tapi juga memaafkan. Dan tidak ada hal yang lebih sederhana daripada memaafkan". Quote yang aku temukan dalam novel, sederhana namun syarat makna bukan?





sumber : pemikiran pribadi