Kalo soal skill, kerjasama tim, mental, emosi, kompetisi, pengurus PSSI, dll, sdh sering dibahas, sy coba bahas dr aspek lain.

Sepakbola tuh kerjasama tim yg melibatkan 11 pemain yg cukup bnyk Jadi soal kekompakan tim harus dilihat jg dari sisi budaya, ras, tingkat sosial, agama, cuaca dan geografis.

Karena kita cukup banyak penduduk, banyak ras/suku, agama dan geografis kita yg berjauhan, maka kita perlu belajar filosofi sepak bola dari negara2 yg sdh lumayan maju sepakbolanya tapi sesuai sikon negeri kita. Belajar jangan ke eropa atau amerika latin. Terlalu jauh sikonnya dr negara kita. Cukup ke Jepang, Australi, Nigeria dan Mesir. Jadi pergilah ke sana sambil tanding 1-2 x dgn klub lokal, lalu undang kuliah singkat dgn ahli bola di sana. Ditambah ngobrol2 dgn praktisi bola di sana.

Di jepang: kita belajar bgmn bangsa yg fisiknya dulu gak beda jauh dgn kita sekarang bisa kuat dan besar2. Jg tipe bermain sepak bola yg cocok dgn bangsa jepang

Di australia, bagaimana dgn negara yg luas dan berjauhan bisa mengadakan kompetisi liga yg sehat. Bgmn pengaturan waktu, transportasi dan kelelahan pemain krn perjalanan jauhnya

Di nigeria, bagaimana dengan jml penduduk yg bnyk, ras/suku yg bnyk, agama yg bnyk, cuaca yg panas, tp bisa membina dan kompetisi bola yg bagus.
Jadi spy Jangan pemain di sini merasa cocoknya bermain dgn sesama jawa lah, sesama sumatra lah, sesama papua, sesama muslim, sesama kristiani, sesama ekonomi lemah, sesama pemain yg anak mantan PSSI lah, dll.

Ke Mesir, bagaimana pengaturan waktu antara latihan/tanding dgn jadwal waktu sholat. Krn di sini tahu sendirilah, kadang profesionalitas dicampur2 dengan agama.

Kan seperti luis mila bilang, pemain2 bangsa itu sendiri yg hrs menentukan sendiri pola mainnya yg cocok sperti apa..Hingga ia merasa nyaman dan bisa berhasil. Kalo nyaman doang tapi gak berhasil ya harus dirobah gaya mainnya.

Pelatih hanya mempoles: racikan pemain, sedikit skill, taktik, dan strategi untuk mencapai puncak prestasi. Ingat prestasi, bukan supaya bisa main bola yg bener doang. Bukan juga merombak total sepakbola indonesia. Pelatih timnas jangan diminta melatih pemain dari nol krn dia bertanggung jawab untuk prestasi, jd jangan disodorkan pemain mentah.