dmegaAvatar border
TS
dmega 
Akhir Sebuah Penantian




Hallo agan sista dimanapun kalian berada emoticon-Haiizinkan aku yang nubie ini menuangkn isi hati dan pikiran ya emoticon-Malu


Ramadhan telah tiba saatnya memperbanyak amal kebaikan. Salah satunya dengan mengikuti kompetisi menulis cerpen religi yang diadakan oleh Kaskus. Semoga cerita ini mampu menginspirasi dan menjadikan pelajaran bagi agan sista sekalian. Yuk langsung aja ke TKPemoticon-Ngacir




"Mas jangan dibawa itu uang jatah makan kita. Kalo mas butuh kan bisa ngambil di ATM. Tolong kembaliin mas."

"Gak usah cerewet, aku lagi butuh uang. Aku pergi dan jangan nyariin aku."

Bayangan kejadian itu lagi. Ya Allah sampai kapan sakit ini aku rasakan? Tiga tahun berlalu tapi belum ada kabar dari Mas Andi. Dimanapun dia saat ini semoga senantiasa berada dalam lindungan-Nya. Amin.

"Mama..Mama..Satria besok ikut puasa ya?"tiba-tiba anakku berlari memelukku, senyumnya manis dan sangat ceria.

"Beneran Satria mo puasa? Puasa itu gk boleh makan dan minum loh sampai adzan magrib."

"Tapi kata bu guru harus latihan puasa, ma. Karena masih latihan jadi boleh makan dan minum saat adzan dzuhur. Boleh ya, ma? Jadi kalo besok bu guru bertanya, Satria bakal bilang kalo lagi puasa. Boong kan dosa makanya Satria harus jujur."

Kuelus kepalanya lembut "Boleh donk sayang. Mama malah seneng banget. Tapi Satria gak boleh puasa karena takut sama Bu Guru. Puasa itu harus ikhlas dan niat beribadah pada Allah seperti juga sholat. Satria ngerti kan?"

"Satria ngerti mama. Makasih mamaku cantik." mencium kedua pipiku lalu berlari mencari mbah utinya yang sedang berada di dapur.

Aku tersenyum betapa waktu begitu cepat berlalu. Satriaku telah tumbuh menjadi anak yang pintar. Aku bersyukur dan khawatir bersamaan jika perkembangannya akan terganggu karena tak adanya sosok ayah. Pernah suatu kali anakku menanyakan siapa dan dimana ayahnya. Sungguh rasanya begitu sesak.

"Ayah Satria namanya Andi. Sekarang lagi kerja jauh dan belum bisa pulang. Makanya Satria harus selalu berdoa agar ayah selalu sehat dan bisa segera pulang." hanya itu jawaban yang mampu aku berikan.

***

Satu minggu sejak kepergian Mas Andi aku memang memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuaku di kampung. Bukan berarti aku menyerah untuk mempertahankan pernikahanku. Tapi bertahan di Surabaya juga tidak mungkin apalagi tanpa ada suami. Aku percaya jika penantianku tidak akan sia-sia. Meskipun esok adalah Ramadhan ketiga tanpa kehadirannya, aku akan terus berdo'a memohon agar Allah mengembalikan Mas Andi kepada kami.

"Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do'a akan dikabulkan" (HR. Al Bazaar Al Haitsami dalam Majma' Az-Zawaid)


Aku dan Satria memang tinggal di rumah orang tuaku. Tapi aku juga tak ingin menjadi beban untuk mereka. Untuk itu aku bekerja di toko yang ada di pasar dari pagi sampai sore. Awalnya aku tak tega meninggalkan Satria yang baru berusia 2 tahun. Lama-kelamaan anakku mulai terbiasa dan tidak rewel. Sebagai gantinya saat sudah di rumah maka waktuku sepenuhnya hanya untuk Satria.

Tiga tahun ini adalah ujian terberat dalam hidupku. Betapa tidak? Saat aku datang tanpa diantar Mas Andi banyak yang bertanya-tanya bahkan beberapa berspekulasi bahwa aku ditinggal pergi suami demi wanita lain. Hati istri mana yang tidak sakit hati. Meskipun anggapan mereka tidak sepenuhnya salah, bukan berarti mereka bisa seenaknya ikut campur tentang keluargaku. Bisa dibilang aku telah menjadi trending topics di kalangan ibu-ibu penggosip.

Hari berlalu tergantikan oleh bulan hingga aku terbiasa dengan bisikan tetangga tentang nasibku yang katanya menyedihkan. Berusaha kuat demi orang tua dan jagoanku adalah fokusku sekarang. Selama aku tidak melanggar aturan dan norma maka tak ada yang perlu dikhawatirkan. Terkadang aku merasa lelah namun aku yakin Allah punya rencana terbaik. Saat ini aku hanya sedang diuji seberapa besar ketaqwaanku.

"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan kamu telah beriman sedangkan mereka tidak akan diuji (lagi) (QS. Al Ankabut:2)

***

Ini adalah hari ke-15 puasa di bulan Ramadhan. Sejauh ini bisa dikatakan semua berjalan seperti biasa. Satria juga menjalankan latihan puasanya dengan baik. Ikut tadarusan di masjid meski tidak lama dengan alasan ngantuk. Padahal sampai rumah bukannya tidur tapi ngajak bermain. Tentunya bermain sambil belajar dengan mengenalkan huruf, angka serta do'a-do'a harian.

Aku tiba di rumah pukul 3 sore, segera membersihkan rumah lalu memasak untuk buka puasa.

Saat sedang menata hidangan di meja, ibu menghampiriku "Nduk mau enek pak pos ngeterke surat, surate tak deleh neng kamarmu." (Nak tadi ada tukang pos nganter surat, suratnya aku taruh di kamarmu)

"Nggeh buk, matursuwun"segera aku ke kamar untuk melihat surat yang ibuku maksut.

Di meja tergeletak amplop dengan kop Pengadilan Agama. Hatiku mulai resah dengan gemetar kubuka kemudian kubaca isi surat tersebut. Runtuh sudah harapanku, aku menangis menghadapi kenyataan. Mas Andi mengajukan gugatan cerai yang sidangnya akan berlangsung 1 bulan dari sekarang. Aku terus beristiqfar mencoba tegar dan ikhlas.

"Ya Allah inikah jawaban dari do'aku selama ini? Lalu bagaimana dengan penantian dan kesetiaanku? Jika memang ini yang terbaik, jadikan aku orang yang ikhlas menerima takdirmu."


"Bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagi kamu dan Allahlah yang mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui" (QS. Al Baqoroh : 216)

***
Diubah oleh dipretelin 12-06-2018 10:02
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
5.2K
63
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan