Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

keyzoooAvatar border
TS
keyzooo
Perjuangan Ayahku
[FYI]
#CeritaKarya #Nasihat
#Ayah

'Perjuangan Ayahku'
Oleh: Keyzo

Waktu itu aku duduk di bangku sekolah dasar yang belum paham apa arti sebuah pengorbanan. Namaku Zidan. Aku memiliki seorang Ayah yang selalu sayang dengan ku. Tapi aku lebih menyayangi Ibuku daripada Ayahku sendiri. Aku menganggap bahwa Ibu adalah segalanya, Ibu yang selalu memperhatikan ku, ibu yang selalu menyayangi ku. Tapi ternyata, di balik sosok Ibu yang penyayang ada sosok Ayah yang sangat tegar dan sabar.

Pada suatu ketika, aku pergi bersama Ibuku berbelanja di pasar. Ibu memegang tanganku dengan sangat erat. Ya, Ibuku tidak mau aku kenapa-kenapa.
Setelah kami selesai berbelanja, aku dan Ibuku berjalan menuju jalan besar untuk menunggu angkutan umum yang akan membawa kami pulang.
Kami berdiri di tepi jalan. Tak lama kemudian, sebuah mobil besar datang menghampiri kami. Aku terkejut. Aku teriak. Aku melihat Ibu tersenyum kepadaku untuk terakhir kalinya sebelum Ibu di tabrak oleh mobil besar itu.
Aku berdarah. Kaki ku luka parah. Aku menangis sangat kencang. Lalu bagaimana dengan Ibuku? Yah, Ibuku telah tergeletak di jalan itu dengan keadaan penuh darah. Ibuku meninggal.

Aku menangis terus di depan Ibuku. Yah, Menangis di depan Makam Ibuku. Ayah memelukku dan memegang kaki ku supaya aku tidak kehilangan keseimbangan. Hmm, kaki ku diamputasi.

Pada saat itu, aku tidak ingin bersekolah lagi karena malu dengan diriku yang sekarang. Dengan keadaan cacat di kakiku. Aku malu. Aku taku. Kemana Ibuku yang menyayangi ku dulu?? Itulah yang ku pikirkan.
Tetapi Ayah. Ayah selalu membujuk ku untuk terus semangat dalam menjalani hidup ini. Ayah menyuruhku untuk bersekolah dengan baik. Akupun mengangguk seraya menerima perintah Ayahku.

Kejadian besar melanda Aku dan Ayahku lagi. Ayah di pecat dari kantornya karena sering tidak masuk jam kerja. Itu semua karna aku. Ayahku selalu menjaga dan menemani ku disekolah sampai-sampai Ayah tidak masuk kerja terus-menerus. Yah, aku anak tunggal. Maka dari itu hanya Ayahku yang menjagaku di sekolah.

Sekarang Ayahku tak memiliki pekerjaan. Fasilitas rumah dan kendaraan sudah diambil oleh pihak perusahaan Ayahku. Kini kami hidup sangat sederhana. Bahkan lebih sederhana dari yang ku bayangkan. Tapi Ayah, Ayah selalu menyemangati ku. Dia tetap menyuruhku untuk tetap bersekolah walaupun keadaaan ekonomi kami sangat tipis.

Sekarang Ayah bekerja sebagai kuli bangunan karena tidak ada satupun perusahaan yang menerima lamaran Ayahku.
Sebelum Ayah bekerja, Ayah selalu mengantarku ke sekolah. Kali ini kami tidak menaiki mobil lagi. Ya, kami berjalan kaki.
Ayah menuntunku saatku berjalan. Terkadang aku digendong Ayah kalau Ayah melihatku letih berjalan.
Ayah selalu tersenyum kepadaku dan berkata "Jadilah anak yang membanggakan" .
Aku membalasnya dengan senyuman.
Setelah di sekolah, aku tak lagi ditunggui oleh Ayahku. Karna sekarang aku telah terbiasa dengan kaki cacatku. Tetapi Ayah tak pernah lupa untuk menjemputku ketika pulang sekolah.
Kegiatan itu terus terjadi berulang-ulang hingga aku menduduki bangku kelas 6 SD.

Pada suatu hari, aku dan Ayahku pergi ke sekolah seperti biasa. Aku belajar di sekolah dan Ayah pergi bekerja sebagai kuli bangunan.
Siang mulai tiba, bell sekolah sudah berbunyi yang menandakan jam belajar sudah selesai dan waktu pulang telah tiba. Aku segera menuju tempat yang biasanya Ayahku duduk di tempat menunggu para murid di sekolah.
Siang itu aku tidak melihat Ayahku. Aku menunggu Ayahku di bangku yang biasa ia duduki.
Sekarang sudah sore. Jarum jam tepat berada di angka 4. Itu artinya aku sudah menunggu selama 3 jam. Tetapi Ayahku tidak juga terlihat.
Tiba-tiba datang seorang perempuan dewasa yang menghampiriku. Yah, dia adalah tetangga yang baik denganku. Dia datang ingin menjemputku. Akupun pulang dengannya.
Awalnya aku menolak. Tetapi dia terus meyakinkan ku dengan berkata kalau dia disuruh Ayahku untuk menjemputku.

Setiba kami di rumahku yang sangat sederhana dan sepi, kini rumah ku terlihat sangat ramai dan sangat sesak.
Aku berjalan menuju depan pintu rumahku. Orang-orang yang di sekelilingku memandang dengan wajah yang sedih seraya tersenyum.
Aku heran. Sangat sangat heran.
Apa yang sebenarnya terjadi di dalam rumah ku ini?
Akhirnya aku menanyakan hal itu kepada perempuan dewasa itu.
Dia membungkuk seraya memegang bahuku.
Matanya meneteskan air mata.
Dan akhirnya dia berkata kalau Ayahku sudah meninggal karena jatuh dari lantai 5 di tempat kerjanya.

Tanganku gemetar. Kakiku lemas. Hingga akhirnya aku jatuh dan menjerit Ayaahhhh....
Aku segera bangkit dan memasuki rumahku.
Aku melihat ayahku yang telah terbaring dengan kain kafan membaluti seluruh tubuh Ayahku.
Aku menangis di depan jenazah Ayahku.
Dan untuk kedua kalinya aku kehilangan orang yang aku sayang hingga aku lupa bahwa aku tidak pernah mengatakan TERIMAKASIH kepada Ayah dan Ibuku.

Selesai.

Nb. Sudahkah kalian berterimakasih kepada orang tuamu?

Ucapkanlah sebelum kau mengucapkannya di depan makamnya.
0
1.8K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan