Memang berkeluarga itu tidak mudah, apalagi untuk menghidupinya kita perlu mencari nafakah agar bisa memberi sandang pangan yang cukup.

Contohnya kisah Kholdi istri dari septiyati, yang berkediaman di Rt 02 Rw 10, kelurahan Wonolopo, kecamatan Mijen Semarang. Untuk menafkahi keluarganya diapun rela bekerja serabutan, mulai jadi tukang ojok hingga menjadi pembantu hingga akhirnya dia memutuskan untuk mencari pekerjaan lain, karena dirasi tidak cukup untuk menfkahi keluarganya.

Pada suatu hari dia mencoba untuk berjualan jamu, dengan berguru kepada pendatang dari Solo Wonolopo untuk membuat racikannya. Dari sanalah kehidupan Kholidi berubah, dia harus memotong jam istirahatnya untuk meracik jamu pada jam 02.00 petang, dan mulai berjualan mulai jam 06.00 pagi sampai habis, biasanya jam 10 siang dagangannya sudah laku semua.

Dari situlah Kholidi mendapatkan penghasilan yang cukup untuk menafkahi keluarganya, hingga sekolahkan anaknya ke bangku kuliah, dan ia tak lupa menyisihkan uang untuk di buat menabung. Lama-kelamaan konsumen Kholidi pun terus bertambah, bahkan pendapatan kotor perharinya mencapai Rp 500 ribu/50 liter jamu, sedangkan hari minggu dia menambahi porsi jamunya, dan mendapatkan Rp 750 ribu.

Pekerjaan ini dia jalani selama 28 tahun silam, dari mulai tahun 1990. Hingga pada tahun 2011 Kholidi bersama istrinya berangkat haji. Tak sampai disitu pada tahun 2014 dia mendaftar haji lagi bersma istri dan 2 anaknya.

Memang nasib seseorang orang itu tidak ada yang bisa menduganya, tergantung orangnya mau berkembang untuk meraih kesuksesannya, apa malah sebaliknya.

Demikian thread sederhana dari saya ini semoga bermanfaat.