Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

vigilantegothamAvatar border
TS
vigilantegotham
Edisi Belajar Taktik dan Strategi : Real Madrid vs PSG dan Peran Kunci Isco
Memiliki Neymar itu bisa saja baik. Namun, tidak memiliki Neymar dalam sebuah tim sudah pasti bukan suatu yang buruk.
Jika Anda perhatikan aspek semantik dan sintaksis pernyataan di atas berdasarkan pertandingan kemarin, Anda akan tahu bahwa apa yang terjadi di PSG dan juga Brazil jika dihubungkan dengan Neymar adalah sebuah kemungkinan baik dan buruk jika dia hadir, namun tim itu pasti bukan tim yang buruk dalam skema permainan dan taktik bila Neymar tidak di dalamnya. Saya melihat apa yang Neymar tunjukkan di timnas dan klub memberi efek buruk bagi tim karena Ego yang terlalu besar dan tidak ada antidotenya, ironisnya, bagi klub seperti PSG, ego Neymar malah difasilitasi.

Itulah yang terjadi pada pertandingan antara RM vs PSG dalam gelaran UCL muim ini pada leg 1. Saya bisa katakan, sejak di PSG, Neymar bukan pesepakbola yang dewasa, malah seolah kembali menjadi anak kecil lagi. Bagi saya, ia secara dominan membahayakan struktur tim sendiri baik dari segi taktik maupun strategi dalam laga-laga besar. Saya bisa saja salah dengan pernyataan ini. Namun, di sini bukan tempatnya mendebatkan hal-hal yang tidak pada tempatnya. Ini bukan tempat mendebatkan dengan latar belakang tidak jelas kualitas dan juga sikap seorang pemain yang konon pindah hanya untuk meraih Baloon Dior namun kerap membangun menajemen konflik dengan rekan setim.

Saudaraku, jika Anda nanti ingin menjadi manager atau leader sebuah tim, baik klub sepak bola atau apapun itu, saya anjurkan Anda untuk merenungi pernyataan yang saya kutip dari film yang saya lupa judulnya tapi yang pasti dari film Jerry Maguire ( Tom Cruise) atau Money Ball (Brad Pitt)
" Jangan pernah mengikat sebuah hubungan emosional dengan para pemain, tetapi buatlah mereka yang terikat secara emosional dengan Anda , sebab Anak manis penurut hari ini yang ada di depan Anda bisa jadi esok menjadi biang masalah di rumah dan dikehidupan Anda."

Cukup sampai di sini pengantar yang berbau filosofinya. Nah mari kita ke aspek realita yang kita dari pertandingan antara RM vs PSG kemarin.
Jalan pikiran ZZ vs Emery pada dasarnya adalah menghadirkan nyawa di lini tengah sebagai penentu jalannya pertandingan.
Namun perbedaan mendasar dari strategy Zidane dengan Unai adalah bagaimana kreasi lini tengah tersebut ditujukan. Lini tengah RM oleh Zidane berkreasi sebagai mana mestinya dengan harapan ada konversi goal dari kreasi yang dihasilkan. Sedangkan lini tengah PSG berkreasi guna memfasilitasi seorang Neymar.
Mungkin kalimat ini akan lebih mudah dipahami jika saya sertakan gambar,



Point 1.
Duet lini tengah Kroos dan Modric bertugas menjadi gelandang serang yang melakukan pendekatan yang sama satu dengan yang lain. Kroos tidak bertumpu pada passing dan mengalirkan bola sebagai mana biasanya, kali ini dia bekerja keras untuk mengimbangi Marcelo baik kala menyerang dan juga bertahan. Gerakan penetrasi ke area kotak 16 lawan dilakukan oleh Kroos sebagai mana dilakukan oleh Modric di sisi kanan Real Madrid.
Modric selain bergerak dengan signature movementnya ke kotak 16 PSG. Modric melakukan apa yang biasa dilakukan oleh Carvajal di sisi kanan RM guna menjalankan taktik ZZ secara umum. Nacho tidak bisa melakukan hal yng dilakukan oleh Carvajal mengingat Nacho tidak memiliki kecepatan dan satu lagi dia harus melindungi pos yang ia jaga dari serbuan Neymar. Nacho tidak bisa mengambil risiko. Jadi dia bermain aman.
Jadi gambarannya begini dari point 1 .












* Peran penetrasi Carvajal digantikan oleh Modric DENGAN SOKONGAN ISCO.
* Keseimbangan sisi kiri kala Marcelo menyerang ditutupi oleh Kroos.
* Penetrasi Kroos AKAN DISOKONG OLEH ISCO
* Setiap area yang ditinggalkan oleh Isco kala menyokong Kroos dan Modric akan dicover oleh Casemiro. Point khusus untuk area merah. Casemiro harus membantu Nacho dalam membonsai Neymar guna menghemat visi dan tenaga Modric dalam melakukan penetrasi seperti yang dijelaskan di atas.
Casemiro, baik dengan bola atau tanpa bola, ditekan lawan , dan bola kedua harus siap. Oleh karena itu kita bisa melihat permainan casemiro agak berantakan karena dia harus bekerja keras dengan stamina sepanjang pertandingan. Konsetrasinya adalah membaca alur bola dan juga meninjau ruang ruang yang ditinglakan oleh rekannya yg bisa saja dioptimalkan oleh pemain PSG. Apalagi setelah gol rabiot, Casemiro dituntu harus bekerja keras karena kealpaan Casemiro membuat Rabiot lepas.
Tidak heran bila peran yang cukup melelahkan ini membuat casemiro begitu bruk dalam passing dan build up serangan.

Peran Krusial Isco



Anda bisa melihat, kotak 16 milik PSG adalah area yang jarang dimasuki oleh Isco karena tugasnya adalah mengacaukan stamina pemain tengah PSG terkhusu harus mendikte Veratti agar tidak menguasai permainan.
Kala dia bergerka di sisi kanan dan kiri, dia akan menjauh dari kota 16 guna menarik pergerkan bek sayap PSG dan menguras stamina gelandang PSG, Cerdik sekali.

Peran Krusial Isco yang tidak menonjol sepanjang pertandingan adalah kunci bagaiman luar biasanya Real Madrid mendikte permainan kala melawan PSG. Di samping menyokong Modrid dan Kroos, Isco punya tugas vital yang kali ini berhasil ia lakukan.
1. Mematikan potensi Kreatif Veratti.
Veratti bukan pemain sembarangan di lini tengah PSG, dia adalah metronom dari PSG baik dari sentuhan, gerakan, dan juga visi permainannya. Peran Veratti ini harus ditunjang dan disokong oleh pemain lain oleh karena itu Unai memasukkan Rabiot dan Caliso guna melindungi Veratti dari peamian-pemian Madrid.
Namun sialnya 2 gelandang ini justru harus menghadapi gaya permainan Isco yang diinstruksikan bergerka bebas guna menarik gelandang dan juga mengacak-acak stamina bek sayap PSG kala tanpa bola dan dengan bola ketika menyokong duo Modric dan Kroos.

2. Poin di atas berlanjut dengan " Veratti yang kehilangan fungsi demi Neymar"
Unai juga menghancurkan potensi kreatif Veratti dengan selalu menginstruksikan Neymar jadi otak permainan. Dengan kata lain, oleh Unai seorang Veratti hanya sebegai penyedia logistik kreativitas seorang Neymar. Bahkan ketika posisi Mbappe dan Cavani lebih memungkinkan utk menghasilakn peluang, Veratti selalu mempriorotaskan seorang Neymar dalam mengarahkan guliran bola.
Dari hal ini ada satu yang akan menjadi pertanyaan " Apa jadinya jika di leg ke 2 seorang Di Maria hadir di lapangan? bukankah kehadiran Di Maria mampu membuat PSG memiliki variasi serangan lebih banyak." ini akan terjawab di leg ke 2.

Jika saya analogikan dengan permainan DOTA 2, Neymar lewat taktik PSG diharapkan menjadi Carry tim. Teman setim harus suport sana sini, semua last hit diberikan kepadanya namun sebegitu banyak gold yang ia dapat, dia hanya membeli item basic mulai dari early game sampai mid game.
Lalu saat itu uangnya sudah cukup, dia membeli core item heronya dan mencoba berjuang sendiri saat lawan-lawannya semua sudah level 25 dan memiliki item counter carry yang ia miliki.
Intinya setelah semua sudah dimiliki carry tersebut, dia mencoba berjuang sendiri di late game melawan lawan lawan yang itemnya sudah jadi, level dan talentnya sudah mentok dan mantp.
(Mungkin anda tidak percaya ada manusia macam ini, tapi percayalah di server SEA ada manusia macam ini.)

Masuknya Asensio dan Bale serta blunder Unai kala memasukkan Munier demi membuat Alves jadi pemian sayap kanan menjadi masalah tersendiri. Bale dan Asensio adalah tenaga segar yang tinggal berhadap hadapan dengan pemain-pemian yang staminanya dan tenaganya telah diacak acak oleh Isco (Benzema juga kala joging dan lari lari).
Krooss dan Modric langsung rehat dan mengembalikan pola permainnanya sebagaimana biasanya dalam aspek passing dan long pass, Tenaga mereka yang terkuras tidak bisa lagi menjalankan peran di awal tadi, masuknya Bale dan Asensio menggantikan peran mereka, jadi meskipun orangnya berbeda, core taktik tim ini tetap berjalan sebagaimana biasanya malah lebih segar dan juga mampu membuat PSG kelabakan.

Dari peran yang Isco berikan kita beljar bahwa hasil akhir harus ditinjau dari proses-proses yang membentuk hasil akhir tersebut . Setelah tugas dan kerja keras Isco selesai dan mampu merusak hegemoni stamina dan tenaga pemain-pemian belakang PSG, maka Isco tinggal duduk manis melihat usahanya sepanjang 80 menit dilanjutkan kembali dengan hasil memuaskan oleh para pemain cepat seperti Bale, Asensio, dan Vazquez.

Pujian setinggi -tingginya bagi Isco dengan perannya.
Apresiasi positif bagi Modric dan Kroos
Salut untuk kerja keras Casemiro
Jempol untuk Ramos dan Varane
Angkat topi untuk insting Ronaldo



Diubah oleh vigilantegotham 17-02-2018 11:42
0
1.4K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan