Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sudarmadji-oyeAvatar border
TS
sudarmadji-oye
PILGUB JABAR 2018: Persaingan Ridwan Kamil vs Deddy Mizwar Bakal Ketat
Bisnis.com, JAKARTA - Lembaga penelitian Cyrus Network menyatakan elektabilitas dua pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat yakni Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi saat ini bersaing sangat ketat.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Cyrus Network selama 16 - 22 Januari 2018, terhadap 1.000 responden di Jawa Barat, elektabilitas kedua pasangan tersebut hanya terpaut lima persen suara.
BACA JUGA :

PILGUB JABAR : Dari Rumah Jabatan ke Rumah Kontrakan
Adu Kuat Para Jenderal & Petahana di Pilgub Jabar 2018
Pilgub Jabar: Ridwan Kamil Mau Gaet Via Vallen Ramaikan Kampanye

"Dari empat calon yang mendaftar di KPU Jawa Barat, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum dan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi bersaing sangat ketat untuk mendapatkan dukungan tertinggi. Selisih dukungan elektoral kedua pasangan ini hanya terpaut sekitar lima persen saja," jelas Managing Director Cyrus Network, Eko Dafid Afianto dalam pemaparan hasil survei di Jakarta, Senin (5/2/2018).

Eko mengatakan survei menunjukkan Ridwan-Uu mendapatkan 45,9% suara dan Deddy-Dedi mendapatkan angka elektablitas 40,9% suara. Sementara itu, dua pasangan lainnya yakni Sudrajat-Syaikhu dan TB Hasanudin-Anton masing-masing mendapatkan dukungan sebesar 5% dan 2,5%.

Eko memaparkan, hasil temuan survei memperlihatkan bahwa Uu Ruzhanul Ulum belum memberi nilai tambah elektoral yang signifikan terhadap Ridwan Kamil. Sebab dalam berbagai survei selama ini angka elektabilitas Ridwan Kamil sendiri sudah di atas 40%.

Adapun pasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi dinilai mampu saling memberi nilai tambah yang signifikan sehingga ketika keduanya berpasangan mereka mampu mengejar elektabilitas Ridwan Kamil.

Sementara dua pasangan lainnya yakni Sudrajat-Syaikhu dan TB Hasanudin-Anton meski dalam survei memiliki elektabilitas lebih rendah tetapi kedua pasangan ini dapat menggebrak jika mesin partai pengusung mereka yakni Gerindra dan PDIP bergerak.

Eko memperkirakan Sudrajat-Syaikhu dan TB Hasanudin-Anton berpeluang mencapai angka elektabilitas dua digit meskipun akan sangat sulit melampaui dua pasangan teratas.

"Karena total suara hanya 100%, maka penambahan angka kedua pasangan terbawah ini hanya akan 'menggerogoti' suara pasangan Ridwan-Uu dan Deddy-Dedi," ujar Eko.

Eko mengingatkan, pasangan Ridwan-Uu serta Deddy-Dedi memiliki tantangan untuk menjaga perolehan suaranya agar tidak diambil alih pasangan Sudrajat-Syaikhu dan TB Hasanudin-Anton.

Eko mengatakan baik Ridwan-Uu maupun Deddy-Dedi sejauh ini tampak saling berbagi basis wilayah di empat wilayah pembangunan dan wilayah kultural di Jawa Barat.

Ridwan-Uu unggul tipis (48% berbanding 43%) di Wilayah Pembangunan I yang meliputi Bogor Raya, Sukabumi, Cianjur dan Depok. Ridwan-Uu juga unggul secara telak (61% berbanding 27%) di Wilayah Pembangunan IV yang meliputi Bandung Raya, Tasik, Garut, Ciamis dan Pangandaran.

Sementara itu Deddy-Dedi unggul jauh di Wilayah Pembangunan II yang meliputi Bekasi Raya, Purwakarta, Karawang, dan Subang (% berbanding 25%). Deddy-Dedi juga unggul cukup telak di Wilayah Pembangunan III yang meliputi Cirebon Raya, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (44% berbanding 37%).

Lebih jauh jika dilihat dari latar belakang pemilih, basis pemilih Ridwan-Uu tercatat muncul dari kalangan wiraswasta, karyawan swasta, dan pemilih dengan pendidikan SMA ke atas, serta terkoneksi dengan media sosial.

Di lain pihak, basis keunggulan Deddy-Dedi adalah di kalangan ibu rumah tangga, petani, pemilih dengan pendidikan SMP ke bawah, dan mayoritas belum terkoneksi dengan media sosial.

Jika dilihat secara fakta, pengguna media sosial di Jawa Barat, tercatat naik hingga 1,5 kali lipat dalam dua tahun terakhir, dari 25% pengguna di November 2015, menjadi 41% pada Januari 2018.

"Hal ini tentu perlu menjadi perhatian bagi dua pasang calon yang bersaing sengit secara demografis pemilih. Basis keunggulan ini bisa dimaksimalkan dengan 'perang darat', kampanye langsung ke masyarakat, tanpa melupakan faktor media sosial yang juga jadi sangat penting pada Pilkada kali ini," kata Eko.

Survei ini dilakukan 16-22 Januari 2018 dengan mengambil sampel 1.000 responden dengan teknik pengambilan sampel Multistage Random Sampling. Tingkat keyakinan survei ini adalah 95 persen dengan Margin of Error 3,1%.

Sumber : ANTARA

http://kabar24.bisnis.com/read/20180...ar-bakal-ketat

aman gak ada isu kafir2 lagi krn semua calon muslim, cuma isu pki aja emoticon-Big Grin

btw syaikhu pks itu kan masih wakil walikota bekasi?

amanah atau gak tuh ya?

Saat bincang-bincang di Talk Show TV One, Minggu Malam, 12 Agustus 2012, Mantan Calon Gubernur DKI pada pemilukada 2012 yang juga Mantan Presiden PKS, Hidayat Nurwahid menyebutkan alasan partainya tidak mendukung Jokowi karena Insinyur lulusan UGM itu diragukan komitmennya mampu menjalankan jabatan sebagai Gubernur DKI sampai 2017.

“Diminta komitmennya untuk menyelesaikan jabatan sampai 5 tahun, Jokowi tidak berani menjawab,” ujar Hidayat. Komitmen itu dipandang penting bagi PKS sebab Jokowi (hampir akan) terbukti berani tidak amanah, yaitu meninggalkan kepercayaan rakyat Solo saat usia pemerintahannya (periode kedua) baru 2 tahun.

0
2.5K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan