Prolog
“ Oh Bernabeu, pandre dan madre sudah katakan bahwa masa depan di sepak bola itu tidak ada. Itu adalah olahraga kaum buruh. Banyak hal yang bisa kamu lakukan jika meneruskan sekolah kenotariatan atau menjadi pengacara seperti padre, tolong lah jangan membuat malu madre dan padre.” Ujar Bernabeu Ibanez di perumahan mereka yang elite di kota Valencia.

“ Ia Bernabeu bebe ku sayang, benar apa yang disampaikan oleh padremu, kami sangat mencintaimu dan kamu harus tahu bagaimana keluarga kita di kota Valencia ini. Jika kamu menjadi pemain sepak bola dan bergaul dengan mereka, akan bagaimana hidup kita dan reputasi ayahmu nantinya, kamu tidak boleh egois bebeku sayang.” sambung Dona Antonia De Yeste Nunez sembari menyediakan roti bakar untuk dua orang yang ia cinta tersebut.

“Padre dan Madre, aku berjanji jika anakmu ini tidak akan membuat malu. Aku akan menyelesaikan sekolah hukum di Institute Cardinal Cisnero, Madrid. Aku tidak tahu itu kapan , tetapi percayalah anakmu ini akan memiliki titel dan gelar yang padre dan madre impikan. Karena kecintaanku kepada sepak bola, aku aku tidak akan menjadi preman dan liar seperti yang padre dan madre bayangkan sebagai mana dalam pikiran padre dan madre. Aku akan menjadi seseorang yang menembus batas-batas zona yang nyaman ini dan akan menjadi seseorang yang dikenal dalam dunia sepak bola sebab itu adalah jalan ninjaku.”

Bernabeu Ibanez dan Dona Antonia De Yeste Nunez, ayah dan ibu Santiago Bernabeu, tidak kuasa menolak anaknya yang satu itu. Ambisius, detail, dan visioner adalah hal-hal yang tidak terbantahkan dari dalam dirinya. Jika mereka membantahnya, mereka takut hal –hal buruk akan terjadi pada anak kesayangan mereka. Pagi itu mereka berdoa untuk jalan ninja Santigo Bernabeu Yeste.

Kira- kira begitulah sekelumit situasi rekaan yang bisa menggambarkan bagaimana seorang Santiago Bernabeu Yeste saat mengatakan keinginannya kepada orang tuanya dalam memilih karir di dunia sepak bola.
Mirip seperti Sabo ya, (loh kok bukan Naruto?)..kau baca lengkapnya nanti sampek habis.
Bernabeu yang lahir dan besar di keluarga terpandang merangkul dan bergaul dengan orang berbagai lapisan karena sepak bola. Ia melakukannya di jalanan. Bernabeu tidak peduli dengan anggapan bahwa pemain sepak bola dilahirkan dari kelas buruh, jalan ninjanya mengatakan bahwa berbagai kelas status sosial bisa melahirkan pemain-pemain sepak bola terbaik (kelak jalan ninja Bernabeu ini melahirkan seorang Fernando Redondo, seorang idola sepanjang masa penulis, yang lahir dari keluarga terhormat, flamboyan, dan elegan).

Teman-temannya seangkatan di sekolahan Augustino juga banyak yang gemar bermain bola sehingga makin menguatkan Bernabeu akan jalan ninjanya lewat sepak bola. Jika Yukihira Souma menunjukkan kecintaan pada masakan dengan ingin melampaui keahlian ayahnya dan terus menghidupkan kedai Yukihira, maka oleh Bernabeu, sepak bola adalah kecintaan yang tak bisa dia campakkan. Dan janjinya kepada orang tuanya ditunaikan seusai pensiun dari bola. Dia akhirnya sekolah juga di jurusan hukum di Institute Cardinal Cisnero, Madrid. Dia punya sertifikat pengacara, tapi tak pernah dimanfaatkannya.

Karena mengawali permainan di jalanan, Bernabeu justru lebih kreatif dan kuat, jauh dari kemampuan anggota kelompok kaum terpandang di zamannya. Begitu direkrut tim junior Madrid, dia langsung menonjol. Bernabeu tak hanya memamerkan stamina yang prima, tapi juga teknik luar biasa. Cukup langka untuk ukuran sepak bola di masa itu namun belum termasuk istimewa.

“Bermain sepak bola sangat menyenangkan bagi saya. Setiap hari saya tak bisa melupakan olahraga ini. Sejak kecil, saya selalu bermimpi bisa bermain untuk Real Madrid. Mimpi itu akhirnya jadi kenyataan,” ujar Santiago Bernabeu kala memulai debut bersama Real Madrid.

Kisah setelah apa yang ia torehkan pasca pensiun dari dunia sepak bola pada usia 32 tahun (banyak yang mengatakan sebenarnya ia pensiun pada usia 27 tahun.Namun ,karena pihak klub ingin ia bermain lagi, ia menyanggupi sampai usia 32 tahun) dituliskan dengan tinta emas dalam dunia sepak bola.
Santiago Bernabeu Yeste, banyak yang mengenal nama beliau merujuk pada stadion klub Real Madrid, namun bagaimana kiprah seorang Santiago Bernabeu di dunia pada dasarnya melebihi kemewahan dari stadion tersebut. Penasbihan nama Santiago Bernabeu sebagai pengganti nama stadion New Charm Martin adalah sedikit pengejawantahan untuk menghormati salah satu sosok revolusioner yang mengubah sepak bola dunia hingga menjadi seperti yang kita kenal seperti sekarang.
Cinta nya yang murni kepada sepak bola tidak menyurutkan langkahnya meskipun ke depannya oleh beberapa kaumnya dari kalangan borjuis mengatakan ia kelak tidak akan memiliki masa depan. Dia memang luar biasa namun tidak sefenomenal Sindelaar atau Sir Stanley Matthews. Dia adalah sosok luar biasa di dalam lingkup sepak bola lingkungannya sebagai seorang pemain sepak bola. Jika membicarakan secara global, agak terlalu muluk-muluk bila membandingkan Bernabeu dengan 2 legenda lapangan hijau di atas.
Legacy dan warisannya justru hadir ketika kiprahnya melangkah di luar lapangan hijau secara literal. Ide- ide dan visinya dalam pengembangan sepak bola merupakan sumbangsih bagi sepak bola modern seperti yang kita kenal saat ini.
Santiago Bernabeu merevolusi dengan pendekatan keilmuan, kecerdasan, dan pengaruh yang ia bangun. Keidealan sebuah klub sepak bola sebagai bagian dari industri yang mampu menyokong hajat hidup roang banyak dan berbagai lapisan dibentuk oleh tatanan-tanan pemikir sepak bola yang mana Bernabeu hadir di dalamnya. Bernabeu yang ambisius dengan jalan ninjanya membuat terobosan penting pada zamannya.
Dia membagi organisasi dalam klub sepak bola dalam beberapa departemen dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing secara independen namun memiliki benang merah bagi kehidupan klub dan perkembangannya.
Artinya buah pikiran Bernabeu dalam memisahkan departemen dengan tupoksi dan tanggung jawab masing-masing departemen membuat sebuah klub sepak bola menjadi tidak sebatas klub sepak bola, namun melampaui hal-hal kata klub sepak bola secara tradisonal.
Bernabeu bagi saya adalah pencetus tempat makian dan umpatan kita agar tepat sasaran kepada Sanitas kala ketidakbecusan yang menjadi budaya dalam me-management kondisi pemain dan pemulihannya dan kebiasaan bagi Real Madrid. Bernabeu adalah pencipta yang berkelas untuk para investor yang ingin mengiba kemurahan hati Real Madrid agar departemen pemasaran dan apalah itu yang berkaitan dengan iklan atau advert mau dan memberikan secercah tampilan produk atau bisnis mereka di dalam diri Real Madrid, sekalipun itu hanya tampilan dalam kotak tissu di kamar mandi seusai Sergio Ramos mengelap ingus dan bokongnya sebelum pertandingan Real Madrid usai dalam laga Elclasico setelah Ramos menggasak Messi dan mencatatkan namanya dalam buku rekor dunia sebagai tukang gasak sepanjang masa dengan koleksi kartu merah terbanyak yang mengalahkan deretan film yang dibintangi Reza Rahadian.
Semua hal itu adalah contoh penerapan struktur organisasi yang efisien untuk sebuah klub sepak bola secara jangka panjang yang dipandang sebagai organisasi bisnis, dan itu pada zamannya sangat radikal di dunia sepak bola.
Jika merunut pada hal-hal tradisional dari masa lalu, klub Barcelona, Atletico, dan Bilbao adalah 3 klub utama di ranah semenanjung Iberia yang secara tradisonal menjadikan Real Madrid berbenah. Pra kepemipinan Bernabeu, kondisi Real Madrid hanya sebatas klub anak bawang yang berisik bagi 3 klub tersebut. Bernabeu ingin hal-hal itu lepas dari diri Real Madrid. Ide-ide brilian sudah dirancangnya dengan sangat detail sehingga kelak bagi Bernabeu klub Real Madrid akan menjadi standar klub-klub kelas dunia yang berkompeten secara sepak bola dan bisnis sampai jangka panjang.
Hingga pada akhirnya persaingan ketiga klub di atas menjadi begitu wah tanpa membicarakan Real Madrid.
Kita ambil contoh folklore
”Real Madrid akan nelangsa bila tanpa membicarakan Barcelona.Barcelona akan kehilangan gairah tanpa membicarakan Real Madrid. Dan semuanya harus tepat pada tempat dan proporsinya, jangan pula kita memakai jersey Raul di cafe berkumpulnya para Cules, kalok pake jersey Laudrup mungkin tidak apa-apa asal dengan warna Barcelona.”
Bahkan dari kematangan visi dan misi serta detail seorang Bernabeu tercipta suatu pemikiran yang bagi saya adalah sebuah pemikiran konspiratif guna menguatkan diri pada situasi sebanarnya kala kalah di laga Elclasico.
” Gak apa-apa gak dapat gelar, asal bisa nampar bolak balik di kandang dan tandang lawan.”
”Ngapain bahagia dengan 2 pertandingan domestik, toh kan gelar yang uda pasti kita genggam itu yang paling utama.
Dan masih banyak kalimat kalimat filosofis yang pada dasarnya menutupi rasa rapuh yang sebenarnya.
Santiago Bernabeu adalah peletak dasar sebuah klub dikelola dengan profesional dan tepat sasaran dengan departemen-departamen terpisah namun saling menyokong. Secara khusus Bernabeu adalah spesialis peletak dasar secara global bagaimana sebuah klub mencari pemain berbakat dan bagaimana aspek perekrutan pemain.
Bagi Bernabeu, seorang pemain berbakat dan yang akan direkrut haruslah dengan detail yang jelas secara visi dan misi dan si pemain harus memiliki misi yang harus sama dengan Real Madrid yakni ingin membawa Real Madrid menjadi superpower.
Tidak heran bila di zamannya, pemain-pemain yang direkrut dan datang ke Real Madrid begitu mentereng, sebut saja Kopa, Puskas, Rial, atau Di Stefano adalah nama-nama luar biasa yang membangun kejayaan Real Madrid bersama talenta lokal seperti Gento atau Munoz.
Karir sepak bolanya mungkin tidak sementereng nama-nama besar yang ia bawa ke Real Madrid, namun dasar dasar klub sepak bola sebagai sebuah bisnis yang mampu menjadi hiburan, pemersatu, dan penopang hidup orang banyak berhasil Bernabeu wujudkan.
Pada masa kepemimpinannya, banyak perkembangan dilakukan oleh Real Madrid lewat tangan Bernabeu, bola basket dan bola tangan adalah 2 olahraga tambahan yang Bernabeu masukkan ke dalam klub.
Pada masa kepemimpinan yang lebih dari 3 dekade, tidak kurang 71 trofi berhasil dikumpulkan oleh Real Madrid dari berbagai kompetisi.
Bernabeu juga merupakan salah satu peletak dasar eksisnya kasta tertinggi kompetisi antarklub di benua biru , Eropa, Liga Champions, atau UCL yang kita kenal sekarang.
Dilatarbelakangi oleh bacotan khas hiperbola penuh delusi sampah khas media Inggris lewat seorang Stan Cullis yang mendeklarasikan Wolverhampton Wanderers sebagai "Champions of the World" setelah sukses mengalahkan Budavest Honved pada laga persahabatan dengan skor 3-2 pada tahun 1950.
Pada tahun1955, bersama jurnalis L'Equipe, Gabriel Hanot, Bedrignan, Bernabéu, dan and Gustav Sebes bertemu di Hotel Ambassador,Paris, membicarakan dan membangun dasar-dasar kompertisi yang kita kenal sebagai UEFA Champions League .
2 Juni 1978 Bernabeu menghembuskan nafas terakhir karena kanker hati. Tepat pada saat Argentina menjadi finalis Piala Dunia dan pada event yang sama namun di tahun berbeda. Pemain yang paling terikat secara emosi di Real Madrid dengan Bernabeu, Di Stefano, menghembuskan nafasnya yang terakhir pada event Piala Dunia kala Argentina menjadi finalis di Brazil pada tahun 2014.

Epilog
Pensiunnya Di Stefano dan Puskas, kedatangan Benfica dengan bintangnya Eusobio The Black Panther, plus catenaccio yang dibuat oleh Italia melambatkan dominasi Real Madrid, tetapi mereka sempat memenangi Piala Eropa lagi pada 1966. Tidak ada Piala Eropa lainnya di sisa hidup Bernabeu, tetapi hasil kerja dan semua idenya telah membuat klub ini merebut popularitas dan kesuksesan di seluruh dunia.
Dia dianggap bintang besar pertama yang menjadi legenda tak terlupakan. Bahkan saking cintanya warga Madrid terhadap Bernabeu, mereka sampai punya ujar-ujaran: “Kami percaya kepada Tuhan, Real Madrid, dan Santiago Bernabeu.”
Tak berlebihan jika stadion Madrid diberi nama Santiago Bernabeu sebagai penghormatan kepada sang peletak dasar Real Madrid sebagai klub superpower.