NEKAT banget Sarwono, 41, sebagai praktisi selingkuh. Sudah tahu kencannya di rumah pihak wanita, eh malah ketiduran di situ. Jika bukan peselingkuuh berdarah dingin, mana berani dia. Resikonya, hampir saja dia dihajar warga. Untung ada polisi yang segera datang dan meredakan amarah masa.

Istilah pembunuh berdarah dingin sering kita dengar. Tapi di jaman now sekarang ini, ternyata peselingkuh berdarah dingin juga ada. Kodok berdarah dingin bisa meloncat, peselingkuh berdarah dingin juga bisa meloncati tembok dan pagar rumah orang. Cuma tak selamanya berjalan mulus. Ada juga yang kena batunya, bahkan menemui kematian gara-gara urusan selangkangan.

Sarwono warga Gunung Kidul, rupanya termasuk kodok kepala hitam yang suka meloncat-loncat dari tembok ke tembok demi menemui jantung hatinya yang tidak resmi. Di rumah sudah ada istri, masih ngudak-udak Ningrum, 34. Maklum, perempuan ini jauh lebih muda dari istrinya, sehingga tentu lebih renyah dan kemremes macam ceriping pisang raja.

Ningrum juga punya suami, Ngadirun, 41, yang bekerja sebagai satpam hotel tak jauh dari rumahnya. Dinasnya malam hari, sehingga antara pukul 20.00 hingga pukul 05.00 pagi Ngadirun tak ada di rumah. Rupanya waktu aman terkendali ini digunakan sebaik-baiknya oleh Sarwono. Apa lagi Ningrum juga selalu menginformasikan pada PIL-nya tersebut, kapan boleh merapat.

Di sinilah Sarwono nampak sebagai praktisi selingkuh darah dingin. Hotel banyak di Wonosari, kenapa pilih di rumah WIL-nya? Ini kan sama saja bunuh diri, atau kutuk marani sunduk kata orang Jawa. Tapi setan memang selalu menyemangati, “Di hotel kan bayar Bleh, di rumah kan gratis cuma tambah deg-degan saja,” kata setan.

Beberapa malam lalu kembali Sarwono nyatroni rumah si doi. Karena sudah terbiasa, habis bertempur antara hidup dan mati antara pukul 22.00, dia malah tidur berdua-dua dengan Ningrum, bak suami istri saja. Pikirnya, toh suami Ningrum baru pulang pukul 05.00 pagi. Tenang saja, Belanda masih jauh.

Yang di luar perhitungan keduanya, ndilalah kersaning Allah, lampu teras mati. Ngadirun yang bekerja di hotel tak jauh dari rumahnya, melihat keganjilan itu. Buru-buru dia pulang. Kalau mati karena putus, akan segera diganti. Jika sengaja dimatikan, ada apa? Bukankah di malam hari lampu teras sangat diperlukan demi keamanan.

Sampai di rumah dia panggil-panggil Ningrum, tapi tak dijawab. Pakai baterai kemudian terlihat ada jejak sepatu masuk rumah. Siapa dia gerangan tuan? Diam-diam Ngadirun masuk rumah lewat dapur yang memang tak dikunci. Begitu kagetnya begitu masuk ke kamarnya. Terlihat istrinya tidur dengan lelaki lain yang tak dikenalnya.

Biar hati panas, Ngadirun mencoba berkepala dingin. Dia panggil tetangga untuk menggerebek pasangan mesum itu. Diam-diam lelaki asing itu dibangunkan, “Saur, saur, bangun.” Kata warga mencoba melucu. Dan ketika bangun, Sarwono tak bisa tertawa, justru kaget, menyadari akan keteledorannya. Dia digelandang keluar dan hampir digebuki warga. Untung polisi segera turun dan mengamankannya ke Polres Wonosari. Hampir saja ada pergedel cap Sarwono.
Di Kopi Dari Sumurnya: http://poskotanews.com/2017/12/09/peselingkuh-berdarah-dingin-habis-mesum-malah-ketiduran//

Aksi mesum ini yang termuat dalam berita tersebut memang bisa di masukan dalam kategori ndablek. Ada beberapa hal yang bisa di jadikan pelajaran berharga bagi kita semua sebagai para pembaca. Beberapa hal berikut TS rangkum berdasarkan opini semata.

1. Nekad

Tindakan dalam berita ini termasuk dalam sebuah aksi nekad. Bagaimana tidak, si pejantan telah Sangat berani mengobrol obok rumah tangga orang lain tanpa basa basi. Tanpa peduli norma, adat, agama dan peraturan lagi. Nah ini perlu di waspadai oleh kita sebagai lelaki. Dari para bandit cinta pebinor durjana. Jika ada gejalanya di sekitar kita sebaiknya kita cegah sedini mungkin. Proteksi yang paling penting yang harus kita lakukan, ya berdoa dan menasihati istri agar kejadian serupa di jauhkan dari diri dan keluarga kita.

2. Mengejar nikmat sesat tak akan ada puasnya

Yang namanya mengejar nikmat pasti tidak ada habisnya. Tidak akan pernah mencapai kepuasan. Kepuasan yang di dapat biasanya hanya sesaat. Dan yang sesaat itu sering kali membuat sesat. Hingga akhirnya kita minta atau menginginkan kembali. Lagi, lagi dan lagi ga akan pernah berhenti. Hingga akhirnya batas waktu kita berhenti, dan sampai pada penyesalan yang tiada berarti lagi.

3. Kepuasan sesat membuat lupa diri

Kepuasan yang di dapat ingin terus di ulangi. Tanpa pernah berpikir bahwa itu hal sesat. Namun karena terlena dengan yang sesat, lupa diri adalah hal yang akan merusak diri sendiri. Memalukan keluarga sendiri. Menyengsarakan orang lain pada akhirnya dan juga diri sendiri. Dalam berita ini di kabarkan karena terlalu asik mesum sampai ketiduran dan akhirnya terjadilah penggerebekan. Habis lah itu gan.

4. Judul berita di buat aduhai

Judul beritanya lumayan membuat orang tergelitik ketika membacanya. Selai tergelitik judul berita ini juga membuat orang lain tertarik melihat apa saja sih isinya. Menurut TS si penulis berita mengerti betul selera para membacanya. Memahami dengan seksama bagaimana selera pasar terkini. Biasanya berita mesum begini bisa rame pada waktunya nanti.

5. Alur isi cerita di buat menarik

Alur maju bisa di simpulkan dalam cerita di berita kali ini. Dari awal di Sarwono di tetapkan sebagai praktisi perselingkuhan, menurut penulis, hingga akhirnya di gelandang polisi, cukup menarik cara menulisnya. Kata demi kata dalam berita tersebut nampak sedap di baca kita. Menurut TS

6. Pelaku bukanlah contoh yang patut di tiru

Untuk apa yang terjadi kita mesti memetik hikmahnya dalam berita ini. Si pelaku bukanlah hal yang pantas di tiru. Semoga pembaca di sini tak ada yang terinspirasi dari berita ini. Kalo ada kan bahaya. Bisa terulang kejadian serupa. Dan lagi yang paling penting adalah kita selalu berdoa. Semoga di jauhkan dari hal yang sedemikian. Semoga kita tak akan pernah menjadi seperti pelaku, ataupun menjadi korban para pebinor. Pebinor yang di maksud ini adalah pemburu bini orang. Pebinor adalah salah satu penyakit cacat mental alias kelainan jiwa, yang selalu melihat rumput tetangga lebih hijau di bandingkan dengan bulu jagungnya.


7. Kesigapan pihak yang berwajib

Walau si pelaku sempat di gebukin warga, namun pelaku masih bisa bernapas lega, karena pihak yang berwenang segera datang. Jika tidak waduh, bisa jadi kejadian persekusi yang viral bulan lalu terulang kembali. Walau beda sebab dan kejadian nya.

Sekian tanggapan dari TS, semoga para pembaca sekalian juga bisa mengambil kesimpulan sendiri. Dan bisa mendapat pelajaran yang berharga setelah membaca berita ini dan tanggapan TS kali ini.