Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kaskus.infoforumAvatar border
TS
kaskus.infoforum
Pagar Alam, dalam Bayang-bayang Kopi Lampung



Kota Pagar Alam, Sumatra Selatan pemenang Kota Pilihan 2017Kategori Kota Juragan dengan persentase tertinggi penduduknya bekerja sebagai wiraswasta atau 16,6 persen dari 134.960 jiwa populasi (berdasarkan perhitungan olah data dan pemeringkatan skor masing-masing indikator setiap kota dari mikro data Susenas BPS 2016).



Khusus untuk kopi, popularitas kopi lampung jauh lebih dikenal daripada kopi dari Pagar Alam. Sebanyak 7 ton per hari saat musim panen kopi didistribusikan ke Lampung. Pada 2014 Pagar Alam mampu menghasilkan 7.465 ton kopi.

Besarnya jumlah produksi kopinya justru membuat nama Pagar Alam kian tenggelam. Kondisi ini tak lepas dari petani dan pengusaha kopi Pagar Alam yang masih menjadikan Lampung sebagai tujuan penjualan setelah panen.

Dalam catatan Disperindag dan UKM Pagar Alam terdapat 15 orang pengusaha besar atau juragan kopi di Pagar Alam, ditambah puluhan juragan kecil lain. Jika 15 pengusaha besar mengirimkan 7 ton kopi ke Lampung, artinya, sebanyak 105 ton kopi pagar alam mengalir ke Lampung dalam satu hari.

"Ini memang masalah kami, kopi dari Pagar Alam banyak dijual ke Lampung dengan cap 'kopi lampung'," papar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Saidi Amrullah kepada Beritagar.id (8/11/2017). Kondisi inilah yang kemudian membuat kopi Pagar Alam tenggelam.

Secara terpisah, hal ini juga diamini oleh pencicip kopi profesional (Q-Grader) tersertifikasi Adi W. Taroepratjeka. Ia mengatakan, agar kopi dari Pagar Alam lepas dari bayang-bayang cap 'kopi lampung' perlu penanganan yang serius terkait kualitas produksinya.

"Sebenarnya, kopi Pagar Alam punya potensi, namun bila tidak ada niatan untuk memperbaiki kualitas, hanya akan dikenal sebagai bagian dari 'kopi lampung'," terang Adi kepada Beritagar.id (27/10/2017).



Produk kopi hasil pengolahan kelompok usaha kecil menengah dipajang di hotel, tempat wisata, dan toko.


Manto, juragan kopi skala kecil yang mempekerjakan tiga orang karyawan, menyebutkan setiap hari ia menjual kopi petani ke Lampung. Di Lampung, kopi pagar alam bercampur dengan kopi bengkulu, kopi jambi, dan kopi lahat yang kemudian diolah lagi secara modern.

Hasil olahan campuran kopi dari berbagai daerah di Sumatera Selatan ini kemudian diekspor ke Arab Saudi, Amerika Serikat, Kairo dengan dilabeli kopi asal Lampung.

Sebagai pengusaha kecil, Manto berharap pemerintah dapat membuka keran ekspor kopi langsung dari Pagar Alam ke beberapa negara importir kopi. Cara ini, menurut Manto, dapat meningkatkan harga jual kopi yang jauh lebih tinggi.

"Kalau pemerintah bisa buka keran ekspor kami petani dan tauke tentu akan senang karena harga pasti jauh lebih tinggi ketimbang harus jual ke Lampung," ujar Manto menjelaskan.

Pemkot Pagar Alam saat ini sedang menyiapkan koperasi untuk menampung hasil kopi petani untuk langsung dijual ke luar negeri atau ekspor. Sementara itu, kopi kemasan produk UKM diakui Saidi sudah ada, namun masih dalam jumlah terbatas.

Terkait dalam usaha menjamin harga kopi petani di Pagar Alam, Saidi Amrullah mengatakan, Pemkot Pagar Alam melakukan sejumlah terobosan, seperti menyediakan Sistem Resi Gudang dan memangkas sistem perizinan usaha.

Sistem Resi Gudang (SRG) digunakan untuk menampung panen kopi petani yang berkualitas. Petani dapat menitipkan hasil panen di SRG dengan harga terkendali. Kopi yang masuk ke SRG merupakan kopi terbaik setelah melewati uji mutu.

"Jadi, kalau harga sedang tinggi, petani bisa menjual kopi yang dititipkan ke mana saja," jelasnya.

Dari sisi dukungan pendanaan dan modal program SRG didukung oleh Bank Sumsel, Business Development Center (BDC), dan koperasi setempat yang bisa membuat petani lebih mudah mendapatkan akses pinjaman.

Menurut Saidi Amrullah, petani yang menitipkan kopi di SRG bisa mengakses pinjaman ke Bank Sumsel dengan bunga 0,5 persen per bulan. Acuan pinjaman yang digunakan adalah resi gudang yang terkoneksi ke Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bapeti).

Pemerintah Kota Pagar Alam juga menerapkan kebijakan lain yang dapat mendongkrak pertumbuhan UKM. Keberadaan UKM diperlukan untuk mewadahi pengolahan dan pengemasan kopi.

Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Pemerintah Kota Pagar Alam, Haidir Ramli menyebutkan terdapat 1.651 kelompok UKM di daerah itu yang bergerak di berbagai usaha dan jasa.

"Mayoritas masih aktif dan menyerap tenaga kerja minimal tiga orang per UKM. Sebagian besar bergerak di sektor jasa termasuk pengelolaan kopi," kata Haidir Ramli.

Menurut Haidir Ramli, sejak pemerintah daerah Kota Pagar Alam memberlakukan pelayanan perizinan terpadu, pertumbuhan usaha kecil di Pagar Alam mulai menggeliat.




Dalam perhitungan Lokadata, Beritagar.id untuk pemeringkatan "Kota Pilihan" 2017, untuk persentase penduduk berusaha sendiri, lebih dari enam belas persen penduduk Kota Pagar Alam berstatus sebagai pengusaha. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan Kota Gunungsitoli, Kota Baubau, dan kota lainnya secara persentase. Oleh karena itulah, Pagar Alam keluar sebagai pemenang untuk kategori Kota Juragan.

Dari jumlah pengusaha yang ada saat ini, bukan tidak mungkin juga kalau angka ini akan terus meningkat bila diikuti langkah nyata dan perbaikan sistem regulasi oleh Pemerintah Kota Pagar Alam dalam menumbuhkan iklim usaha.

"Kalau dahulu perizinan harus melibatkan banyak dinas, namun saat ini urusan perizinan cukup dilakukan di satu instansi, yakni Dinas Perizinan dan Tenaga Kerja," ungkapnya.


Ingin tahu seperti apa selengkapnya geliat juragan kopi di Pagar Alam? Baca di: https://beritagar.id/artikel/laporan...Alam%20Juragan
0
2.3K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan