Untuk pembuatan sinetron sendiri ada 3 elemen penting dan mereka ini harusnya yang disalahkan kenapa sinetron di negri ini gak mutu
produser, sutradara, dan pembuat ide cerita membuat cerita-cerita sinetron yang terkadang benar-benar tidak mendidik dan parahnya lagi, walaupun mereka tahu bahwa sebenarnya sinetron yang mereka buat itu berdampak tidak baik atau jelek bagi penonton atau pemirsanya akan tetapi mereka tetap saja membuatnya asalkan itu adalah sesuatu yang sedang menjadi trend khususnya oleh generasi muda atau remaja kita di Indonesia atau sedang marak untuk saat ini.
Lalu darimanakah pendapatan sinetron tersebut? Sebagian tentu agan agan menjawab dari sponsor, yap. Sponsor adalah salah satu sumber keuangan mereka
Tapi mungkin juga sebagian dari anda juga yang belum begitu memahami trik-trik dari suatu ph atau rumah produksi pembuat sinetron.
Jadi begini, setiap ph akan berusaha membuat sinetron yang benar-benar mengandung cerita-cerita yang memang sedang dan paling di gemari terutama oleh para remaja-remaja untuk saat ini. Sinetron yang mereka buat akan mendapatkan rating yang tinggi dari stasiun-stasiun televisi. Karena dengan di dapatkanya rating yang tinggi, suatu PH akan dipercaya oleh para advertiser (pengiklan) untuk menaikkan tarif periklanan tv atau advertisement tersebut. Dan tentunya tarifnya pun akan menjadi semakin mahal. Dan hal ini juga sangat bergantung pada team marketing sebuah PH (Production House). Selain itu bagi para PH yang sudah siap menayangkan sinetronya bisa memelih mau menjual sinetron yang di buat mereka ke stasiun TV atau mereka mau membeli jam tayang ke stasiun TV tersebut. Kebanyakan untuk PH –PH yang belum mempunyai rating yang bagus mereka akan menjual sinetronnya kepada stasiun stasiun TV. Berikut masing kelebihan dan kekurangan dari kedua trik tersebut:

Kelebihan : PH ataupun tim marketing tidak perlu susah susah lagi mencari klien pengiklan/advertiser.

Kekurangan : Karena mereka mendapatkan uang dari stasiun TV dan bukan dari advertiser/pengiklan maka pendapatan mereka sangat terbatas dan sangat berbeda jika membeli jam tayang ke stasiun TV.
Tapi mereka bisa di bilang tidak rugi gan, karena biaya produksi mereka sudah pasti balik dari stasiun TV tersebut

Kelebihan: Mereka akan mendapatkan penghasilan yang lebih banyak apabila di bandingkan dengan PH yang menjual sinetronya. Karena PH yang membeli jam tayang team marketingnya akan mencari klien pengiklan/ advertiser sendiri untuk setiap sinetron yang akan mereka tayangkan.

Kekurangan : Mereka harus pandai-pandai melobi dan tawar menawar mengenai harga untuk setiap jam tayang yang mereka beli, selain itu juga dari pihak Stasiun TV akan menaikan harga jam tayangnya seiring naiknya rating pada setiap sinetronnya.

Indonesia : Dari judul, menurut ane sinetron Indo judulnya masih banyak yang ambigu, jadi gak ngegambarin dengan jelas apa yang ada di cerita itu sendiri, atau malah kadang bisa fleksibel dengan jalan cerita. Contoh: Cinta Cenat Cenut, di filemnya ga ada yang cenat cenut menurut ane, lalu Emak Ijah Pengen ke Mekah, ceritanya si emak kagak ke mekah-mekah. Lalu pesantren dan Rock n Roll padahal gak ada gaya hidup rock n roll ala The Doors nya kalo yang udah ane liat. Jadi mungkin judulnya emang dibuat untuk lebih bisa bikin “penasaran” viewers.

Luar : Sementara untuk TV series luar, judul-judul nya cenderung emang menggambarkan apa yang ada di tv series itu, Walking Dead nyeritain Zombie (walking dead=zombi zombi), The Pacific nyeritain pasukan Amrik yang berjuang di pasifik pas PD II. Jadi dengan orang baca judulnya, viewers udah bisa ngegambarin apa yang ada di tv series tersebut .

Indonesia : Buat sinetron Indo yang ane perhatiin sangat disayangkan banget tema/genre nya masih dikit banget dan bahkan Cuma itu-itu aja, lagi-lagi soal cinta ABG lah kesengsaraan lah, masih klise kalo menurut ane genre nya, belum ada yang punya genre action atau thriller, meskipun dulu pernah ada Disini ada Setan, sih. Dan juga Belum ada sinetron komedi di indonesia yang serial, hampir semua yang genrenya komedi itu lebih ke sitcom bukan serial. Oiya, di Indonesia sinetron selalu tentang cinta, tapi gakpernah ada adegan bercinta yah …

Luar :Buat TV series luar udah gakperlu diragukan lagi banyak banget tema/genre yang main, dari mulai drama, vampir, horor, cinta, sains-fiksi ada semua. Karena berani buat serius ngegarap serial, dan juga peraturan komisi penyiaran yang beda dengan indo yang menurut ane terlalu alim, di luar bisa ada sex scene buat tv tertentu, belahan baik tanpa sensor, bagian tubuh yang ancur, kekerasan, dan juga kata-kata kasar yang bikin tv series luar bisa lebih luas genrenya

Indonesia:
Sinetron indo yang ane liat plotnya termasuk banyak yang let it flow aja gak tau deh namanya apa jenis plot gini, jadi korelasi antara judul dan cerita kadang keluar batas dan mulai memunculkan cerita-cerita baru yang gak disangka viewers, bener-bener hasil kreativitas penulis naskah dengan usahanya buat bikin sinetron tetep main karena yang mereka kejar bukan cerita-nya logis atau enggak tapi jumlah episode yang ada di kontrak sih kalo menurut ane.

Luar : TV Series luar plot-nya cenderung konsisten dengan apa yang mereka ceritakan, gak ada tuntutan rating yang bikin tv series jadi terus-terusan tayang, contoh Breaking Bad disitu konsisten dengan plot yang nyeritain Mr White usaha jualan meth sampe akhirnya ya Mr White mati, dan tamat gak diceritain idup lagi karena dukun tertentu, yaudah tamat meskipun ratingnya tinggi banget

Indonesia : Ini salah satu faktor yang kalo kata ane bikin kualitas sinetron kita enggak kelas, di Indonesia sendiri sinetron mempunyai jadwal tayang striping gan, bukan striptis loh
dengan jadwal syuting yang padat dan mepet, hasil produksi sendiri pun enggak maksimal, terkesan dipaksa tayang, untuk kejar tayang saja sesuai kontrak, mengejar pundi pundi uang saja

Luar : TV Series luar tayangnya seminggu sekali, episodenya Cuma dikit, dan dikemas per season jadi season 1 misal nya 12 episode ya waktunya 12 minggu kurang lebih segitu, dan udah ada jadwal premiere sm finale. Dan jarak antar season nunggu tahun depan atau biasanya agak lama. Waktu tayang sekitar 45 menit (rata-rata)
Ini yang ngebuat mereka maksimal dalam produksi, mereka tidak tergesa gesa, jadwal rilis pun jelas dan lebih matang

Indonesia :ini agak nyinggung genre sama plot sih, penceritaan disini kaya banget sama alternatif-alternatif dan twist yang unpredictable, dan imajinatifnya kerasa banget walau jenis sinetronnya drama, anak yang dituker di rumah sakit lah, si kaya dan si miskin yang bisa satu sekolah di sekolahan elit, si cantik yang rela ngapain aja buat si buruk rupa lah, udah mati hidup lagi lah, dan masih infinite lagi ide-ide dari yang buat sinetron indonesia, pokonya unpredictable kaya sinetron genrenya percintaan Entah yang awalnya geng motor, tiba tiba jadi sakti mandraguna

Luar : TV series luar cenderung gak macem-macem sama penceritaan dan genre mereka, tetep tau batas, karena gak mungkin Mr White nya Breaking Bad tiba2 bisa punya kekuatan super. Unless kalo tv series macem agents of shield, emang ceritanya ttg superhero kan. Tv series luar cenderung gak improvisasi secara tiba-tiba, gak berani ekstrim mereka, intinya mereka tau batas