Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sir.bayouAvatar border
TS
sir.bayou
Istri Aher Ketua P2TPA Jabar: Masyarakat Harus Waspada
Cirebon - Beberapa waktu ke belakang masyarakat tengah heboh dengan isu penculikan anak. Bahkan tak jarang orang tak bersalah menjadi korban amuk massa karena dituduh akan menculik anak di dekat mereka.
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jabar, Netty Prasetiyani Heryawan mengatakan, hoax atau bukan namun isu penculikan itu harus tetap diwaspadai. Dia khawatir nantinya para korban penculikan bukan hanya diarah organ dalamnya seperti isu saat ini, tapi juga bisa dijual ke luar negeri atau korban human trafficking.
"Oleh karena itu kita terus lakukan sosialisasi. Kalau ada orang dengan ciri-ciri merayu manis, mengiming-imingi harus hati-hati. Lalu ada yang memberangkatkan orang dengan identitas palsu ke lintas batas itu juga patut dicurigai. Apalagi ada unusur eksploitasinya," katanya kepada wartawan saat menghadiri sebuah acara di Kota Cirebon, Jumat (24/3/2017).
Khusus untuk anak-anak, istri Gubernur Jabar ini pun menekankan pentingnya bimbingan orang tua di tengah serbuan informasi dan teknologi seperti saat ini. Minimnya dua hal tersebut akan menyebabkan anak dengan mudah 'dihantam' isu atau pergaulan bebas sebelum waktunya.
"Anak-anak saat ini dikepung dengan berbagai teknologi dan informasi. Di sini peran orang tua harus membangun regulasi. Misal berapa lama mereka boleh nonton, tontonannya apa saja, sampai pada mengawasi anak itu main dengan siapa saja," tuturnya.
Netty menyebut beberapa hal negatif yang mudah merasuk ke dalam pikiran anak-anak dengan perkembangan teknologi dan informasi di antaranya narkoba, pornografi, terorisme, sadisme, nikah di bawah umur, hingga pola seks di luar nikah.
Selain memberikan sosialisasi terhadap isu tersebut, P2TP2A juga tengah gencar melakukan pengawasan terhadap anak-anak yang ditinggal orang tuanya bekerja sebagai buruh migran. Pasalnya hampir 40 persen kasus kekerasan seksual terhadap anak adalah mereka yang ditinggal orang tuanya bekerja sebagai buruh migran.
"Dari tahun 2010 hingga 2017 ada sekitar 1.249 kasus kekerasan. Sebagian besar kekerasan seksual anak. Dan kebanyakan korban kekerasan seksual anak itu anak buruh migran, kasarnya sampai 40 persen. Contohnya kasus Emon (sukabumi) dan yang di karawang kemarin," ucapnya.
Menurut Netty anak-anak buruh migran perlu perhatian khusus karena tidak ada orang tua yang mengawasi atau pun orang dewasa yang selalu mendampingi. Sehingga kebanyakan dari mereka mendapat pengalihan pengasuhan pada sarana informasi dan teknologi yang kini tengah diserbu oleh hoax.

https://m.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-3456609/hoax-atau-bukan-ketua-p2tpa-jabar-masyarakat-harus-waspada


Udah mulai Go Public Srikandi dari Jawa Barat
0
1.6K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan