Semua berawal dari desas-desus di kantor ane, info dadakannya semua program di bawah naungan Divisi X akan berangkat ke Bandung, event outing tahunan kantor selama 3 hari. Semua karyawan plus office boys juga ikutan! Ane, 'si karyawan butiran debu', yang mendengar berita tersebut langsung 'panas', cek forum sana-sini thread sharecost ke gunung dan ternyata nihil. Mau ke Tambora atau Dempo persiapan cuman ada 2 hari, gak mungkin pikir ane. Iseng cek website KAI, eh tiket Matarmaja pas weekday masih ada! Tanpa banyak pikir ane booking 1 tiket turun di Tulungagung.

Tulungagung.
Ane gak tau ini kota ada dimana, masuk provinsi apa (dulunya ya, maafkeun aing yang buta geografi) yang penting di mata ane itu kata eye-catching banget, sama kayak Trenggalek. Dan sebagai catatan, ane gak punya saudara, teman apalagi kenalan dan juga pacar di kota ini. Nekat dan bloon beda tipis emang main ke tempat yang ane sendiri gak tau ada apa dengan kota yang akan ane datangi ini Dan tibalah H-1, ane ketar-ketir disana mau menginap dimana, wisatanya Tulungagung seperti apa. Ketakutan melanda ane. 'Kalau hotel disana mahal banget bagaimana, kalau ada yang jahat ke aku bagaimana, yakin gak nih backpacker sendirian?' batin ane berkecamuk. Ane takut, bingung, gak yakin. Hari H ane tetap berangkat, setelah membuat list tempat wisata yang akan dikunjungi, dengan pikiran (berusaha) positif. Padahal jiwa ane lagi gundah gulana

Ketika di kereta ane berusaha hubungi anak-anak gaul Tulungagung yang ane 'kenalan' di Instagram dan juga salah satu admin maringetrip.com. Sayangnya mereka sedang kuliah dan tidak bisa mengantar ane ke tempat wisata hits Tulungagung. Yah ane agak desperate sih tapi berusaha berpikir positif lagi kereta.



HARI PERTAMA di TULUNGAGUNG
Setelah belasan jam perjalanan di kereta Matarmaja, berhadapan langsung dengan sepasang kekasih alay genit yang tangannya saling membelai (sampai enek liatnya), ane pun tiba di Stasiun Tulungagung pukul 6 pagi. Ane shock, ini kenapa stasiunnya kecil, ane intip keluar stasiun makin shock kenapa gak ada angkot Ane duduk depan musholla stasiun, mikirin nasib. Datanglah seorang ibu cantik nan tambun yang baik banget menghampiri ane, tanya ini itu tentang ane. Doi shock ane backpackeran sendiri, cewek pula, ke kota yang ane gak punya siapa-siapa. Lihat ane yang kayak orang bingung, dia bantu antarin ke Alun-alun Tulungagung. Infonya disana ada beberapa hotel. FYI ini ibu ternyata jemput saudaranya yang dari Jakarta juga dan mau pulang ke kampungnya yang di Trenggalek. Ane diajak ke rumah dia di Trenggalek tapi ane persiapannya buat Tulungagung, bukan Trenggalek. Apa daya



Tanya hotel sana sini, googling nomor telepon semua hotel di Tulungagung (terima kasih eyang Google), ane akhirnya ketemu Hotel Panorama, 'cocok banget' sama kantong ane. Hotelnya bersih, parkirannya luas banget, lumayan murah dan resepsionisnya baik-baik banget! Ane disini bertemu engkoh-engkoh asal Siantar, gak jauh lah dari kampung ane. Dapat info kalau hotel ini bukan hotel esek-esek, lebih ke hotel yang banyak diinapi oleh para sales. Ane lega berarti ane aman disana. Hotel ini recommended buat backpackeran ke Tulungagung dengan budget irit. Ane ambil 1 kamar rate 135k dengan fasilitas AC, TV dan Hot and Cool Water Karena ane sendiri, bayar hotel buat sendiri, ya 135k sih lumayan mahal



Untuk foto-foto hotelnya ane kasih spoiler sendiri. Cekidot!


Setelah berbasa-basi dengan engkoh dari Siantar dan resepsionis yang habis ngelap motor pakai baju kerja ane dapat kamar di lantai 2. Hotel mulai sepi karena para sales sudah angkat kaki buat bekerja kembali. Ane tiduran sebentar di kasur, pesan sarapan, makan sambil nonton gosip di TV. Liburan ter-gakjelas Setelah ane manjain diri ane sekejap, ane telepon resepsionis si mamas tadi. Nanya transportasi ke Kedung Tumpang, tempat yang akan ane datangi. Jedarrrr Jessica Iskandarrrr, tidak ada transportasi ke sana! Kasihan sama ane, si mamas nawarin ane diantar sama adeknya yang kebetulan saat itu sedang off bekerja. "Ya mas saya mau diantar calon adek ipar". EH salah ding "Iya mas boleh, tapi gpp kan? Makan, rokok, bensin saya tanggung." DEAL! Ane tunggu 30 menit, datanglah adeknya si mamas dengan motor Piksion yang bikin ane lega, gak waswas harus naek motor bebek yang bannya bisa kempes ane naekin karena perjalanan ke tempat wisata ini jauh men Setelah adek si mamas, sebut saja Aliando, ane briefing meluncurlah ane dengan Aliando ke Kedung Tumpang.

Mau tau Kedung Tumpang itu apa?
Itu makanan. Iya makanan. Makanan buat si gembil.
Lanjut ah.

Ternyata Aliando ini anak rumahan, pendiam, medok Jawa-nya berasa sekali, dan dia belum pernah ke Kedung Tumpang! Ucet puyeng pala balbie kalau kami nantinya nyasar. Tanya sana-sini, jalannya benar. Ane gak ingat jalannya belok kanan kiri berapa kali, lurus berapa kilometer. Yang ane tahu ke Kedung Tumpang bikin pantas panas duduk di motor dan terletak di desa Pucanglaban. Ketika di desa ini bakalan ada banyak petunjuk menuju Kedung Tumpang. Tanya aja warga sekitar, pasti tahu Kedung Tumpang hits itu.

Ssttt ane lanjut entar malam ya, tapi ane kasih bocoran dulu.


KEDUNG TUMPANG, INFINITY POOL OF TULUNGAGUNG!