Mengenal Hutan Kota Malabar di kota Malang

Hutan Kota Malabar merupakan satu-satunya hutan kota yang dimiliki Kota Malang saat ini. Hutan yang memiliki area seluas hanya 16.718m2, masih jauh dari kondisi ideal untuk memenuhi dengan apa yg diamanahkan oleh Undang-undang No. 26 tahun 2007 yang mengharuskan wilayah perkotaan memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30% dari area kota.

Hutan Kota Malabar telah tertuang dan ditetapkan PERDA Kota Malang NOMOR 4 TAHUN 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah pasal 45 ayat 6 (v) disebutkan "revitalisasi Hutan Kota Malabar". Merujuk pengertian revitalisasi adalah merupakan usaha untuk menjadikan sesuatu itu penting. Jika yang ditekankan pada Hutan Kota Malabar, berarti usaha ini adalah konservasi dalam mengembalikan fungsi dan mempertahankan area sebagai Hutan Kota.

Memang, RTH di kota Malang bukan hanya Hutan Kota Malabar saja. Akan tetapi kondisi riil yang ada di beberapa taman kota & hutan kota saat ini telah beralih fungsi dan banyak dilakukan perubahan-perubahan fisik berupa pengerasan (disemen) sehingga air tidak bisa meresap ke dalam tanah.

Wilayah Kota Malang tahun 2007 tercatat memiliki hutan kota hanya sebesar 0.65% dari keseluruhan total luas Kota Malang yang mencapai 110,06 km2. Luas areal ruang terbuka hijau Kota Malang data tahun 2007, yang tersisa hanya 2,89% dari keseluruhan luas Kota Malang.

Hutan Kota Malabar adalah satu-satunya hutan kota yang tersisa di kota Malang, pada era tahun 1998-2000an ditanami oleh rekan-rekan aktivis lingkungan dan warga kota Malang sebagai salah satu harapan untuk bisa menggantikan (walaupun tidak sepenuhnya) fungsi ekologi hutan kota APP (Akademi Penyuluhan Pertanian - Tanjung) yang diruislag (ditukar guling) dan saat itu diperhitungkan bahwa perjuangan kawan-kawan aktivis lingkungan akan kalah dalam pengadilan. Maka saat itu ditanamlah bibit pohon-pohon di lapangan Malabar (saat itu masih berupa lapangan, hanya ada pohon-pohon besar di pinggir-pinggir mengelilingi lapangan).

Kini di saat tanaman-tanaman di Hutan Kota Malabar sudah menjadi pohon besar, telah menjadi ekosistem dan habitat bagi burung-burung liar, tupai, dan satwa-satwa lain, Hutan Kota Malabar akan dibangun menjadi sebuah taman kota modern oleh Pemerintah Kota Malang, dengan pendanaan dari CSR PT Amerta Indah Otsuka (produsen minuman Pocari Sweat).

Pembangunan taman modern ini dari gambar-gambar perencanaan yg dipasang di pintu masuk proyek terlihat sekali bahwa konsep perencanaan taman ini tidaklah memiliki pertimbangan fungsi-fungsi ekologis Hutan Kota Malabar, hanya akan dibangun berdasarkan nilai estetika belaka.









Kota Malang telah banyak kehilangan Ruang Terbuka Hijau yang benar-benar fungsional. Sebelum hilangnya Hutan Kota APP, kota Malang telah kehilangan Taman Indrokilo yang berlokasi di belakang Museum Brawijaya, yang saat ini berubah menjadi perumahan elit.

Selain itu, area-area Ruang Terbuka Hijau kota Malang yang juga hilang adalah area RTH sekitar Stadion Kota Malang yang berubah fungsi menjadi Mall Malang Olympic Garden (MOG), dan Taman Kunir (di Jl Kunir) yang saat ini dialihfungsikan menjadi kantor kelurahan Oro-oro Dowo.


Kondisi hutan kota Malabar terkini saat sekarang ini,sangat memprihatinkan
Hasil dokumentasi dalam inspeksi mendadak oleh DPRD, Otsuka, Aliansi Peduli Hutan Kota Malabar dan pihak perencana (FAM PII Brawijaya) pada tanggal 26 Agustus 2015.


Aksi nyata Green Lifestyle Save Hutan Kota Malabar

Dukungan lewat petisi untuk Walikota Malang dan PT Otsuka





Eh.....kelupaan ane ikutan aksi corat-coret ma ikut kampanye juga

Lanjut ke postingan no 2