16:33 27 Agustus 2015


Reporter : Zulfiandi


Rimanews - Usulan pemerintah menggunakan mata uang Yuan untuk transaksi perdagangan di Asean, mendapat apresiasi banyak pihak. Pengamat ekonomi, Ichsanuddin Noorsy, menilai langkah tersebut tepat untuk menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar.

"Dengan menggunakan mata uang Yuan, rupiah tidak terpukul habis oleh dolar," kata Noorsy di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (27/08/2015).

Usulan itu sebelumnya disampaikan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Menurut Menkeu jika wacana ini terealisasi maka permintaan dolar Amerika Serikat (AS) di kawasan Asia Tenggara bisa berkurang. Khusus bagi Indonesia, upaya ini ini diharapkan dapat membuat rupiah menguat.
Bambang mengatakan, pihaknya bersama Bank Indonesia (BI) tengah mengkaji mekanisme penggunaan renminbi dalam perdagangan di ASEAN, agar diminati oleh pasar. Selama ini dalam transaksi perdagangan seringkali menggunakan dolar AS, baru kemudian ditukar dengan mata uang negara yang bersangkutan.

Namun, menurut Noorsy, rencana pemerintah itu juga sangat tergantung pada volume perdagangan Indonesia dengan Tiongkok.
"Jika volume perdagangan dan transaksi dengan Tiongkok tinggi, maka bisa menguatkan rupiah. Tapi kalau rendah, tetap saja terpengaruh," katanya.
Sebab, kata dia, saat ini, ada bilateral swap antara Indonesia dan Tiongkok. "Transaksi antara Indonesia-Tiongkok sudah tinggi. Tiongkok merupakan kekuatan ekonomi kedua kalau dilihar dari cadangan devisa, yakni 3,65 US triliun, tapi nomor satu dilihat dari daya beli," pungkas Noorsy.

Update : Dede Suryana

Sumber : Rimanews

http://m.ekonomi.rimanews.com/keuangan/read/20150827/231145/Penggunaan-Mata-Uang-Yuan-Akan-Menguatkan-Rupiah


Tinggal pemerintah aja nih responsenya gimana.
Transaksi perdagangan Indonesia-China emang masih kecil sih.

Kayaknya mesti summon mbah-mbah yang lebih paham beginian nih biar seru.