Surabaya - Tahun depan, kereta ekonomi jarak jauh bisa jadi tak akan disubsidi lagi. Itu setelah Direktur Utama (Dirut) PT KAI Ignasius Jonan berencana menolak Public Service Obligation (PSO) atau subsidi dari pemerintah.

"Tahun depan akan kami tolak subsidi untuk kereta jarak jauh," kata Jonan kepada wartawan saat berkunjung ke Stasiun Gubeng akhir pekan lalu.

Ada sejumlah alasan Jonan menolak subsidi kereta api jarak jauh. Pertama adalah persaingan yang kian tidak sehat dengan angkutan darat lain khususnya bus. Alasan kedua adalah kereta api jarak jauh bukanlah kebutuhan pokok masyarakat.

Untuk alasan pertama, Jonan mengatakan adanya subsidi kereta jarak jauh bisa mematikan bus. Disparitas atau perbedaan harga tiket hingga 6 kali lipat adalah penyebabnya.

Untuk kereta api ekonomi jarak jauh jurusan Surabaya-Jakarta, harga tiket setelah disubsidi dipatok Rp 50 ribu. Bandingkan dengan harga tiket bus dengan tujuan sama yang dipatok Rp 200-300 ribu.

"Kalau tidak disubsidi, harga tiket KA Kertajaya Surabaya-Jakarta sekitar Rp 125 ribu," lanjut Jonan.

Bahkan Jonan mendengar ada banyak guyonan lucu terkait murahnya tiket kereta. Seorang penumpang yang datang ke Stasiun Gubeng saat ditanya mengatakan bahwa biaya taksi yang mengantarnya dari rumah ke stasiun adalah Rp 75 ribu.

"Itu kan lucu, naik taksi dalam kota yang tak lebih dari satu jam Rp 75 ribu. Naik kereta ke Jakarta yang 12 jam hanya Rp 50 ribu," gurau Jonan.

Karena ituJonan bertekad akan menolak subsidi kereta jarak jauh karena subsidi tersebut justru tak mendidik penumpang. Untuk alasan kedua, Jonan menerangkan bahwa tujuan jarak jauh bukanlah kebutuhan setiap hari bagi setiap orang. Karena itu subsidi kereta jarak jauh tidak diperlukan lagi.

"Tidak setiap hari orang pergi dari Surabaya ke Jakarta kan," terang Jonan.

Jonan menambahkan, hal itu berbeda dengan kereta lokal yang memang harus terus disubsidi. Kereta lokal harus tetap mendapat pasokan subsidi karena menjadi alat transportasi setiap hari oleh orang-orang yang sama. Kereta lokal juga efektif menjadi pemecah kepadatan di jalan raya.

"Subsidi untuk kereta jarak jauh lebih tepat diberikan untuk jalur-jalur perintis," tandas Jonan.

http://news.detik.com/read/2014/08/06/140438/2654756/475/1/tahun-depan-pt-kai-tolak-subsidi-kereta-ekonomi-jarak-jauh