Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wanismeAvatar border
TS
wanisme
{Penggemar Bola Indonesia Masuk} Dua sahabat itu kini sedang “ NGAMBEG”
Assalamualaikum,

Permisi gan, ane mau nglaporin berita dari JOGJANESIA, ane salah satu penggemar bola gan, tapi ane miris karna kejadian kemaren dimana ada kejadian yang gak bersahabat di pertandingan PSS VS PERSIS Solo. Yaitu dimana pemain Solo sempat tidak mau bermain karena lemparan penonton dan adanya keributan di jalan akibat ulah suporter lawan yang tidak di ijinkan datang ke stadion Maguwoharjo.

Disini ane tidak bermaksud untuk merendahkan atau menjelek-jelekkan satu pihak, ane berusaha netral, sekali lagi ane tekankan ane Cinta perdamaian gan, ane pengen persahabatan SLEMAN X SOLO sperti dulu lagi. . .
Di sini Solo di sana Sleman dimana-mana kita saudara… eooooo

Di sini Solo di sana Sleman dimana-mana kita saudara…

Teriakan-teriakan berirama yang diiringi tabuhan drum itulah yang dulu biasanya saya dengar di Stadion tiap kali PSS Sleman berkunjung ke Kota Solo. Nada dan lirik yang sederhana, tapi jika dicerna secara harfiah hal itu akan menjadi sangat luar biasa. Bagaimana tidak menjadi hal yang luar biasa? Kala itu masih maraknya tawuran supporter mengatasnamakan gengsi klub dimana mereka (para supporter) tidak ragu untuk bertaruh nyawa asal harga diri klub yang mereka dukung tidak kalah dalam ‘perang’. Sebenarnya itu hal yang bodoh kalau beranggapan klub adalah segala-galanya. Demi klub kita rela untuk terluka atau bahkan meregang nyawa. Jika mereka ingat bahwa klub ini hanyalah ‘penambah energi’ atau ‘multivitamin’ bagi kehidupan mereka dan bukanlah ‘nyawa’ kehidupan mereka, maka mereka harusnya tahu bagaimana cara yang bijak untuk menghidupkan tim yang mereka dukung.

Kita semua tentu saja tahu bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta Hadiningrat adalah sebenarnya satu keluarga. Mereka dilahirkan dari satu trah, Kasultanan Mataram. Kala itu perjanjian Giyanti lah yang menyebabkan Mataram terpecah. Satu di Jogjakarta dan yang lain pergi ke Surakarta. Semua itu akibat ulah Belanda dengan VOC nya waktu itu. Ya Belanda. Dan perjanjian Giyanti itu juga tidak serta merta ayem tentrem begitu aja. Ada satu pemberontak yang membuat perjanjian Giyanti menjadi seolah ‘badai belum berlalu’. Ia adalah Pangeran Sambernyawa. Pangeran Sambernyawa yang tidak lain adalah Raden Mas Said sangat menentang adanya perjanjian ini karena kesal terhadap Pangeran Mangkubumi yang berkomplot dengan VOC. Kemudian, Pangeran Sambernyawa pun kalah dihabisi oleh Mangkubumi featuring VOC. Nampak jelas kan sekarang kalau perjanjian Giyanti adalah kesepakatan Mangkubumi dengan VOC.

Dari rekam sejarah di atas harusnya kita semua tahu bahwa sejatinya tidak ada permusuhan antara Jogjakarta-Solo kecuali ada ‘oknum’ biadab seperti VOC yang merusak persaudaraan masyarakat. Brajamusti vs Pasoepati kemudian disusul BCS (Sleman) vs Pasoepati. Semua dari mereka berteriak lantang bahwa ‘musuh’ mereka lah yang memulai pertikaian ini.

“Sementara kita berseteru, di suatu tempat dibalik tirai dan menatap ke arah luar jendela ada sesorang yang tertawa sinis..”

Saya tidak akan membahas Brajamusti di sini karena emang udah terlanjur kronis permusuhan antara Pasoepati dan BM. Tapi kalau ada pihak-pihak yang terkait membaca tulisan sederhana ini kemudian tersadar juga alangkah baiknya, saya anggap itu sebagai bonus.

Bertahun-tahun sudah lamanya Slemania dan Pasoepati menjalin cinta. Bukan cinta sepasang sejoli tetapi cinta seorang sahabat terhadap temannya. Hubungan harmonis ini bukan karena tanpa ada sebab. Waktu itu Slemania berdiri karena ada andil juga dari tokoh supporter Pasoepati. Seiring waktu berjalan keharmonisan itu sangat terasa indah. PSS Sleman jika bertandang ke Kota Solo, ribuan supporter mereka dengan sangat luar biasa menampilkan aksi-aksi yang sangat kreatif. Tidak mau kalah, Pasoepati dengan ribuan supporter fanatiknya mendukung timnya dengan yel-yel yang luar biasa. Bahkan pernah ketika PSS Sleman datang ke Solo, supporter Sleman dengan ramahnya membawakan ‘Salak Pondoh’ khas Sleman.

Saya masih ingat betul, ketika itu saya sedang berada di kota Jogja karena ada suatu hal. Saat pulang saya melihat ada konvoi supporter dengan atribut hijau-hijau melewati ringroad utara. Saya langsung faham bahwa ini pasti PSS Sleman main. Tanpa basa-basi saya ikuti konvoi tersebut sampai di depan stadion MIS. Entah saya sial atau gimana, ban motor saya pun kempes, saya kira cuma gembos biasa tapi ternyata malah bocor -____-. Sebagai warga Solo tentu saja saya bingung bukan kepalang, waktu itu cuaca gelap mau hujan, gak bawa jas hujan, dan gak tau dimana saya harus menambal ban. Tanpa saya duga sebelumnya, tiba-tiba ada segerombol mas-mas make baju hijau bertuliskan Slemania mendatangi saya dan menanyakan “motore ngopo mas?” (motornya kenapa mas?) Saya jawab “bocor mas, mboten ngertos niki tambal ban teng pundi, gek pun meh jawah” (Bocor mas, gak tahu saya disini tambal ban dimana, udah mau hujan juga). “Monggo mas, kulo terke” sahut salah satu dari gerombolan tersebut (mari tak anter mas) Mas-mas itupun kemudian membantu saya mengantarkan ke lokasi tempat tambal ban. Dan setelah sampe dilokasi tambal ban, mas-mas itu pun bertanya “Pasoepati ya mas?” mungkin mas-mas itu melihat stiker Pasoepati yang tertempel di belakang motor saya. “Nggih mas, niki wau sengojo lewat mriki pengen ngertos supportere njenengan” jawab saya sambil nyengir kuda #eh Tanpa dinyana masnya itu malah ngajak saya ke MIS dan dibayarin buat nonton , jadilah saya nonton pertandingan PSS lawan Persija waktu itu hingga bubar dan PSS menang 2-1.

Bukan soal ajakan nonton yang bikin saya teringat waktu itu. Tapi keramahannya dan perlakuannya terhadap saya ketika saya terkena ‘musibah’ waktu itulah yang bikin saya kagum. Masnya yang bernama Damar itu bahkan bercerita soal Pasoepati. Dia sangat mengagumi supporter-supporter Indonesia termasuk Pasoepati. Dia ingin supporter Sleman terus belajar dan berkarya bersama supporter-supporter lain.

Entahlah apa yang membuat supporter Solo-Sleman kini terpecah. Motor dibakar, orang ditonjokin, perusakan, semua itu adalah hal-hal di luar sepakbola. Secara historis, tidak seharusnya kita menjadi terbelah.

Kini kedua belah pihak sedang ‘ngambek’. Semuanya menanti untuk permintaan maaf. Saya pikir gak ada yang bakalan ngalah karena toh manusia juga punya gengsi serta ego yang sangat tinggi. Belum lagi ditambah celotehan-celotehan akun-akun fanbase di twitter yang menjamur mirip Junk Food itu. Benar sih celotehannya dirasa enak bagi fans masing-masing, tapi ga ada satupun yang menyehatkan bagi semua sebenernya. Saling sindir, saling tunjuk kesalahan, saling hujat tanpa memberikan solusi… Tapi Ah sudahlah… Mungkin sekarang, jika saya menempel stiker pasoepati dan ban motor saya bocor ketika ada pertandingan di MIS, kepala sayapun akan ikutan bocor. Begitu juga sebaliknya. emoticon-Stick Out Tongue

Saya gak punya niat untuk mencari siapa yang memulai, karena itu gak akan pernah ada habisnya. Saya hanya berharap pada DPP pasoepati, kelak pas putaran kedua di Manahan, saya harap Pasoepati memberikan kuota bagi BCS ataupun Slemania yang akan mendukung tim mereka di Solo. Kita sambut mereka dengan ‘Njawani’ karena bagaimanapun kita ini satu darah, satu Mataram dan satu Indonesia. Yang mana nanti pada akhirnya bagaimana kita bisa menemukan akhir, akhir dari perasaan ‘Ngambek’ diantara dua sahabat ini.

Mungkin setelah baca ini akan ada banyak orang yang gak terima, menghujat dengan kata-kata kreatif mereka entah itu dari pasoepati, BCS, atau bahkan BM yang notabene gak saya masukkan dari inti cerita diatas. FYI saat post saya ini udah saya publish sudah ada tab mention di twitter dari seorang BM yang malah mentertawai saya, dan ya sudahlah itu hak dia untuk tertawa. Saya cuma menanggapinya dengan santai secara om Albert Einstein pernah bilang:

“The man with the greatest soul will always face the greatest war with the low minded person.”
Terakhir sebagai penutup, saya sampaikan satu hal yang perlu anda ingat…

“Generasi bodoh, adalah mereka yang merasa dirinya gagah dan gak pernah merasa salah. Padahal menghadapi dirinya sendiri saja mereka kalah.”

Are you?
NB:
SLEMANIA dan BCS (Brigata Curva Sud) adalah nama suporter dari PSS SLEMAN
PASOEPATI adalah nama suporter dari PERSIS SOLO
SUMBER:
http://www.newspss.com/2013/06/11/du...edang-ngambeg/

mohon yang berkenan memberi sedekah aneemoticon-Blue Guy Cendol (L)
emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)emoticon-Blue Guy Cendol (L)maaf kalau tidak berkenan jangan di emoticon-Blue Guy Bata (L)emoticon-Blue Guy Bata (L)emoticon-Blue Guy Bata (L)emoticon-Blue Guy Bata (L)emoticon-Blue Guy Bata (L)



Sekian treat dari ane, mohon maaf bila berantakan. . .
Diubah oleh wanisme 18-06-2013 23:18
anasabilaAvatar border
4iinchAvatar border
4iinch dan anasabila memberi reputasi
2
8.2K
126
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan