Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

danu.bentolAvatar border
TS
danu.bentol
[Koin untuk Mimin]Derita Tumor Ganas, Mimin Kehilangan Wajah...
Tak bisa dibayangkan apa yang dirasakan kini oleh seorang nenek bernama Mimin, warga Kampung Jareged, Desa Jayaputra, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya. Ia kehilangan wajahnya akibat benjolan penyakit Tumor Sinonasal yang menutupi wajahnya.

Mulai dari mulut, hidung, pipi, dan kedua bola matanya seakan hilang terhalang benjolan tumor yang dideritanya selama tiga bulan terakhir ini. Berawal dari warga setempat yang menginformasikan bahwa ada seorang nenek berumur 53 tahun telah kehilangan wajahnya akibat penyakit tumor ganas.

Pada Jumat (22/3/2013) siang, Kompas.com pun langsung menuju ke rumah Mimin, yang lokasinya di perkampungan dekat kawasan Gunung Galunggung. Mimin tinggal bersama seorang putri dan kedua cucunya di sebuah rumah sederhana berukuran sekitar 3x4 meter.

Saat memasuki pelataran rumah, beberapa pria dengan ramah dan senyum menyapa membuka pintu. Kedua pria itu adalah ketua RT dan tokoh pemuda di kampung setempat. Di dalam rumah, tampak seorang nenek renta memakai pakaian khas Sunda tempo dulu berbaring di lantai tengah rumah dengan sehelai tikar lusuh dan kasur busa.

Nenek yang sehari-harinya penjual gorengan keliling di kampungnya itu, perlahan bangkit untuk duduk dan menunjukkan penyakit yang dideritanya. Tentunya dibantu anak bungsu perempuannya bernama Imas (32), yang berada di sampingnya.

Kondisi benjolan di wajah Mimin, hampir membungkus seluruh bagian wajahnya. Kulit benjolan berwarna kemerah-merahan, dan di bagian tengahnya kulit benjolan mulai mengerak kehitam-hitaman. Mimin pun sesekali terlihat menahan rasa sakit dengan meremaskan kedua tangannya ke helai tikar lusuh yang didudukinya.

"Emak setiap harinya merasa kesakitan dengan benjolan besar di wajahnya ini. Emak juga tidak bisa makan dan minum normal, soalnya kalau mulut yang terbungkus benjolan digerakan, sakitnya bukan main kata emak," jelas Imas dengan suara lirih dan meneteskan air mata.

Imas mengisahkan, penyakit orangtuanya berawal saat bagian wajahnya digigit sebuah serangga terbang di pesawahan saat ibunya bertani. Gigitan serangga itu menyebabkan benjolan di bagian sekitar hidungnya seperti digigit nyamuk. Dikiranya benjolan itu akan menghilang setelah beberapa saat, namun benjolan itu semakin membesar seperti bola pingpong setelah dua Minggu.

Benjolan ibunya itu pun sempat diperiksa dan meminta obat ke puskesmas setempat. Kala itu, sesuai keterangan pegawai puskesmas benjolan yang dialami ibunya tersebut akibat kurang tidur. "Dulu wajah emak tidak apa-apa dan normal. Saat di puskesmas katanya benjolan di wajah emak saya akibat hanya kurang tidur saja," kata Imas.

Tak disangka, benjolan di wajah Mimin semakin membesar setelah sebulan lamanya. Keluarga pun khawatir dan membawanya untuk berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya. Mimin pun sempat dirawat inap selama empat hari, tentunya dengan bekal kartu jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). Pasalnya, kondisi ekonomi Mimin, dan keluarganya berada di bawah garis kemiskinan.

"Setelah dirawat di rumah sakit Tasik, emak pun harus dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sadikin di Bandung. Soalnya, di rumah sakit ini tidak sanggup untuk memeriksa jenis penyakitnya di laboratorium," ujar Imas.

Mendengar kabar itu, Imas dan suaminya pun melaporkan kondisi ini ke pengurus RT dan RW setempat. Alasannya, Imas merasa kebingungan karena tidak memiliki uang untuk hidup sehari-hari selama perawatan Mimin, di Bandung. Beruntung warga sekitar sangat peduli terhadap penderitaan ibunya. Sehingga, saat itu terkumpul uang Rp 1 juta, untuk biaya kehidupan sehari-hari selama perawatan di Bandung.

"Di rumah sakit Bandung, emak hanya dirawat selama sepuluh hari. Soalnya, saya dan keluarga kehabisan bekal hidup selama emak dirawat di Bandung. Saya pun bingung, dan membawa pulang paksa emak yang sedang dirawat. Tapi emak di sana sudah diperiksa jenis penyakitnya, yaitu menderita tumor sinonasal," tambah Imas.

Imas menambahkan, benjolan tumor di wajah ibunya setiap hari semakin membesar setelah dibawa pulang ke rumah di Tasikmalaya. Ia sampai saat ini mengaku bingung karena tumor wajah yang diderita emaknya semakin parah sampai sekarang. "Bukan saya gak mau mengobati lagi pak! Saya bingung biayanya harus dari mana. Saya setiap hari juga makan sudah susah. Saya kasihan melihat emak yang setiap hairnya jarang tidur karena kesakitan," ujar Imas, sembari mengusap punggung ibunya.

Sementara, Holis Supriadi (43), tokoh pemuda setempat, mengaku selama ini telah berusaha untuk meminta bantuan kepada pemeritah dan dermawan di Kabupaten Tasikmalaya. Namun, pihaknya masih belum mendapatkan harapan bantuan untuk pengobatan Mimin sampai saat ini.

"Kami hanya berharap ada dermawan yang bisa membantu ibu Mimin. Kasihan soalnya benjolannya semakin menutupi wajahnya. Selama ini pun kami selalu berupaya semampu kami untuk mendapatkan bantuan. Tapi, dari pemerintah setempat selama ini baru sebatas pelayanan kesehatan melalui kartu Jamkesmas," kata Holis.

http://nasional.kompas.com/read/2013...h...--regional


mari kita sumbangkan koin untuk mimin tercinta
Informasi penyaluran bantuan untuk Mimin, hubungi: redaksikcm@kompas.com
0
2.4K
25
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan