Human Activity



Dengan semakin banyaknya aktivitas manusia di kutub utara, entah itu untuk penelitian, berburu, pertambangan, atau hanya sekedar untuk travel. Dengan semakin mencairnya es di Arctic pastinya membuka jalan baru untuk aktifitas manusia yg sebelumnya tidak dapat diakses. Dampaknya secara langsung yaitu terbatasnya ruang gerak mereka dan dengan semakin banyaknya interaksi dengan manusia juga pasti bakal beresiko.

Secara tidak langsung dampak dari aktivitas manusia yaitu Noise Pollution. Sama seperti lumba-lumba, Narwhal juga menggunakan sonar untuk aktifitasnya. Dengan banyaknya aktifitas kapal yg berlayar disekitar Arctic, pastinya mengganggu kemampuan Narwhal untuk mencari makan, bermigrasi, menghindari predator dan melindungi keturunannya.

Climate Change



Global warming itu normal, tapi jadi gak normal kalo prosesnya jadi ratusan kali lebih cepat dari seharusnya.
Manusia punya akal pikiran yg membuat kita bisa beradaptasi dengan cepat dilingkungan baru. Tapi hewan cuma punya insting yg diwariskan leluhurnya ratusan tahun yg lalu, kalo perubahan lingkungan lebih cepat daripada insting beradaptasi mereka.. say hello to exctict :sedihs

Semakin cepatnya es mencair juga berdampak pada kemampuan Narwhal untuk menghindari predator alami mereka, Orcinus orcaaka Paus Pembunuh. Secara naluri disaat ada Orca, Narwhal cenderung untuk bersembunyi diantara bongkahan es. Jika es mulai menghilang maka bisa dipastikan mereka semakin rawan dengan predator.
Dampak lainnya dari mencairnya es, yaitu munculnya rute baru bagi para pemburu Greenland Halibut (makanan utama Narwhal) yg membuat semakin sedikitnya persediaan makanan dan kedepannya akan merubah siklus/rute migrasi Narwhal.
Dampak berikutnya adalah Ice Entrapment, Narwhal membutuhkan ice free area untuk mengambil napas terutama saat winter. Tapi bagaimana kalo disaat summer karena perubahan suhu yg ekstrem, pergerakan angin atau bongkahan es, dan sebab lainnya terjadi pembekuan air ditempat yg tidak seharusnya. Akibatnya bisa membuat ratusan Narwhal berkumpul disatu area sempit, yg lama kelamaan akan mati kehabisan energi/udara atau menjadi mangsa empuk predator.
Seperti yg terjadi ditahun 2008, ada 624 Narwhal yg terperangkap es ditahun itu.

Illegal Hunting



Sama seperti gajah yg diburu untuk gadingnya, badak untuk culanya, hiu untuk siripnya.
Tujuan utama para pemburu liar yaitu tanduk Narwhal.


Tabel diatas merupakan harga kisaran dari tanduk Narwhal yg beredar di internet secara legal,
untuk pasar illegal yg pasti harganya akan jauh lebih tinggi lagi.

Perburuan Narwhal untuk sekarang relatif bukan lagi menjadi ancaman serius, karena didukung oleh regulasi yg jelas dan peran serta aktif dari negara² yg bersangkutan ataupun dari berbagai organisasi yg terlibat. Alasan kenapa sulit untuk melakukan illegal hunting adalah karena habitat mereka di Arctic. Ditengah lautan es akan sulit untuk bernavigasi dan ditambah dengan lokasi Arctic yg dikelilingi oleh Kanada dan negara² Eropa, semakin sulit untuk mereka lolos. Coba bandingkan dengan mudahnya perburuan sirip hiu ditengah samudera Pasific yg luas.

Hanya Canada dan Greenland yg saat ini melegalkan perburuan Narwhal karena memang mayoritas habitat mereka ada di dua negara tersebut. Ada beberapa negara minor yg juga disinggahi oleh Marshal yaitu United Kingdom, Denmark, Norway, Russia, Iceland, dan negara bagian Alaska.Russia melarang perburuan Narwhal ditahun 1956, Russia ditahun 1967, US ditahun 1972.

Perdagangan Narwhal secara internasional sudah diatur dalam CITES (The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Narwhal sendiri masuk dalam golongan Appendix II.



Di Canada, regulasi dan kuota diatur oleh (DFO), menggunakan Marine Mammal Tag (MMT). EGO mendistribusikan MMT ke Hunters and Trappers Organizations (HTOs) yg akan mendistribusikan lagi ke pemburu. Setiap selesai berburu, mereka harus mengembalikan MMT dan memberikan informasi terkait buruannya kepada HTOs. Narwhal hanya bisa diperdagangkan legal bila memiliki lisensi MMT.

Di Greenland, perburuan dimonitoring oleh The Agency for Fisheries, Hunting and Agriculture (APNA). Pemburu (yg mayoritas penduduk lokal) harus mendapatkan lisensi dari otoritas lokal setempat dan melaporkan kembali hasil dari buruannya. Sama seperti di Canada, untuk diperdagangkan harus memiliki lisensi dari otoritas lokal..



Bagi suku asli Arctic, Nunavut Inuit dan Canadian Inuit. Mereka berburu Narwhal karena itu merupakan keharusan bagi mereka jika ingin bisa survive di lingkungan ekstrim Arctic. Bagian tubuh yg paling dicari adalah Muktuk (bagian lapisan kulit paling atas) karena mengandung banyak vitamin yg penting bagi manusia. Di Arctic, mereka hanya bisa mendapatkan asupan vitamin dari Narwhal. Sedangkan bagian dagingnya, biasa digunakan untuk memberi makan anjing" mereka. Tanpa adanya anjing, mereka tidak akan bisa berburu.

Dapat disimpulkan kalau ancaman terbesar Narwhal bukan lagi illegal hunting tapi climate change yg berdampak pada perubahan ekosistem mereka. Bukan cuma ancaman bagi mereka yg berhabitat di kutub tapi bagi seluruh spesies yg ada di dunia. Alih fungsi hutan, pembalakan liar, perburuan liar, pencemaran limbah, the earth is dying.

Apa yg bisa kita lakukan untuk mencegahnya?
Lakukan dari hal yg sederhana, sepertitidak membuang sampah sembarangan, gunakan produk daur ulang, tidak membuang" makanan, gunakan transportasi publik, menghemat penggunaan listrik dan lain sebagainya.

Tapi kalo cuma segelintir orang yg melakukannya pasti akan sulit. Masih banyak orang yg tidak peduli dengan lingkungan, contohnya ada emak" rumahnya dipinggir kali, dia kalo buang sampah tinggal ngelempar ke kali tanpa harus keluar pager rumah. Buset dah, ane yg kebetulan lewat udah bingung dah itu mindsetnya gimana. Masalahnya itu kali ada di depan rumah dia, kalo dia buangnya jauh dari rumahnya masih mending dah. Kan nanti kalo kali'nya mampet dia sendiri yg rugi, sama dirinya sendiri aja gak peduli gimana sama dunia.

Masalahnya disini adalah soal kebiasaan, banyak orang dewasa yg bodo amat dengan lingkungan. Efeknya pasti generasi mudanya mengikuti kebiasaan itu, mereka akan menganggap itu adalah sesuatu yg normal. Bandingkan dengan di negara² maju, Jepang contohnya. Disana bener² ketat soal sampah, kalo buang sampah harus diurutkan sesuai jenisnya dan rakyatnya mentaati peraturan itu karena memang sudah kebiasaan. Contoh lainnya, di Jepang setelah selesai makan di restoran/fast food, mereka membereskan sendiri sampah yg ditinggal. Kalo disini setelah selesai makan, kita tinggal aja tuh sampahnya di meja.

Di film dokumenter Racing Extinction, disitu mereka diam" menyelinap ke sebuah tempat pengolahan sirip hiu di China. Lalu mereka membawa masalah ini di forum internasional, dengan adanya bukti dokumentasi yg ada, mereka pun memenangkan voting. Di film yg sama, ada seorang pria yg berdiri seharian membawa spanduk protes didepan restoran yg menyajikan sirip hiu. Awalnya pengunjung restoran itu pada cuek tapi lama kelamaan mereka sadar dan memboikot restoran itu sampai akhirnya restoran itu tutup.

Kita mungkin gak bisa berbuat sesuatu seperti mereka diatas, bagi yg berduit lebih bisa langsung berdonasi ke WWF disini.
Bagi ordinary people seperti ane juga, tetaplah menjaga lingkungan walaupun bukan sesuatu yg berdampak besar. Pernah denger butterfly effectkan? Memang yg kita lakukan kecil, tapi bayangkan saja itu akan membuat great impact bagi bumi ini karena kita juga bukan makhluk yg bisa melihat masa depan.

Terakhir yg ane pengen bilang, mengutip dari film Racing Extinction lagi (bagi yg blom nonton, wajib nonton lah)..
Disitu para kru berkunjung ke Indonesia tepatnya di desa Lamakera, Nusa Tenggar Timur, disana mata pencaharian penduduknya adalah berburu Manta ray (ikan pari) yg lama kelamaan diambang kepunahan. Para kru mengedukasi mereka penduduk lokal tentang ancaman kepunahan, masyarakat lokal pun akhirnya merubah mata pencaharian mereka yg sebelumnya berburu menjadi sektor pariwisata yg pasti dengan bantuan para kru film.
Nelayan lokal disana sempat diwawancarai, kalau mereka sebenernya gak punya pilihan lain selain berburu ikan pari.
Mereka sadar kalau jumlah ikan pari jauh lebih berkurang ketimbang waktu mereka kecil dulu.
Setelah perburuan dihentikan, mereka gembira.. kenapa? simple jawaban mereka :

"Karena keturunan mereka masih bisa melihat betapa indahnya ikan pari yg berenang bebas di lautan."