Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

fundayhohoAvatar border
TS
fundayhoho
::Tim Nasional Indonesia:: - Part 8
THREAD TIM NASIONAL INDONESIA

Garuda di Dadaku




SOCCER ROOM GENERAL RULES
Read This Before Posting


Spoiler for Rules:



TAMBAHAN


Quote:


NB (Nurdin Balid): jangan ngepost dulu gan.... ane mau nambahin post lagi....
kretekkretek
ebonywithivory
negritoamigos
negritoamigos dan 17 lainnya memberi reputasi
18
135.4K
14.2K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
enjeopeAvatar border
enjeope
#2242
guys, kita perlu ingat kembali bahwa skuad timnas lebih prestigious dan lebih langsung dalam membawa nama negara (tanpa bermaksud merendahkan klub-klub yg berlaga di kompetisi kontinental namun bagaimanapun pride atas nama timnas atas nama negara akan berbeda bila dibandingkan dengan klub), terkait hal ini maka secara rasional tentunya federasi yang normal akan memikirkan bagaimana caranya timnas going forward instead of stepping back, right?

mindset awal dari sini dulu deh -> set benchmark and aim higher -> menghimpun para pemain terbaik di posisinya yang berasal dari klub dan liga yang terbaik juga bukan? kita harus memosisikan timnas seperti halnya korporasi yang bervisi strategis global untuk senantiasa catch up dan secara bertahap meningkatkan reputasi di kompetisi global kan begitu alurnya secara rasional. kenapa begini? karena untuk bisa merajai/menguasai market share (regional tertentu) kan korporasi (timnas) mesti minimal berada level up 1 tingkat di atas market share/regional yg ditargetkan.

memang perlu diakui juga bahwa idealnya dari sisi yg lain apabila sumber pembinaan domestik juga bisa berkontribusi menyalurkan pemain timnas yang memenuhi , namun perlu disadari juga hal ini bukanlah yang mesti bersifat mutlak juga (berlaku untuk sumber pembinaan domestik dan juga sumber pembinaan di luar negeri) karena kembali tujuan akhirnya secara normal federasi manapun menginginkan pemain terbaik untuk mengisi skuad tim nasionalnya. maksudnya ketika diasumsikan kualitas level sumber pembinaan domestik sudah setara dengan sumber pembinaan di luar negeri, kan pemanggilan pemain timnas secara normal dan rasionalnya akan mengacu pada minimal 3 hal: kebutuhan variasi strategi pelatih dan selera pelatih (like or dislike), dan extra/unique skills dari para pemain (misalnya dari sejumlah CB yg memiliki atribut defense yg sama2 presisi bagusnya, akhirnya dipilih para CB yg juga memiliki extra/unique skill seperti direct free kick yang powerful serta offensive header yang strong) baik yang berasal dari sumber pembinaan domestik maupun sumber pembinaan luar. oya ini asumsi kualitas level 2 sumber pembinaan (domestik dan mancanegara) setara lho ya, apalagi jika belum dan masih tergap jauh.

selanjutnya kembali ke persoalan tentang anggapan tiadanya development function dari PSSI. gw uda sering berkomentar tentang hal ini, terakhir tu kalau gak salah ingat gw menyinggung kompleksitas dan kerumitan hubungan dengan asprov-asprov, afiliasi perpanjangan tangan lainnya PSSI di daerah hingga isu di akademi dan ssb yg kerumitannya seperti tantangan desentralisasi fiskal di konteks pemerintah pusat dan daerah (asprov-asprov dan sejenisnya bak raja2 kecil seperti bupati dan walikota yg biasanya lebih banyak yg sulit diatur).

selain itu, gak fair juga ku pikir ketika development function terkesan harus di-refinement secara holistis oleh manajemen PSSI saat ini. football development itu bukan bicara 5-10 tahun namun berkesinambungan dan sudah ada fondasi yg kuat sejak sebelum periode manajemen pak ketum erick, maka ketika era pak ketum erick dituntut sebagaimana concern orang-orang tersebut, sementara current statenya seperti yang sama-sama kita tahu begitu kacaunya, padahal di saat yg sama federasi saat ini juga perlu memikirkan prestasi timnas, maka langkah-langkah yang dijalankan PSSI saat ini kan seolah-olah terlihat "kerjanya" hanya yg upgrade kualitas timnas karena kompleksitas issue di skuad timnas lebih sederhana, lebih eksplisit terlihat, dan lebih mudah dimanage (gw sebut lebih mudah bukan berarti pssi lepas tangan gak mau ribet urusin developmentnya, namun situasinya back to alinea awal paragraf ini)

singkatnya vicious circle di persepakbolaan nasional di negara kita ini disebabkan 2 variabel inti ini sebenarnya:
1. kepentingan politik (uda paham lah ya bila pak ketum erick pada satu sisi sedang mengasah, mempertajam namanya di pilpres berikutnya melalui jalur kualitas timnas, jadi para pesaing potensialnya tentu saja dong secara alamiah akan melakukan banyak langkah membendung semakin naiknya reputasi pak ketum erick)

2. underground economy, termasuk diantaranya seperti mafia transaksi pemain mulai level akademi hingga timnas, pengaturan skor, dan masih banyak lagi hal lainnya

jika 2 variabel tersebut gak ada, percayalah, 3 narasumber yg selain pak hasani + 1 kyai di acara tv one kemarin malam gak akan berbicara begitu
Diubah oleh enjeope 01-05-2024 11:53
xenoglossy
yogiyogas
isannikung
isannikung dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup