SIKSA NERAKA #2 (Gore Story)

Beranda
Komunitas
Story
Stories from the Heart
SIKSA NERAKA #2 (Gore Story)

harrywjyy

05-04-2024 08:38

Quote:

Siapa yang peduli rakyat? Saya lebih peduli diri sendiri, masa bodo soal rakyat. Uang-uang ini bukan berarti saya mencuri ya, tapi ya sedikit-sedikit saya dapat apa salahnya. Nama saya Toha, orang mungkin menyebut saya koruptor tapi sebenarnya tidak juga. Untuk berada di jabatan ini saya keluarkan uang banyak. Tapi kalau anda mau menyebut saya koruptor, maling, pencuri ya silakan saja. Saya nyimak saja sambil duduk di dalam mobil Rolls Royce saya.

Orang bilang gue gak normal? Orang bilang gue najis dan menjijikan. Padahal orientasi seksual seseorang berbeda-beda. Apa salahnya kalau sesama laki-laki saling mencintai dan berhubungan intim? Semua orang itu tidak semua sama. Nama gue Blien dan gue sama seperti kalian, sama-sama manusia dan sama-sama memiliki hak. Jadi mau gue demen sama cowok pun ya suka-suka gue, gue punya hak sebagai manusia.

Hahahaha … Halo nama saya Ayen. Lihat tuh mereka, saling ribut dan berantem di depan banyak orang. Siapa lagi kalau bukan saya penyebabnya. Kena deh tuh mereka kena sama hasutan saya. Orang bilang saya tukang hasut dan adu domba. Tapi menurut saya, mereka saja yang bodoh percaya sama saya. Intinya saya bukan tukang adu domba! Udah ya, saya mau nonton mereka ribut dulu. Seru!

Quote:

Toha beteriak-teriak ketakutan di tengah api yang membara di segala penjuru. Ia teriak kesakitan usai tangan kanannya dipotong oleh sebilah pedang yang tajam. Darah pun bercucuran saat pembuluh darahnya terputus seperti selang air yang bocor. Dan diantara merahnya darah dan daging, tulang putihnya yang remuk tak beraturan. Toha menatap tangannya yang buntung itu.

“Aaaaaaaa!!!” teriaknya kesakitan.

Kemudian tangan yang kirinya juga ikut dipotong menggunakan sebuah gergaji. Beda dengan pedang, ujung-ujung tajam gergaji yang mengiris lapisan kulit sampai daging tangan Toha membuatnya merasakan sakit yang lebih lama. Pelan-pelan, gergaji membelah daging tangannya kemudian sampai ke tulang dan benar-benar putus seperti tangan kanannya. Kini kedua tangannya telah putus.

Tak berapa lama, kedua tangannya tumbuh kembali dan menjadi seperti sediakala. Kemudian berbagai senjata tajam kembali datang untuk memotongnya lagi. “Tidak, Tidak!!” teriak Toha ketakutan. Tangannya pun kembali dipotong, lalu tumbuh lagi, lalu dipotong lagi begitu terus selama ribuan tahun lamanya. (1 tahun di akhirat = 1000 tahun dunia).

“Hah? Hah? Apa ini?” Sedangkan Blien kebingungan saat dirinya berada di tempat yang tak dikenal dengan telanjang tanpa busana. Badannya bergerak sendiri kemudian mulai berpose, “Eh? Kenapa nih? Tolong!!” teriak Blien tapi tak ada satu pun yang menolongnya.

Blien berpose seperti pose doggystyle kalau dalam istilah seksual. Kemudian dari arah belakang, muncul sebuah tombak yang menusuk lubang anusnya. Seketika tombak itu merobek usus dan organ dalam lainnya hingga menembus ke mulut.

“Aaaaaaaakkkh!!!” Blien menjerit sekencang-kencangnya. Matanya melotot terbelalak.

Ususnya pun ikut keluar dari dari dalam mulut karena terdorong oleh tombak tersebut. Diikuti dengan darah yang mengalir deras akibat jantungnya yang pecah dan paru-parunya habis terkoyak tombak.

Tombak itu kemudian keluar dari mulutnya dan terlepas dari tubuhnya yang sudah mengenaskan itu. Mendadak tubuh Blien kembali pulih seperti sediakala. Tapi posisinya masih sama seperti sebelumnya. Kemudian, tombak itu muncul lagi dan kembali menusuk lubang duburnya hingga tembus ke mulut. Siksaan itu pun dirasakannya berulang-ulang tanpa henti.

Sementara itu, Ayen kebingungan. Mendadak wajahnya berubah menjadi wajah kera. Tangannya juga ditumbuhi kuku yang panjang, runcing dan tajam setajam pedang. Tidak lama kemudian, tangannya pun bergerak sendiri. “Eh, apalah ini?” Ayen bingung tangannya bergerak sendiri.

“Aaaaaakkkh!!”

Ayen menjerit tatkala tangan dengan kuku yang tajam itu mulai mencabik-cabik dirinya sendiri. Mulai dari wajahnya. Bola matanya pun sampai keluar saking tajamnya kuku-kuku Ayen. Goresan dan luka robek perlahan-lahan mengeluarkan darah yang mengalir seperti keran. Wajah keranya pun sudah tidak karuan, hancur berantakan oleh tangannya sendiri.

Setelah badan Ayen habis tercabik-cabik dengan kukunya sendiri. Tubuhnya pun kemudian kembali pulih seperti sediakala. Wajahnya kembali menjadi wajah kera.

“Aaaaaa!!!”

Melihat tubuhnya sudah kembali sembuh dari luka-luka, ia dengan cepat kembali mencabik-cabiknya kembali dengan sangat brutal. Ia menusuk matanya dengan kuku runcingnya, kemudian mencabutnya keluar. Ia juga merobek wajahnya dengan kuku hingga robek panjang ke telinga.

Tak lama kemudian, ia melihat ke perutnya. Mulailah Ayen mencabik-cabik perutnya. Kemudian dengan tangannya sendiri, ia keluarkan semua isi perut seperti usus dan lainnya yang sangat bau amis. Darah pun bercucuran di sekujur tubuhnya. Tapi setelah itu, badannya pulih kembali. Lalu dicabik-cabik lagi hingga hancur, begitu saja terus tanpa henti.

SEKIAN.

Quote:

Disclaimer:

TS menulis ini karena terinspirasi oleh buku komik Siksa Neraka yang diterbitkan oleh CV. Pustaka Agung Harapan Surabaya. Ditulis dan Diceritakan oleh MB. Rahimsyah AA. Dan Irsyadul Anam. Semua referensi yang TS dapat untuk menulis ini didapat dari komik tersebut.

TS menulis ini karena memang suka aja sih menulis cerita-cerita sadis dan gore seperti yang ada pada komik Siksa Neraka ini. Dan dikemaslah menjadi tulisan yang berbeda. Semua hal di atas bukan bermaksud menggurui dan tidak ada hubungannya dengan ideologi/kepercayaan TS.