Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

robotpintarAvatar border
TS
robotpintar
Jelaga - Sehitam yang Rasanya Tidak Biasa

Bahkan Putih Pun Sudah Seperti Jelaga


"Marsal!"Petugas memanggil namaku asal-asalan. 

Gua berdiri dan mendekat ke arah petugas sipir yang menatap ke arah lembaran kertas di atas meja kerjanya. Dengan kacamata baca yang turun hingga ke hidungnya, ia menatapku, lalu tersenyum.

"Tanda tangan" Ucapnya seraya menyerahkan lembaran kertas dari tangannya dan sebuah pulpen.

Gua meraih pulpen itu dan membubuhkan tanda tangan pada bagian bawah lembaran kertas, kemudian mengembalikannya ke petugas tadi.

Ia menerima kertas tersebut, memasukkannya ke dalam sebuah map berwarna hijau dan menumpuknya dengan map-map lain yang memiliki warna yang sama. Dengan gerakan yang lambat dan ogah-ogahan, petugas itu menarik laci, mengeluarkan map plastik transaparan yang di dalamnya terlihat beberapa lembar kertas.

"Nih..." Ucapnya seraya menggeser map transparan tersebut ke arah gua.

"Ada yang jemput, Sal? Nggak ada ya?" Tanya si petugas sambil mencari-cari sesuatu dari laci meja kerjanya. 

Belum sempat gua menjawab pertanyaannya, ia lalu menyodorkan sebuah kartu nama. Gua meraih kartu nama tersebut, kartu nama berbahan kertas Ivory yang terlihat murahan. Gua mengernyitkan dahi dan mulai membaca tulisan pada kartu tersebut.

'Jaya Teknik' Gua membaca tulisan paling besar pada kartu tersebut, disusul informasi nomor telepon dan alamat di bagian bawahnya.

"Kang Jaya?" Tanya gua ke petugas itu.

"Iya. Kamu kesana aja, biasanya anak-anak yang baru 'keluar' diajak kerja sama dia" Tambah si petugas sambil tetap menatap ke arah gua.

"Oh..." Gua memberi respon singkat.

Petugas itu berdiri, mengulurkan tangannya. Gua menyambut dan menjabat tangannya.

"Hati-hati ya, Sal. Pokoknya jangan sampe kamu balik kesini lagi" Ucapnya, masih sambil menjabat tangan gua.

"Iya Pak Didi" Jawabku, kemudian bersiap pergi. 

Sementara aku pergi, terdengar Pak Didi kembali memanggil nama lain. Seorang petugas menghampiri, membimbing gua melewati lorong berliku yang berpagar tinggi. Hingga akhirnya, kami tiba di sebuah pintu besi berukuran besar. Petugas itu, menekan tombol pada sisi pintu, menimbulkan bunyi meraung keras disusul suara 'cklek' dan pintu otomatis terbuka. 

Petugas itu membuka pintu lebar-lebar dan mempersilahkan gua untuk keluar.

---


Spoiler for Prolog:

Diubah oleh robotpintar 06-05-2024 10:33
amoreibal
whadi05
yowichce
yowichce dan 129 lainnya memberi reputasi
130
146.6K
2.5K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
robotpintarAvatar border
TS
robotpintar
#285
Part 14 - Dia dan Sebuah Maaf
Spoiler for Part 14 - Dia dan Sebuah Maaf:




Thirty Seconds To Mars - A Beautiful Lie

Lie awake in bed at night
And think about your life
Do you want to be different?
Try to let go of the truth
The battles of your youth
'Cause this is just a game

It's a beautiful lie
It's a perfect denial
Such a beautiful lie to believe in
So beautiful, beautiful lie makes me

It's time to forget about the past
To wash away what happened last
Hide behind an empty face
Don't ask too much, just say
'Cause this is just a game

It's a beautiful lie
It's a perfect denial
Such a beautiful lie to believe in
So beautiful, beautiful lie makes me

Beautiful

Everyone's looking at me
I'm running 'round in circles, baby
A quiet desperation's building higher
I've got to remember this is just a game

So beautiful, beautiful
It's a beautiful lie
So beautiful, beautiful
It's a beautiful lie
So beautiful, beautiful
It's a beautiful lie
So beautiful, beautiful

It's a beautiful lie
It's a perfect denial
Such a beautiful lie to believe in
So beautiful, beautiful lie makes me

Diubah oleh robotpintar 25-03-2024 13:51
ilesha
aripinastiko612
mmuji1575
mmuji1575 dan 55 lainnya memberi reputasi
56
Tutup