amekachiAvatar border
TS
amekachi
Perceraian di RI Terus Naik: Janda di Banten 18.031 Orang, Tigaraksa yang Terbanyak!

Tingkat Perceraian di Indonesia Terus Naik dari Tahun ke Tahun! Jumlah Janda di Banten Mencapai 18.031 Orang, Tigaraksa yang Terbanyak



Selamat malam agan dan sista semuanya, apa kabarnya hari ini? Semoga sehat selalu kapanpun dan di manapun!

Ada kabar terbaru nih dan yang ini terjadi ternyata di wilayah Tigaraksa, kabupaten Tangerang, provinsi Banten. Padahal saya pun bertempat tinggal di sini, tapi baru ngerti atau mungkin karena tinggal di perumahan yang otomatis pasangan dari luar kemudian ambil rumah di Tigaraksa.

Tentang masalah kehidupan dalam berumah tangga yang adakalanya banyak terjadi kendala seperti perceraian dan perpisahan, yang mana ternyata menurut yang diungkapkan oleh unggahan Instagram @infobalaraja pada Senin, 18 Maret 2024 dan dibenarkan oleh Humas Pengadilan Tinggi Agama Banten, Buang Yusuf.

Jumlah tingkat perceraian yang mengakibatkan seorang wanita menjadi janda di Indonesia terus naik dari tahun ke tahun, semisal dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, bahwa angka perceraian di Indonesia naik dari 336.143 kasus pada tahun 2020 menjadi 344.039 kasus pada tahun 2021. Dan provinsi Banten juga dinyatakan sebagai salah satu wilayah di Indonesia yang jumlah janda meningkat drastis sekitar 19.031 orang, dengan yang paling banyak ada di Tigaraksa.


Quote:





Peran pengadilan agama menjadi penting dalam menangani perkara perceraian ini. Mereka tidak hanya bertugas untuk memutuskan perkara perceraian, tetapi juga memberikan pendampingan dan konseling kepada pasangan yang mengalami konflik. Upaya ini diharapkan dapat membantu mengurangi jumlah perkara perceraian dan mencegah terjadinya perpisahan.

Meskipun angka tersebut dapat menjadi perhatian bagi masyarakat, penting untuk memahami bahwa setiap cerai tidak selalu berarti kegagalan. Terdapat situasi tertentu di mana perceraian menjadi solusi terbaik bagi pasangan yang tidak lagi dapat hidup harmonis bersama.

Namun, dalam kasus perceraian, perlu ada perhatian dan dukungan bagi para janda. Mereka harus diberdayakan dan diberikan kesempatan untuk membangun kembali kehidupan mereka setelah perceraian. Bantuan dan sumber daya yang tersedia, seperti program kewirausahaan dan pelatihan keterampilan, dapat membantu janda menjadi mandiri dan menghadapi masa depan dengan lebih percaya diri.

Dengan memperhatikan tren ini, diharapkan dapat ada langkah-langkah preventif untuk mengurangi angka perceraian dan memberikan perlindungan bagi para janda. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan lembaga terkait, tetapi juga tanggung jawab setiap individu dalam membangun keluarga yang harmonis dan saling mendukung.


Sumber Tulisan dan Gambar:

1

2
Diubah oleh amekachi 18-03-2024 12:35
screamo37
tuan.boro007952
meiimeee
meiimeee dan 12 lainnya memberi reputasi
13
2.8K
110
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
dickyb21Avatar border
dickyb21
#46
Ga heran si, dlu gua pernah kerja di daerah sana (Cikupa)
dan emang wow bgt si kata gua mah

waktu itu gua masi Freshgraduate, baru lulus kuliah, usia gua 23 tahun saat itu.,
Ceritanya memang awal bulan habis Gajian, pulang kerja lapar dong, gua naek grab car ke richese citra raya sendirian
(jaman promo grab car masi 1000 perak, hihi)

terjadilah obrolan yang kurang lebih seperti ini
Driver : Beli makan di Ricis ini mas?
Gua : Iya pak
Driver : Wah habis gajian pasti mau bawain makan enak buat anak istri ya mas? haha
Gua : haha, sa ae si bapak, nikah aja belum pak, masa mau inden dulu
(Jawab gua santai ngebales candaannya pak driver)
ini yang epicDrivernya kaget dong, beneran kaget woy, gua umur 23, udah kerja, tapi belom punya anak, bahkan belom nikah emoticon-Bingung (S)
Yaaa gua juga kaget dong, gua kaget kenapa dia kaget dengan hal yang menurut gua sangat normal itu emoticon-Sundul Gan (S)

yaaa sebenernya gua paham beda daerah beda budaya, tapi tetep aja gua cukup kaget dong

Ga tau ya yang bener seperti apa, tapi kalau dari orang2 sekitar gua (yang di sana) itu umur 18 udah waktunya nikah gitu, udah normalnya punya anak

Gua ga bilang itu salah atau itu aneh.,
Tiap daerah punya budayanya masing2 dan gua sangat menghormati itu.,
Tapi kalau gua disuruh ikut budaya orang, maaf gua ga bisa.,
Gua punya budaya gua sendiri.,

karena menurut gua usia matang secara mental itu umur 26+
Dibawah usia itu masi suka main, suka kenalan dgn lawan jenis, suka explore hal-hal baru terutama hal-hal seqsual, masi emosi jangka pendek, visi kedepan jg masi labil
Juga dari segi finansial usia 26+ selain sudah mulai punya pondasi, biasanya jenjang karir jg sudah mulai kelihatan arahnya, jadi lebih stabil

Nikah usia 26+ pun jg ga memungkinkan untuk mengalami hal yang serupa, cuma ratio nya lebih kecil, karena secara mental dan finansial lebih matang(itu menurut gua ya)
caerbannogrbbt
mubafirs
wen12691
wen12691 dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Tutup