mnotorious19150Avatar border
TS
mnotorious19150
Alasan Milenial Tunda Pernikahan, Karier hingga "Sandwich Generation"


KOMPAS.com - Angka pernikahan di Indonesia menunjukkan penurunan setidaknya dalam 10 tahun terakhir.  Berdasarkan Laporan Statistik Indonesia 2024 yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS), angka pernikahan pada 2023 sebanyak 1.577.255. 

Jumlah pasangan yang menikah sepanjang 2023 lalu, turun 128.093 dibandingkan pada 2022 yakni sebanyak 1.705.348.  Tren penurunan angka pernikahan sebetulnya sudah terjadi sejak 2012. Saat itu, angka pernikahan tercatat mencapai 2.289.648.

Meskipun angkanya sempat naik pada 2017 dan 2018, tetapi jumlahnya kembali turun sejak 2019 hingga 2023 lalu. Padahal, setidaknya sejak 2007, angka pernikahan di Indonesia konsisten naik. 

Tidak hanya di Indonesia, fenomena ini sebetulnya terjadi secara global dan di berbagai benua. Kompas.com berbincang dengan beberapa kelompok milenial (kelahiran 1981-1996) yang belum menikah. 

Ketika bicara soal menunda pernikahan, apalagi fenomena menikah tanpa anak (childfree), seringkali banyak orang beranggapan hal itu lebih banyak terjadi di perkotaan.

Kendati demikian, menarik untuk melihat lebih jauh tentang alasan dari mereka yang memutuskan belum menikah dan mendalami beberapa cabang permasalahan yang bisa jadi cukup kompleks.

Alasan milenial tunda pernikahan, karier hingga finansial Meski belum menginjak usia kepala tiga, Gempita (28 tahun) mengaku sudah kenyang ditanyai oleh beberapa orang di sekitarnya, terutama keluarga, soal kapan menikah.

Baginya, selama tidak menyinggung, ia hanya bakal menanggapi dengan sekadar mengiyakan atau tertawa.

"Gerah pasti, tapi sudah di titik malas jadi sekadar "iya-in" atau ketawain saja. Kalau sudah menyinggung, baru deh minta balikin kayak "ya sudah bawain calonnya ke sini lah daripada nanya melulu" atau "mau ngasih berapa sih nanyain melulu". Kalau orangnya tersinggung ya biar saja karena omongan atau pertanyaan yang mereka lempar juga menyinggung pribadi saya. Toh belum menikah juga bukan keinginan saya," ucapnya kepada Kompas.com, Jumat (8/3/2024).

Gempita mengatakan punya rencana untuk menikah dan memiliki anak, meskipun tidak dalam waktu dekat karena memerlukan persiapan materi dan mental.

Banyaknya kasus penelantaran anak, kurang gizi, dan masalah lain yang diekspos di media massa membuatnya bulat ingin mematangkan diri sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.

"Kasarnya, untuk hidup sendiri saja sudah sulit ditambah lagi dengan pasangan dan anak. Makanya perlu banget persiapan matang supaya lebih siap," tuturnya.

Kondisi serupa juga dialami Nisa Zonzoa (33 tahun) yang dulu sempat ditanyai keluarga dan kerabat soal pernikahan. Apalagi, punya pekerjaan sebagai aktivis antikorupsi menuntutnya banyak bepergian ke luar kota dan luar pulau di Indonesia, sehingga punya banyak kesempatan bertemu banyak orang.

"Ada yang sampai bilang, kamu sudah keliling Indonesia, ke sana ke sini tapi enggak dapat jodoh. Kadang aku suka ngambek, tapi ke sininya ya sudah terserah, itu bukan sesuatu yang bisa aku kendalikan," ujarnya.

Meskipun, setelah ibunya meninggal dunia dua tahun lalu, Nisa mengatakan tak lagi banyak yang menanyakan soal pernikahan dan lebih banyak mendoakan.

Ia mengaku tidak menunda untuk menikah maupun memiliki anak, hanya saja belum menemukan sosok yang dianggap tepat sebagai pasangan.

Jika diberi kesempatan untuk memiliki anak, ia pun hanya menginginkan satu anak karena faktor usia dan biaya kehidupan yang tinggi.

"Misal aku menikah dua tahun lagi, kehamilanku akan cukup berisiko jadi lebih baik punya anak satu untuk kebaikanku dan anakku nanti. Alasan lain biaya pendidikan, biaya hidup kan enggak murah," tuturnya.

Prioritas hidup juga menjadi alasan bagi beberapa orang belum memutuskan untuk menikah.

Frisil (32 tahun), misalnya, mengaku belum ada rencana untuk menikah karena masih mau fokus dengan kariernya dan saat ini tak mempermasalahkan hidup tanpa pasangan.

"Sejauh ini masih berpikir menikah itu untuk apa. Toh hidup sendiri juga menyenangkan, bisa fokus sama yang kita mau. Intinya lebih bebas saja, sih," ucap perempuan asal Bogor itu.

Di sisi lain, Frisil juga mengatakan tak menerima tekanan atau pertanyaan dari kerabat dan keluarganya soal pernikahan, kecuali sekadar pertanyaan basa-basi saat momen kumpul seperti Hari Lebaran.

Apalagi, beberapa saudaranya yang berusia lebih tua darinya juga masih belum menikah.

"Sama keluarga sendiri, khususnya orangtua sih enggak pernah bahas ini juga. Meski sudah di atas 30-an, enggak pernah ada pertanyaan yang mengarah ke sini juga," katanya sambil tertawa.

"Sandwich generation" Alasan kemantapan finansial juga menjadi pertimbangan bagi Dimas (32 tahun) untuk belum memutuskan menikah.

Meskipun mengaku punya rencana menikah dan punya anak, posisinya sebagai "sandwich generation" membuatnya merasa belum tenang untuk membina keluarga baru dan meninggalkan keluarga.

"Gue anak bontot. Kakak pertama cewek, kakak kedua cowok. Waktu bokap dan nyokap sakit, kakak kedua gue terpaksa harus resign dari kerjaannya untuk jagain mereka. Jadi yang pontang-panting dan berusaha adalah gue, karena enggak bisa berharap sama kakak yang pertama."

"Sandwich generation itu salah satu pertimbangannya. Karena kalau sudah kepikiran ke sana (menikah) tapi keluarga masih pontang-panting, gue enggak bisa tenang. Sekarang bokap dan nyokap sudah enggak ada, jadi baru mau mulai menata hidup lagi," tuturnya.

Dimas mengaku pernah beberapa kali ngobrol dengan beberapa teman yang sudah menikah dan punya anak, sekaligus untuk mengumpulkan informasi apa saja yang perlu disiapkan sebelum menikah. 

Pekerja swasta yang berkantor di Jakarta Pusat itu juga pernah berbincang dengan teman-temannya yang lain yang berada pada situasi serupa dan punya kesamaan pandangan. Terutama soal kemantapan finansial.

"Banyak yang kondisinya kayak gue, juga masih berusaha untuk mencari pasangan hidup yang tepat. Sering sharing, terus pendapatnya mirip-mirip. Soalnya, di umur begini sudah enggak mau yang main-main lagi, yang serius langsung. Jadi, hopefully dapat pasangan yang terbaik," ucap Dimas.

kompas.com
Mistaravim
pasti2periode
pasti2periode dan Mistaravim memberi reputasi
0
626
53
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
asbunasbunAvatar border
asbunasbun
#1
kalo pas engas, kaga punyak pasangan trus pegimana.

masak terus2an colai ma jajan mulu.


emoticon-Amazed
mnotorious19150
mnotorious19150 memberi reputasi
1
Tutup